Rasanya suka wow aja apabila saya menemukan seseorang pas interview, lalu menanyakan perihal masa kerja dan yang bersangkutan memberikan jawaban dimana bekerja sudah lebih dari 1 dekade atau bahkan hampir separuh usianya dihabiskan pada perusahaan tersebut.
Kok bisa? tentu saja bisa ada banyak faktor yang bisa menumbuhkan seseorang menjadi employee yang loyal serta berdedikasi pada perusahaan.
Banyak perusahaan yang memang berupaya agar karyawannya selalu loyal dalam bekerja. Istilah ini yang dikenal dengan konsep Employee Engagement.
Saya pribadi sebagai employee dan juga saat ini mengemban amanah sebagai leader, rasanya ga hanya mengandalkan perusahaan untuk bisa membuat karyawan bisa loyal namun sebagai leader tentu saja ada peran penting juga agar bawahan merasakan kenyamanan bekerja.
Peran Atasan Membangun Engagement Karyawan Dalam Perusahaan
Sering kali saya mendengar dan menemukan banyak kasus dimana karyawan selaku bawahan merasa jengkel kepada atasan, merasakan ketidaknyaman bekerja dengan sikap atasan mereka.
Alih-alih mendapat apresiasi yang ada hanya caci maki, sebagai seorang atasan saya sendiri ga bisa pungkiri menemukan rupa-rupa watak dan kinerja bawahan yang selalu bikin saya naik pitam berujung minum obat sakit kepala.
Namun menyikapi demikian, rasanya kurang elok sebagai atasan jika hanya memuntahkan amarah tanpa sedikit memberikan apresiasi atas jerih payah yang sudah dilakukan oleh bawahan.
Dan dari sini saya merasa peranan atasan juga bisa membangun engagement pada bawahan agar bisa mendorong mereka terus berkinerja positif sehingga bisa mencapai goal perusahaan sesuai harapan.
Saya sendiri tidak menampik jika diberikan kewenangan hingga apresiasi atas kinerja saya maka semakin meningkatkan loyalitas saya sebagai karyawan.
Salah satunya ditandai tidak masalah jika saya bekerja tanpa dibayarkan lembur asalkan tuntutan pekerjaan bisa terselesaikan.
Bahkan rekan kerja saya begitu loyal, datang lebih pagi, pulang lebih lambat dan masih mengerjakan tugasnya meskipun di rumah.
Minim Apresiasi Bawahan Depresi
Jarang diapresiasi, banjir kritik, tuai amarah dari atasan merupakan salah satu dari sekian alasan kenapa si karyawan memilih resign.
Menghadapi atasan macam gini memang harus punya mental sekuat baja. Dihalau badai cacian bisa tetap santuy karena ga pake baper tapi lebih kepada kebutuhan.
Tapi yang namanya bawahan juga punya hati, adakalanya sudah tidak kuat menghadapi atasan model begitu sehingga bukan peningkatan kinerja dan engagement pada perusahaan baik namun malah membuat penurunan kinerja.
Resign selalu menjadi senjata utama untuk mengalah dari atasan seperti itu. Maka peran atasan di perusahaan sangatlah penting.
Perusahaan sudah memberikan kesempatan baik namun jika ada oknum atasan yang malah bersikap tidak sesuai maka justru menciptakan lingkungan kerja yang susah berkembang.
Belakangan saya perhatikan perusahaan di luaran sana benar-benar me-maintenance SDM yang ada dengan baik tak heran jika karyawannya juga memberikan timbal balik dengan memberikan kinerja paling sempurna untuk perusahaannya.
Seperti JNE salah satu perusahaan yang saya kenal dengan upaya dan kerja kerasnya dengan mengusung semangat "Connecting Happines" sehingga dengan semangat ini membuat JNE mampu mengedepankan kualitas pelayanan kepada pelanggan dengan baik.