"Cepetan beresin mainannya kalau ga dibuang aja yah"
"Oh ini baju bekasnya taroh di keranjang kalau ga nanti dijadiin elap aja yah"
"Ayo makan jangan pilih-pilih, masih banyak yang ga bisa makan"
"Udah ah jangan nangis apalagi kalau malam ntar ada yang ngikutin"
Adakah yang masih seperti itu temans? MENGANCAM anak-anak untuk melakukan sesuatu? inilah gaya parenting yang pernah dulu saya dapatkan.
Alih-alih membuang gaya mengancam dalam parenting ealah kalau badan udah rontok, cuapek luar biasa maka saya akan menerapkan gaya parenting zaman dulu.
Mengancam adalah Qoentji, dengan harapan anak-anak bisa menuruti keinginan saya. Padahal gaya begini bukannya malah anak-anak nurut yang ada makin sengaja dibikin-bikin biar mamaknya kesal.
Ada Apa Dengan Gaya Parenting Zaman Dulu?
Sejujurnya gaya parenting zaman dulu ada yang baiknya juga seperti orang tua itu selalu melarang anak-anaknya keluar rumah jika sudah malam.
Namun gayaa parenting begini kalau dilakukan zaman now sudah ga VALID lagi yah. Yang ada orang tua dilaporkan polisi. Padahal dulu anak-anak gadis akan digantung jika ketauan pulang pagi, anak laki-laki disabet gesper jika tidak ke mesjid.
Bogem mentah akan melayang jika ketauan pacaran dan jalan bersama yang bukan muhrimnya. Namun sekarang sepertinya sebaliknya, saya pernah baca berita dimana ada anak gadis yang melaporkan ibunya karena dilarang pacaran.
Kok ya miris bener? makanya jadi orang tua zaman sekarang tuh serba susah. Ikutan gaya parenting zaman dulu pake kekerasan dan ancaman yang ada anak bisa semakin lepas.
Belajar Dari Gaya Parenting Zaman dulu
Semua gaya parenting tidak bisa baku sih yah. Menurut teori A belum tentu cocok diterapkan dalam gaya parenting di rumah.
Karena saya menyakini sekali jika setiap anak unik sehingga butuh treatment yang berbeda dan ga kaku. Maka orang tua yang harus terus belajar mengisi tangki parentingnya sehingga bisa mendidik anak-anak dengan baik.
Jika gaya parenting dulu, orang tua susah untuk ungkap maaf jika salah kepada anak-anak maka ini yang sebaiknya dihindari dan mulai berubah.
Saya sendiri jujur dulu orang tua saya rasanya memang jarang mengatakan maaf padahal jelas salah. Dan hal ini saya jadikan pembelajaran untuk tidak sulit meminta maaf kepada Neyna dan Rayi jika saya salah.
Bahkan saat saya udah ngomel-ngomel lalu saya pergi ke kamar, setelah saya tenang maka saya akan kembali kepada mereka untuk memohon maaf jika saya cape sehingga suara saya membahana mengalahkan suara Toa hahaha.
Zaman saya kecil, mendiang ibu maupun bapak saya jarang sekali menunjukkan bahasa kasih seperti mengucapkan "I Love You" hingga saya punya 2 anak saja saya tidak mendapatkan itu sehingga saya pun sama timbal balik tak sepatah kata ditujukan untuk mereka ahhahha.
Makanya saat ini, tak heran jika anak-anak saya begitu menunjukkan bahasa kasih sayangnya kepada saya karena saya tidak gengsi untuk mengatakan jika saya sayang mereka. Mengucapkan "I Love You" bahkan sebelum tidur, saya antar mereka setelah doa bersama maka mereka akan sampaikan jika mereka menyayangi saya, "Good Night Bunda".
Sweet bukan dengernya? apalagi saya yang secara langsung mendengar dan ditujukan kepada saya.
***
Bagi saya, ilmu parenting itu memang penting dan wajib dipelajari agar bisa diterapkan pada anak-anak. Jika gaya parenting zaman dulu yang kita dapatkan ada baiknya maka bisa diterapkan namun jika ternyata sebaliknya maka kita sendiri yang tahu gaya parenting seperti apa yang pas diterapkan untuk anak-anak kita.
Terima kasih kepada mendiang ibu dan bapak saya, sudah mendidik saya hingga kini meski bahasa kasih tak pernah nampak, meski ancaman selalu saya dapatkan namun hikmahnya saya bisa menjadi ibu terbaik buat anak-anak saya. xixixi aamiin.
Demikian temans yang bisa saya bagikan kali ini..ada yang punya cerita tentang gaya parentingnya? kuy bisa sharing!
Kasih ucapan kayak I love you, atau terimakasih ke anak, itu dulu ga pernah aku dapetin dr ortu ku mba. Tapi ke anak2ku sendiri, aku lakuin, demi mereka bisa tahu kalo Kata2 kayak I love you atau terimakasih aja efeknya besar buat penerima. Merasa dihargai, merasa disayang .
BalasHapusTapi jujur yg pale ancaman aku juga masih lakuin sesekali. Cthnya kayak beresin mainan. Dan benran aku lakuin kalo sampe mereka lupa ketigakalinya. Aku beneran buang. Tapi at least kedepannya mereka jadi inget dan ngerapihin bener.
Trus soal makan, aku pake cara mertua, yg kalo anak2 ga mau makan, mereka ga akan Diksh makan. Pada akhirnya anak2 itu jadi mau makan, dan ga pernah lagi ngeluh utk ga makan atau buang2 makanan.