Waktu ada info peresmian Mesjid Al-Jabbar, saya sangat terpukau dengan megahnya serta keindahan mesjidnya.
Keinginan bisa ke sana tentu saja sangatlah besar, namun niat yang besar itu kian urung takkala menyaksikan berbagai video yang isinya :Dahsyatnya kemacetan menuju mesjid tersebut.
Belum lagi video viral berisikan ketidaksadaran Jamaah yang bukannya bertafakur di mesjid malah ngadon botram a.k.a makan bareng di dalam mesjid juga berenang. Astagfirullah..
Ditambah lagi, hebohnya tumpukan sampah menggunung di sekitar mesjid. Kok hati ini sedih dan kian urung menjejakkan kaki ke sana jika kondisinya demikian.
Namun Qadarullah, acara Family Gathering sekolah Rayi semester ini adalah berkunjung ke Mesjid Al-Jabbar.
Baiklah mungkin ini jalan mudahnya agar tidak melalui kemacetan dan segala rupanya.
Menempuh Waktu Lama Menuju Mesjid Al-Jabbar
Sebenarnya trip famgath tak hanya ke Mesjid Al-Jabbar, namun dilalui terlebih dahulu ke Jatinangor Nasional Park. Akan saya ceritakan yah pengalaman ke sana juga.
Dari Jatinangor sekitar pukul 14.00 wib, estimasi pastinya dekat yah menuju Gede Bage dimana Mesjid Al-Jabbar berada.
Namun saya salah, dari tidur-bangun-tidur lagi begitulah siklus saya di dalam bus dan tidak sampe-sampe hingga jam menunjukkan pukul 16.30 wib bus baru berhenti di dalam kawasan Mesjid Al-Jabbar.
WOW banget sekitar 2 jam dari Jatinagor ke daerah ini, warbiyasah rasanya pengen cepet-cepet tiba biar bisa bikin video review.
Tapi memang Allah ga izinkan saya buat bikin video review mesjid Al-Jabbar terlebih hati ini merasa sombong karena akhirnya bisa sampai ke Mesjid ini wkwkwk.
Dan ternyata apa yang terjadi? *saksikan setelah iklan berikut ini* HALAH
Cerita di Mesjid Al-Jabbar
Sore itu, Bandung diguyur hujan tidak besar tapi tidak kecil juga jadi bisa dikatakan sedang-sedang saja.
Turun dari bus, saya kira cerah ceria namun ternyata hujan. Maka saya meminta Rayi untuk ambil payung yang saya taruh di tasnya.
Selang beberapa menit, agak lama ya ges ambilnya karena Rayi harus melawan arus orang-orang yang mau keluar bus sementara ia masuk kembali.
Pada saat keluar, bukanlah payung yang ia ambil namun juga setas-tasnya ia bawa. Bhaiquelah kerimbilan ini harus tetap dibawa daripada ia balik lagi ke bus.
Belum juga 10 langkah dari bus menuju Mesjid, tukang dagang sudah banyak menyerbu dari tukang kapal-kapalan, tukang jas hujan, tukang kresek hingga tukang makanan.
MasyaAllah, rasanya seperti artis yang sedang dikerubuti wartawan untuk diminta klarifikasi *halah*
Dengan gaya ala emak, maka semua tukang dagang mundur teratur. Tibalah di depan mesjid. Ada security yang meminta kami membuka alas kaki, beruntungnya kami sudah sedia kresek sehingga sepatu kami masukkan ke dalam kresek.
Saya kira bisa langsung cus menuju ke dalam mesjid, tapi saya salah. Kami rombongan malah digiring ke Basement.
Ndilalah hari itu saya sedang datang bulan sehingga tidak solat, sementara yang solat dibolehkan solat di basement tanpa ada alas huhuhu kusedih.
Berhubung tidak boleh masuk, akhirnya saya dan Rayi hanya foto di luar seadanya. Ditengah guyuran hujan kami tetap futu-futu, tadinya ingin lari-lari macam artis Bollywood namun diurungkan saja.
