I'm writing about...

Potret Ketimpangan Dunia Pendidikan Antara Prestasi atau Privilege?

Jadi setelah sukses menyelesaikan drakor "Study Group" hadirlah drakor selanjutnya berjudul "Undercover High School".

Meski tak berlimpah visual pemainnya namun Lead Male-nya adalah Seo Kang Joon, Oppa dengan mata berwarna coklat ini seger banget dan masih cocok jadi anak sekulahan. *huahahaha..(ketawa dengan nada lembut).

Awal-awal saya juga sudah underestimated drakor ini karena ya itu tadi visual pemainnya ga berlimpah ruah kayak di Study Group yang villain-nya aja, aje gile biar kata tengil dan jahatnya melebihi syaiton penjahat tapi jujurly mereka guanteng poll 😂. 

Hi..Pi Han Wool ada salam dari mamak-mamak di Cimahi 😂😂 ga bisa move on dari cara jalannya villain yang satu ini, cara duduk, masukkin tangannya ke saku celana huah beberapa kali sambil nunggu episode selanjutnya saya selalu rewatch dong😂😂 *bener-bener ye emak-emak ini*.

Oke temans back to Undercover High School..

Berbeda dengan Yoon Ga Min yang mencari teman belajar, nah Seo Kang Joon memerankan sebagai agen BIN yang menyamar jadi anak sekulah untuk mencari EMAS BATANGAN.

Saat ini sudah mencapai 10 episode tapi tuh emas kagak nongol-nongol, menariknya adalah banyak sekali insight yang akhirnya menginspirasi saya untuk menuliskan opini dalam blog ini. 

Dari drakor ini, yang saya soroti adalah ketimpangan dalam dunia pendidikan..iya dunia pendidikan layaknya bisnis yang dikuasai Oligarki. 

Potret Ketimpangan Dunia Pendidikan Antara Prestasi atau Privilege?

Dunia Pendidikan di Tangan Oligarki Menjadi Akar Masalah

Sebentar...sebentar beneran dunia pendidikan ada di tangan Oligarki? iya ga salah liat kok, dalam drakor "Undercover High School" fenomena ini tercermin dalam karakter pimpinan pemilik yayasan dan juga kepala sekolahnya beserta dewan sekolah yang isinya adalah orang tua siswa dengan status KAYA RAYA.

Coba deh sekarang temans bisa bayangin dengan kebijakan-kebijakan yang nyeleneh mereka atur sedemikian rupa sehingga dalam hal ini yang diuntungkan adalah kelompok mereka dan khususnya anak-anak mereka yang bersekolah di dalamnya.

Dalam drakor ini, fenomena yang terjadi adalah Pemilik yayasan *si Ibu DORA yang juahat Poll (potongan rambutnya mirip banget Dora) meminta kepala sekolah dan salah satu gurunya untuk mengubah nilai dan memposisikan anak-anak dalam kelompok "elite" pada urutan TERATAS.

Pihak yang turut andil dalam praktik ini lalu mengaturkan rangking siswa bukan berdasarkan nilai murni yang mereka peroleh akan tetapi berdasarkan siswa ini anaknya siapa? maka akan diurutkan dalam peringkat berapa?

Wah ini sih bikin geram bukan?

Praktik Oligarki di dunia pendidikan akan merugikan banget, mimpi-mimpi anak-anak yang tidak memiliki privilege akan lenyap seketika bukan karena mereka ga punya prestasi tapi karena ternyata semua sudah diatur oleh pihak tertentu. 

Itu drama kok Herva! ga ada di Negeri Indonesia mah? 

Meski itu drama tapi akhirnya membuka mata saya, berharap pendidikan kita di Indonesia ga ada deh dikuasai oleh oligarki. Karena apa? dari sistem pendidikan yang dikuasai oligarki ini secara tidak langsung loh menanamkan nilai-nilai melahirkan generasi yang rentan terhadap praktik korupsi dan keserakahan. Oopss...

Tapi...tapi...tapi...nyatanya sekarang berapa banyak kasus korupsi? Astagfirullah?....

