Saat membuka Netflix, saya melihat dideretan 10 tren film, ada satu film Indonesia nyangkut pada deretan tersebut selain drakor.
Angga Yunanda dan Putri Marino menghiasi poster film tersebut. Judul filmnya Cinta Pertama, Kedua dan Ketiga.
Film ini saya tonton hingga selesai menemani perjalanan dinas saya ke Sukabumi. Dengan durasi 1 jam 51 menit nyaris tak berjeda untuk saya lahap habis.
Mengapa saya tertarik? sedikit sinopsis yang diberikan tentang "merawat orang tua" hal ini menjadi daya tarik tersendiri untuk saya pribadi.
Ada yang sama ga sih kalau liat film dengan tema seputar merawat orang tua merupakan tema yang menarik buat ditonton? karena biasanya itu suka related sama kenyataan.
Selain temanya, saya juga tertarik karena ingin menyaksikan aktingnya Angga dengan lawan jenisnya yang ga seumuran dia.
Sejak melihat aktingnya diweb series Kisah Untuk Geri, saya mulai jatuh hati dengan pemuda yang satu ini hahaha.
credit fr : google |
Film Cinta Pertama, Kedua & Ketiga : Generasi Sandwich
Generasi sandwich? seringkali mendengar istilah itu bukan? istilah yang diperkenalkan kali pertama pada tahun 1981.
Ada banyak cerita di luar sana tentang kisah generasi sandwich. Sejujurnya berat banget menjadi generasi sandwich, ya cape ya lelah itu yang pasti dirasakan.
Rentetan kebutuhan orang tua, tuntutan ini itu sepertinya menjadi satu beban besar yang mau tak mau dipikul para generasi sandwich.
Dan ternyata film garapan Gina S. Noer ini menceritakan tentang generasi sandwich.
Yang saya suka background film ini terjadi saat pandemi, dimana kondisi ekonomi semuanya terdampak tanpa kecuali.
Pemain Film Cinta Pertama, Kedua dan Ketiga
Bukan kali pertama saya melihat akting Putri Marino, dari film posesif hingga web series Layangan Putus makin meyakinkan saya kalau Putri tuh totalitas banget.
Pada film cinta pertama, kedua dan ketiga ini Putri memerankan Asia seorang pelatih dance. Tahulah yah seorang pelatih dance itu energik dan luwes.
Dan saya terpukau sama body Putri Marino yang gilak seh bagus bener kayak yang masih belum punya anak. *insecure beneran 😂
Ibunya Asia diperankan Ira Wibowo, mantan penari latar lalu pensiun dan menderita kanker payudara.
Sementara Angga Yunanda meranin sosok Raja, anak bungsu yang dibebankan sama kakak-kakaknya buat rawat bapaknya.
Bapaknya Angga diperankan oleh Slamet Raharjo, kadang sebel kadang sedih liat Pak Dewa ini orang tua yang keras dan sakarepnya wkwk.
Kakak-kakaknya Raja diperankan oleh Widi sebagai kakak pertama bernama Ratu dan ada Ersa Mayori sebagai Suri.
Lesson Learn Film Cinta Pertama, Kedua dan Ketiga
Raja dan Asia merupakan contoh generasi sandwich yang pada kehidupan nyata memang beneran ada. Diematis sekali menjadi anak-anak generasi sandwich.
Dari film ini tersirat pesan yang bisa diambil, diantaranya :
💙 Mempersiapkan Finansial Untuk Masa Tua
Dari film ini tuh, beneran kasih insight untuk bisa mempersiapkan finansial masa tua agar tidak menjadi beban buat anak-anak.
Dalam film yang bikin saya pengen banget puk-puk Asia itu ada scene dimana ibunya minta isikan pulsa, minta beliin token listrik saat itu juga tanpa tahu gimana sih kondisi keuangan Asia?
Hingga akhirnya Asia kejebak pinjol, belum lagi upaya Asia yang pengen bikin kartu kredit ditolak terus karena pekerjaannya hanya sebagai seniman.
Kebayang ga sih bebannya Asia gimana sampe ditagih Pinjol.
Lalu scene lain dimana Suri kakaknya Raja nangis juga karena bangkrut dan Bapaknya minta dikirimkan uang setelah menerima telepon penipu.
💙 Bahagiakan Diri Sendiri
Satu sisi sebagai anak itu pasti pengen bukan meraih impian sendiri tanpa harus dipusingkan dengan merawat orang tua.
Namun ada sisi lain yakni tanggung jawab sebagai anak, kalau bukan anak siapa lagi yang ngurus gitu bukan?
Maka ada scene dalam film ini, Bapaknya memutuskan ke Panti Jompo daripada harus membebankan anaknya.
Sedih sih, sebagai orang tua pastinya pengen dirawat sama anaknya namun jika sampai menyita waktu bahkan menghempaskan cita-cita anaknya ya serba salah.
Apalagi dalam film ini, Raja maupun Asia harus mengubur perasaan cintanya karena mengalah untuk kebahagiaan Bapak dan Ibunya.
"Kenapa kamu ga mikirin masa depan kamu sendiri? Aku mengutamakan masa depan bapak! Aku udah ga punya masa depan"
***
Setiap orang punya pilihan, maka pastinya entah mereka generasi sandwich atau bukan berbakti kepada orang tua itu emang wajib.
Banyak pengorbanan yang dilakukan generasi sandwich, bahkan seperti Raja hingga saat interview bukan gaji yang ditanya tapi bisa ga cuti dadakan karena ia harus jaga Bapak dan neneknya.
Ada cinta, ada tanggung jawab namun semua menjadi pilihan masing-masing.
Mata saya berembun menonton film ini, ga kerasa setengah perjalanan ke Sukabumi dihabiskan dengan menonton film ini.
Btw sudah ada yang nonton belum? kalau sudah gimana menurut temans?
Kayaknya bakal bikin mbrebes Mili ya mbaaa 😔. Tapi tertarik mau nonton ini bareng anak2ku. Bisa dipake buat ngajarin financial management sedari dini.
BalasHapusTapi memang sandwich gen ini ga bisa dihindari buat beberapa keluarga Yaa 😔.. mau ga mau ada tuntutan utk merawat orangtuanya. Ga pengen juga dibilang anak durhaka kalo merawat ortu sendiri aja nolak kan.
Tapi jadinya si anak sendiri memang terjebak kerja lebih keras, tanpa bisa mikirin masa depannya sendiri. Makin kasian kalo dia sendiri punya keluarga yg hrs diksh makan.
Aku dan suami memang ga mengalami sandwich gen ini. Tx to ortu kami yg ngajarin handle keuangan sejak kecil, juga papaku yg ajarin anak2nya berbisnis. Tapi bukan berarti kami udah aman. Aku msh harus berusaha keras supaya saat pensiun nanti kami ga tergantung Ama anak2. Ga kepengin utk nyusahin mereka. Makanya aku rutin berinvestasi dr skr demi masa tua yg bisa santai tanpa bebanin anak. Dan mereka juga hrs bisa mandiri saat besar, supaya juga ga ngerepotin ortunya. Itu yg msh hrs aku ajarin ke anak2.