Rasanya saya sangat candu menikmati curahan hati si sulung yang saat ini sudah mulai tipis-tipis masuk sekolah meski belum full.
Tepat pukul 17.30 wib setibanya saya di rumah dari kantor, bergegas saya mandi dan ganti baju lalu anak-anak mengekori saya dan berakhirlah kami di dapur.
Rayi akan meminta saya untuk menyiapkan cemilan sementara si sulung Neyna dia tak sabar ingin meluapkan segala kegiatannya di sekolah pagi hari.
Jika cemilan sudah siap maka waktunya kami berkumpul di meja kotak.
Ada apa dengan meja kotak? ada yang berbeda dengan meja bundar? tentu saja berbeda. Karena ini adalah meja kotak yang atasnya kaca dengan satu kaki pada bagian tengahnya. Bila tidak hati-hati meja akan terjatuh namun tak sampai sih meja terjatuh bebas karena keburu ditahan.
Meja Kotak Dan Seni Mendengarkan
Meja kotak ini sebenarnya adalah meja makan, bentuknya kotak persegi dengan 4 buah kursi makan. Warnanya coklat terbuat dari kayu jati. Saya jatuh cinta dengan bentuk dan ukiran detail pada meja serta kursinya.
Pasca lebaran, karena punya THR saya dan akang suami sepakat untuk membeli meja makan. Ya..kami memutuskan membeli meja makan berbentuk kotak dengan satu kaki di tengah, hal ini terinspirasi dari meja yang saya lihat di pinterest.
Di rumah memang belum ada meja makan wkwk..jadi dulu sebelum punya meja makan, kami makan NGAMPAR di karpet di ruang TV. Sayangnya ini ga efektif karena anak-anak makannya masih cantik sekali.
Remehan makanan akan menempel pada karpet dan saya selalu males membersihkannya :p Alhamdulilah rezeki didapat sehingga kebeli deh meja makan berdesain kotak yeay...
Ketika meja makan sudah mendarat di rumah, betapa senangnya kami semua dan aktifitas makan akhirnya di meja sesungguhnya haha..
Tak hanya untuk sekedar makan saja, namun di meja makan ini selalu ada CERITA..
Di meja kotak inilah, bertumpuk cerita akan dimulai. Neyna akan menceritakan bagaimana kegiatan sekolahnya seperti bercerita tentang cemilan yang diberikan di sekolah, bestie-nya, pelajaran di sekolah juga bergosip tipis-tipis tentang kawannya yang kadang menurut Neyna itu tidak baik.
Baca yang ini lagi yuk :
Cerita keributan antara Neyna dan Rayi sepanjang saya masih di kantor. Layaknya meja pengadilan, pada meja kotak biasanya Neyna akan meminta saya untuk mengadili Rayi yang sudah membuat huru hara di rumah hahaha.
Letak meja makan kami ada di sebelah jendela yang bisa dibuka, jika sarapan tiba pukul 06.30 wib maka tugas Rayi membuka jendela. Angin semilir pagi akan masuk ke ruangan membuat sarapan makin menyenangkan.
Biasanya juga selalu muncul pertanyaan-pertanyaan dari anak-anak yang bikin saya suka bingung jawabnya.
Saya sangat senang bisa mendengarkan celotehan mereka, celotehan yang kadang bikin saya ngomel, bikin ribut antara keduanya.
Ada tukar fikirann, ada sesi sharing knowledge, ada sesi mendengarkan, ada sesi menasehati, ada sesi becanda yang bisa dihidupkan di meja kotak.
Throwback..
Zaman saya cilik, meja makan itu hanya untuk taro makanan yang akan ditutupi tudung saji berwarna itu. Kadang duduk bersama namun hanya untuk makan sekejap tanpa ada tukar sapa atau jeda sebentar untuk saling bertukar cerita.
Saya jarang menanti ibu untuk sekedar menemani beliau masak, berbeda dengan Rayi dan Neyna mereka akan menemani saya di dapur kadang membantu lalu mereka menanti saya di meja kotak sambil bermain masak-masakan yang tentu saja ujungnya ada huru hara.