Bila diambil korelasinya bisa jadi bukan ketika pendidikan dijalankan dengan logika bisnis dan kompetisi tidak sehat, maka yang terjadi adalah melahirkan generasi SERAKAH, KORUPSI, ga punya akal sehat!


Dunia Pendidikan di Tangan Oligarki Menjadi Akar Masalah

Dunia Pendidikan: Prestasi Vs Privilege

Dalam satu episode drakor ini menampilkan adanya kelas malam, iya di sana berlaku kelas malam dimana anak-anak bisa belajar di sekolah.

Sedih ga sih melihat anak-anak yang tidak memiliki privilege hingga belajar dengan ekstra demi mendapatkan hasil yang baik.

Berapa banyak harapan dan impian mereka yang harus dilalui melalui ketekunan mereka di sekolah namun akhirnya semuanya bisa hancur karena sistemnya ga jujur. huhuhu...

Sementara anak-anak "kalangan elite" bisa berleha-leha bahkan ada anaknya yang bisanya bully temannya tapi juga jadi member judol namun tetap istimewa hadeuh. Jujur yah saya sebagai orang tua nyesek banget jika beneran sistem pendidikan ada yang demikian. 

Untungnya sistem pengaturan nilai dan peringkat ini ketahuan juga. Uhuy ada guru yang berani bertindak sampe rela ketusuk. Lalu gimana abis ketauan?

Ada satu scene yang menjengkelkan dimana salah satu siswa laki-laki yang merengek menelepon ke ayahnya "ayah gimana mau lanjut ke luar negeri, aku kan ga bisa bahasa inggris". Makanya belajar Tong bukan manfaatin nama besar dan kekayaan Bapaklu 😪!

Kebayangkan isinya dunia ini jika hanya ada manusia-manusia yang MINIM PRESTASI tapi PUNYA PRIVILEGE doang?

Stop...ga semua kok minim prestasi..!!

Sebenarnya menurut saya privilege dalam dunia pendidikan tuh ga semata-mata deh digunakan dalam hal kurang baik. Ada juga anak-anak yang memiliki privilege pendidikan dan bisa memanfaatkan privilege itu dengan baik.

Banyak anak berprestasi lahir dari privilege pendidikan karena apa? karena mereka difasilitasi dengan baik. Dari kicil aja udah disekolahin, privat sana sini ga heran pas udah gede lanjut ke Universitas Terbaik di Dalam maupun luar negeri.

Coba siapa yang pernah nonton Clash Of Champion dari RG? siswa-siswa pintar dan pandai rata-rata ya dari keluarga yang berkualitas pendidikan maupun ekonominya.

Contohlah Shakira Amirah, mahasiswa kedokteran yang sudah menerbitkan 13 jurnal terindeks SCOPUS ges! waktu saya lihat profil dia yang sudah menerbitkan 13 jurnal SCOPUS kalau ga salah Q1 lagi saya langsung bergumam ini mah ga kaleng-kaleng pasti keluarganya.

Dan ya terjawab, Shakira memiliki ibu seorang Dokter yang memutuskan menjadi IRT dan ayahnya pun juga seorang Dokter.

Oke....inilah potret Privilege Pendidikan yang Baik! Privilege ada Prestasi juga..gasss Shakira!

Namun gimana dengan anak berprestasi namun minim privilege? inilah saya jadi inget Aini dalam kisah yang ada di buku Guru Aini. Dalam cerita, Aini dikabarkan lulus masuk kedokteran namun sayangnya terpentok dengan biaya kuliahnya. huhuhu sedih, nyesek...

Baca yang ini juga: Mengapa Harus Pandai Matematika?

Ada Aini-Aini lainnya di dunia nyata karena keterbatasan dan akhirnya memilih mengubur impian mereka. Tapi semenjak saya melihat IG Dosen ITB Mas Imam, ternyata selalu ada jalan sih bagi yang berprestasi untuk tetap maju meski mereka bukan berasal dari keluarga kaya.

Apa yang Bisa Dilakukan Menyikapi Potret Dunia Pendidikan?

Apa yang Bisa Dilakukan Menyikapi Potret Dunia Pendidikan Kini?

Sebagai orang tua siapa sih yang tidak menginginkan yang terbaik untuk anaknya? lalu dengan potret dunia pendidikan kini apa yang bisa kita lakukan agar anak-anak kita juga bisa menghadapi ketimpangan ini?