Kami tydack siyap jika viral lalu dihujat ramai-ramai wkwkwk.
Perjuangan di Mesjid Al-Jabbar
Berhubung tidak ada tempat untuk singgah barang sebentar untuk luruskan kaki, akhirnya saya dan Rayi putuskan keluar mesjid dan bermain di area luar saja.
Tentu saja angin segar buat tukang dagang yang sudah mengincar saya khususnya Rayi.
Maka sore itu seperti hari ulang tahun Rayi, dari mulai kapal-kapalan, makan bakso, naik kuda hingga jajanan lainnya diborong. Mmm..ingin rasanya kuteriak tapi tercekat.
Nah klimaksnya adalah takkala Rayi berkeliling naik kuda, selepas turun kakinya mungkin terjepit sadel atau apa akhirnya ia ga mampu jalan.
Yes..yes betul sekali Rayi minta gendong! ingat dicerita awal? Rayi disuruh bawa payung malah bawa segembol tas maka selain gembol Rayi, 2 tas harus saya gembol pulak.
Awalnya saya biasa saja namun pas saya tanyakan dimanakah bus pada parkir? jawab seseorang 1 km Bu ke sana arahnya.
Pengen nangis rasanya...
Alhamdulilah jumpa dengan guru dari satu yayasan sekolah akhirnya dibantu dibawakan 1 tas meski berkurang beberapa kg saja tapi itu cukup membantu.
Dalam perjalanan ada beberapa kali saya berhenti karena tak kuasa menahan anak kicik yang beratnya mengalahkan karung beras huhuhu.
Benar adanya ke Mesjid Al-Jabbar itu penuh perjuangan, tak heran ada Jokes yang pernah saya lihat dimana Mamak-mamak minta dipanggil Bu Haji karena sudah ke Mesjid Al-Jabbar yang rasanya seperti Thawaf hahaha.
***
Alhamdulilah setelah jalan cukup lama, jilbab sudah ga karuan karena ketarik-tarik, make up sudah hilang karena peluh mungkin saat itu muka saya udah ga karuan wkwkwk..
Tiba di Bus, kami berdua tepar dan terlelap..
Ah demikian temans sekelumit cerita singkat menuju mesjid Al-Jabbar semoga bisa ke sana lagi dalam kondisi yang nyaman.
Temans sudah ada yang pernah ke sana?
Masya Allah segitu perjuangannya ya ke Mesjid Al Jabbar. Ya sudahlah, aku nanti-nanti saja ke sananya. Sementara menikmati pengajian tengah kota saja dulu sepertinya.
BalasHapusiya teh hahaha luar biasa
HapusHahahahah perjuangan banget ya Mbaaa 🤣😄. Aku tuh pengen sih kesana, tapi kocak aja pas liat ada video yg 3 remaja sedang duduk manis di airmancur nya atau apaan ya itu? Vas bunga?
BalasHapusYa Allah kocak 🤣🤣. Kenapa lah duduk di sana hahahahaha. Bingung juga, tapi gimana Yaa namanya mesjid harusnya memang ramah kepada semua visitor. Cumaaaaa, kalo liat yg ga umum gitu, kok gatel juga pengen nanya, kenapaaaa 🤣🤣🤣. Ga ada tempatduduk lain apa 😅
nah iya mba wkwkwkw
HapusHarus diulang lg kesana teh. Harus bisa masuk ke dalam masjidnya.
BalasHapusudah kebayang macetnya kang jd hoream mun ceuk urang sunda mah
HapusAntara sedih apa ngakak nih bayangin dikerubutin pedagang bak artis yang konpers 🤣🤣. Aduh bangun tidur bangun tidur lagi di bus kok kayak aku emang sih ya tukang molor 🤣
BalasHapuswkwkwk iya Ummi tau sendiri selama perjalanan KL - Bangkok aku tidur mulu
Hapus