Jika saya coba berfikir lagi, saya bersyukur karena saya tidak meneruskan pola asuh yang pernah saya terima. Saya bukan ibu yang sempurna, terlebih waktu saya banyak terpangkas karena bekerja namun pada akhirnya dengan menciptakan komunikasi antara anak-anak, saya meyakini ini bisa terus memperat bonding kami.
Saya ingin anak-anak terbuka apapun makanya sepulang kerja saya memastikan anak-anak bisa bergantian bercerita tentang harinya.
***
Meja kotak di rumah menjadi saksi banyak cerita kami sekeluarga, saksi bahwasanya selalu siap untuk menjadi pendengar, penengah bagi anak-anak..
Sederhana yah tapi bagi saya, komunikasi dengan keluarga adalah kunci penting.
Thanks for your sharing:)
BalasHapusur welcome Camda
Hapussetuju kak, ga semua orang bisa menjadi pendengar yang baik :')
BalasHapusyass..
HapusDi rumah kami ada meja makan tapi jujur hanya di hari² tertentu saja kami bisa makan satu meja, ini karena suami di luar kota. Padahal kotak meja ini bisa menampung banyak hal ya? Bisa mengikat lebih erat satu sama lain, bisa untuk sesi mendengarkan dsb. Ah, jadi gimana gitu...
BalasHapusiya mba jadi ada cerita hehehe
HapusSeru yah, kadang benda-benda mati yang (kadang) ga bernilai sekalipun bisa jadi saksi ragam kejadian dan perubahan dalam hidup. Entah itu meja, kendaraan, rumah, dan lainnya.
BalasHapusJadi inget kata temenku. Kadang ga semuanya bisa dinilai dari value for money. Bisa juga dinilai dari value from history.
nice quote mas :)
HapusSenangnya punya meja kotak tempat bercerita semua anggota keluarga :) Semoga meja kotak jadi kenangan indah yang tak terlupakan buat Neyna dan Rayi kelak ketika mereka dewasa.
BalasHapusiya mba makasih
HapusAh kadang memang justru di meja makan inilah, salah satu ruang yang bisa memberikan dialog hangat antar keluarga. Tentang meja ini saya jadi ingat beberapa film Indonesia bertema drama keluarga yang juga menjadikan meja sebagai point utama cerita. Meja tempat berkeluh kesah, tempat saling mendengarkan, dan tempat berbagi apapun.
BalasHapuspengamat perfilm-an memang jeli, bener juga Kang salah satu scene selalu ada yah di meja makan
Hapuskeren banget, nggak semua orang tua mau menerapkan hal seperti ini ke buah hatii. seneng banget orang tua sekarang udah banyak aware dan lebih memahami arti pentingnya teman bercerita bagi si kecil
BalasHapusmakasih mba
HapusMashaAllah~
BalasHapusBakalan jadi kenangan yang indah anak-anak juga suasana riuh ramai dengan berjuta celotehan khas anak-anak. Kenanganku kalau melihat meja makan adalah ngumpet di bawah meja. Karena ibuku dulu selalu melapisi meja makan kami dengan karpet. Jadi pas aku sakit dan belum bisa menelan obat dengan baik ((ya, males banget minum obat pait kaan)), aku pasti ngumpet di bawah meja makan dan melepeh semua obatnya.
Huhuhuu..
Dan pastinya Ibuku tahu, karena terus aku buang di tong sampah. Tapi gak sampai menegur.
Hhahaa..mungkin begitu perasaan seorang Ibu yaa..
kenangan pisan ya teh :)
HapusWahh bagus dong anak-anak mau terbuka dan bercerita terkait apa yang mereka rasakan, jadi gak disimpen sendiri.. Kadang diluar sana ada yang gak berani buat cerita masalahnya kepada orang lain, baik itu ke orang terdekat atau keluarganya sendiri, takutnya nanti malah ada apa-apa
BalasHapusiya betul kak
Hapus