Saya pribadi lebih baik untuk menemukan passion dan bakat anak-anak sehingga meskipun saya belum bisa memberikan privilege lebih namun setidaknya saya juga memperhatikan kondisi anak-anak. Selain itu juga saya fokus untuk pengembangan karakter.

Saya menginginkan anak-anak menjadi berkarakter baik, ini bekal untuk kedepannya. Menyekolahkan dengan sekolah yang sesuai dengan visi misi sebagai orang tua saat ini adalah effort saya agar anak-anak berpondasi dengan akhlak yang baik.

Saya pribadi ga ingin MEMAKSAKAN memasukkan anak di sekolah dengan "reputasi" keren namun dari awal sudah tidak menggunakan jalan seharusnya alias "bayar bangku". Jika dari awal sudah demikian bagaimana selanjutnya? 

Bukankan menyekolahkan anak-anak sebagai bentuk ikhtiar kelak mereka yang akan melanjutkan sujudnya kita maka dari itu mulai dari sekarang saya bertahan dan tidak tergiur dengan iming-iming lulusan sekolah "X" itu jauh lebih baik buat saya pribadi.

Untuk kedepannya? kesempatan selalu ada bukan? sebagaimana orang-orang sukses yang lahir dari keluarga perintis masih bisa mengukir prestasi. Selalu ada jalan yang diberikan bagi siapa saja yang mau berusaha apapun latar belakangnya.

***

Well, temans demikian yang bisa saya bagikan kali ini. Ketimpangan pendidikan yang ada dalam drakor "Undercover High School" mungkin terasa sangat dramatis *lah iya namanya juga DRAMA 😂, semoga di dunia nyata tidak ada yang seperti ini. 

Kalaupun ada di dunia nyata, sebagai orang tua hanya bisa berdoa dan mendidik anak-anak dengan integritas, nilai-nilai luhur, berkarakter mulia *syailah* karena  pada akhirnya, pendidikan bukan sekadar prestasi atau privilege, tapi tentang membekali anak-anak kita dengan kemampuan untuk menggapai potensi terbaik mereka, apapun latar belakang mereka.

Penasaran deh 2 episode terakhir dari "Undercover High School" semoga praktek tidak etis ini hanya ada dalam drama yah. Drakor sebagus ini tapi ratingnya ga sampe 2 digit sayang sekali huhuhu.

Ada yang sudah nonton juga? bagaimana dengan pendapatnya? boleh dong sharing.

Komentar

  1. Usul Mbak, abis itu nonton Riding Life aka Mother and Mom. Itu realita pendidikan anak PAUD yang mengerikan di sana.
    Btw, realita siapa ngatur nilai siapa juga pernah aku alami. Waktu itu sebagai walikelas sekaligus guru mapel, aku dapat request dari walikelas lain untuk utak-atik nilai anak muridnya. Anak yang ortunya suka royal ke dia, dia minta dikatrol nilainya, biar ngalahin nilai anak yang aslinya emang tertinggi di mapelku. Pikirku, kok bisa dia nggak adil kayak gitu!

    BalasHapus
    Balasan
    1. well mba mau cari ah drakornya makasih nih sarannya..

      Btw kok aku nyesek ya mba itulah knp ga dibolehin ngasih2 ke guru ya..bila ga kuat Iman maka yg terjadi adalah ini. Katrol nilai di dunia nyata pun ada! astagfirullah

      Hapus
  2. aku juga follow IG SantosoIM, aduuhh baguuss banget konten kontennyaaaa, mana suara blio kencengg bangettt kayak abis nelan toa masjid 😷😴 jadi pemirsa reels-nya pak Dosen ITB ini ikut semangaattt🔥 btw memang nyebelin yaaa kalo kaum privileged ini seenaknya dewe

    dan ini terjadi juga sihh di banyak sekolah di RI. yhaa susah berantasnya, apalagi kondisi sekarang makin ngacooo

    BalasHapus
    Balasan
    1. wkwkwk Mba ngakak suara nelen toa :D

      nah iya yah smg kondisi di RI makin baik Bismillah

      Hapus
  3. Aku juga lagi nonton drama iniii wkwk dan selalu nungguin karena emang seru. Bukan cuma misterinya tp jiga ada comedy ringan yg cukup menghibur wkwk

    Aku jadi inget waktu Maudy Ayunda awal2 ketrima di Stanford dan banyak yg bilang karna privilege. Pdhl mah, aku pun kalo punya privilege blm tentu bs sekeren Maudy hehe 😆

    Kl perihal sekolah aku jd keinget program Sekolah Unggulan Garuda dan Sekolah Rakyat. Waktu baca perbedaan fasilitasnya agak sedih, karna sekolah rakyat gada tuh fasilitas kesempatan exchange keluar negeri. Pdhl kan banyak adek2 pinter yg kurang beruntung 🥲

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah kan seru ya mba ga cuma komedi tapi emang misteri deg2an 2 episode selanjutnya..

      Oh iya dulu rame yah tp Maudy salah satu yg manfaatkan itu dg baik, sukses pendidikan dan karir-nya Mba..

      Nah ini pemerataan pendidikan kurang maka sekolah dg fasilitas bagus milik si kaya smg next sih yah rata shg teman2 yg krg dari sisi ekonomi bisa jg merasakan pendidikan dg fasilitas yg keren shg potensinya kian melambung

      Hapus
  4. Aku tuh mau nonton drakor yg berbau anak sekolah agak ragu. Soalnya suka stress duluan kalo nonton bully yg terjadi di sana. Blm lagi kompetisi nya yg udh mengarah ga sehat. Kata temenku yg menikah dengan orang korsel, memang seketat itu persaingan di sana.

    Walaupun ttg oligarki ini bisa jadi cuma ada di drama, tp ga tau kan realitanya. Toh kita ga merasakan.

    Kadang aku mikir apa ga stress seumur hidup kalo selalu dipaksa utk bersaing. Ditambah pula kalo mix Ama anak2 yg punya privilege ortu kaya. Kayaknya mau jungkir balik setengah mati ttp ga akan bisa menang 😂😂.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya justru itu mba dan ini yg lg disoroti Gubernur Jabar, peningkatan pendidikan karakter khususnya untuk anak2 level ekonomi menengah ke bawah krn korelasi dg angka mhn maaf kriminalitas lbh bnyk oleh level tersebut sementara anak2 dg privilege ortu kaya circle-nya sdh ngebangun koneksi ga heran mereka semakin di atas wlw karakter jg ga bisa dijamin anak2 privilege pny karakter yg "baik" xixixi

      Hapus
  5. Manusia-manusia yang MINIM PRESTASI tapi PUNYA PRIVILEGE doang? << punten mba, kalimat ini kok berasa sampai ke hatiku seperti sesuatu yang ingin disampaikan pada dunia sesungguhnya dengan nada teriak ha ha ha ha ha

    Begitulah,
    Suka tidak suka film itu adalah pembentukan frame yang paling cerdas, karena seringkali diambil dari kehidupan sebenarnya, walau dibalut dengan imajinasi. Walau sadar juga kalau imajinasi hadir dari apa yang dilihat dan didengar.

    Soal Drakor, maafkan diri kurang suka nonton kecuali memang yang direkomen banget sama orang-orang terdekat ( alias dipaksa karena bilangnya bagus hihi)

    Anw tulisanmu manis deh, masuk ke hati. Terima kasih ya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku juga picky mba ga tll suka bgt cuma drakor pilihan saja wkwkwk...

      makasih mba apresiasinya makin ngegas buat nulis haha

      Hapus
  6. Aku baca ceritanya malah jadi berasa ngaca mbak, wkwkwk. Keinget dulu pun aku punya mimpi setinggi langit, belajar siang malem udah kayak apaan tau. Eeeh, pas lulus sekolah malah drop ga ada biaya sama sekali. Tapi untungnya jalan mah selalu ada ya, meskipun bukan kampus favorit tapi at least bisa kuliah kelas malem.. persis kayak cerita film ini, heuheuheu.

    Makanya sekarang aku mah bismillah kerja keras terus lah. Jangan sampeee deh pokoknya nanti anakku ngerasain apa yang kurasain. Sebisa mungkin, jangan sampai mimpinya terhalangi oleh biaya

    BalasHapus
  7. Sekolah yg mengutamakan anak orkay itu semoga hanya ada di dunia fiksi ya. Tapi kalau misalnya anakku "kejeblos" di sekolah macam itu, bakal kukeluarkan karena enggak adil banget. Mending cari sekolah lain yg penilaiannya fair.

    BalasHapus
  8. Aku sudah menamatkan Study Group dan sukaaa sekali, tema pendidikan yang dikemas jadi action drama bak cerita kepahlawanan. Keliatan banget si diangkat dari webtoon. Kalau undercover high school belum nonton, semoga bagus juga. Waduh kalau pendidikan memakai praktik oligarki itu bakalan the worst banget sih, secara sudah banyak banget praktik oligarki di berbagai lini di negeri ini. Pendidikan menjadi pilar utama menuju masa depan yang diimpikan oleh semua orang (eh, semua orang atau hanya segelintir orang?) terlebih dalam kondisi saat ini yang bisa dibilang belum stabil pendidikan jadi seperti cahaya yang akan memerangi kegelapan. Kalau sampai dikendalikan oleh segelintir orang maka kasian aku aku yang lain (anak dalam kondisi ekonomi serba kekurangan). Padahal bisa jadi mereka punya potensi yang lebih besar dan lebih baik dari anak yang tumbuh dengan privilege.

    BalasHapus
  9. Waktu daku SD ada satu orang temen sekelas sama daku yang dapat privilege, gara² dia cucu kepsek. Asli menyebalkan, dan agak nakal.
    Hanya aja, pas neneknya pensiun alias kepseknya udah beda orang dan pas mau masuk SMP dianya berubah, karena bukan masuk ke SMP favorit

    BalasHapus
  10. cuplikan drama undercover high school sempet lewat berandaku mbak, dan pas liat sekilas, aku cuman mikir ini drakor kayaknya bagus

    ehh bagus juga ternyata ya mbak, pastinya ada hikmah yang bisa diambil
    Memanfaatkan privilege keluarga selama caranya bener, aku oke oke aja
    apalagi orangtua dan keluarganya support terutama ke bidang pendidikan

    BalasHapus
  11. Saya belum nonton drakor ini, Mbak. Tapi kalau tema sekolah, pasti ada yang kayak beginian. di sinetron juga sering disinggung kalau anak yang orang tuanya pemilik yayasan sekolah, pasti semaunya, termasuk urusan nilai bisa diatur. Bahkan hal ini sering ditulis juga di cerita-cerita remaja. Boleh nih, saya cari. Penasaran juga, apalagi ada misteri-misteri tersembunyi yang harus diungkap.

    BalasHapus
  12. Jadi teringat film bad genius series dimana orang kaya beli jasa orang pinter buat ikut ujian kuliah keluar ngeri, emang terlihat gk masuk akal dulu tapi sering tua memang banya banget ketimpangan itu mulai terlihat dan itu sekarang di bicarakan secara lumrah, seperti cerita anak rektor dan petinggi kampus memang sudah punya kursi masuk kuliah tanpa ujian. dan itu benar kejadian sama kenalan saya yg cerita dengan santainya tanpa merasa bersalah kalau adiknya masuk jalur privilge. jadi gk heran sekarang kalau orang kerja di istansi pemerintah modal ordal, toh dari masuk kuliah aja jalur gaib.

    BalasHapus
  13. Aku termasuk yang suka nonton drama Korea berteman anak sekolah mba dan yes aku pun mengamati banyak hal yang bikin miris. Privilege di tangan orang tidak tepat bisa menghadirkan banyak bencana.

    Konon drama atau film yang suka ditampilkan sebuah negara itu tuh kurleb potret atau keresahan asli juga. Nah, kalau awalnya udah pake cara salah bener mba bisa menciptakan monster monster baru pelaku KKN. Ngeri banget dan di negeri kita udah mulai terasa, semoga sih ya jangan sampe terus-terusan dan makin parah soalnya berbahaya.

    BalasHapus

Posting Komentar

Selesai baca yuk tinggalin jejak komennya ^^
Haturnuhun