I'm writing about...

Yuk Optimalisasi Kecerdasan Naturalis Pada Anak

 "Bunda, main tenda-tendaan yuk ceritanya lagi kemah nih kita bikin dari selimut tendanya" ucap Neyna

Anak-anak di rumah seringkali meminta saya untuk terlibat dalam permainan mereka seperti ikutan berkemah dengan mendirikan tenda memanfaatkan barang-barang yang ada di rumah. 

Yah sejak pandemi menyerang, di rumah aja menjadi pilihan utama.

Saya sendiri tidak keberatan jika anak-anak eksplor apapun yang ada di rumah untuk membuat hal sesuai imajinasi mereka. Rumah berantakan dong? tentu saja..Tapi yang penting anak-anak happy..

Saya pun menikmati sekali bagaimana alur mereka bermain kemah-kemahan, ada aktifitas membaca nyaring, tidur hingga masak-masakan. 

Ada saja idenya mereka yang pasti sepertinya baik Neyna dan Rayi sudah hafal sekali kegiatan berkemah seperti apa. 

Padahal saya sendiri belum pernah mengajak mereka untuk berkemah namun biasanya saya membolehkan mereka untuk menikmati tontonan dimana ada kegiatan berkemah di luar rumah. 

Tahun lalu ada rencana untuk berkemah sudah memilih tempat sayangnya cuaca dan juga pandemi tak kunjung usai membuat rencana berkemah bersama harus dibatalkan. 

optimalisasi-kecerdasan-naturalis-pada-anak

Mengenal Kecerdasan Naturalis Pada Anak

Ide bermain tenda yang dilakukan oleh Neyna dan Rayi sebenarnya adalah salah satu aktivitas yang mampu menggugah kecerdasan Naturalis-nya mereka.

Berkenaan dengan kecerdasan Naturalis, saya jadi inget dulu saat kuliah mempelajari teori psikologi perkembangan dimana diyakini bahwa setiap anak lahir dengan lebih dari satu bakat. 

Namun bakat tersebut sifatnya adalah POTENSIAL yang analoginya itu masih belum muncul di atas permukaan air.

Teori tersebut juga didukung oleh teori dari Howard Gardner mengenai konsep Multiple Intelegence (kecerdasan majemuk) yang menyebutkan setiap anak pasti memiliki minimal satu kelebihan. 

Sering denger atau mungkin pernah membaca seputar teori kecerdasan majemuk ini?

Adapun 9 kecerdasan yang termasuk dalam kecerdasan majemuk, diantaranya : 


❤ Kecerdasan Linguistik

❤ Kecerdasan Musikal

❤ Kecerdasan Naturalis

❤ Kecerdasan Interpersonal

❤ Kecerdasan Intrapersonal

❤ Kecerdasan Visual Spatial

❤ Kecerdasan Kinestetik

❤ Kecerdasan Matematika

❤ Kecerdasan Moral

Kecerdasan Naturalis sendiri merupakan kecerdasan yang berkaitan dengan kepekaan terhadap lingkungan, alam, tumbuh-tumbuhan maupun hewan. 

Sehingga dalam kehidupan sehari-hari kecerdasan ini bisa digunakan saat berkebun, berkemah, berinteraksi dengan teman maupun keluarga.

Pun untuk bisa peka dengan lingkungan sekitar utamanya berkaitan dengan flora dan fauna. 

Nah bagi saya pribadi hal ini sangat penting utamanya bisa saya tumbuhkan pada anak-anak mengingat fakta-fakta yang terjadi belakangan ini.

Adanya kebakaran hutan, terjadinya kerusakan hutan, fenomena banjir akibat buang sampah sembarangan, pemburuan binatang langka yang dilakukan demi keuntungan pribadi semata hal-hal ini menjadi acuan bagi saya agar anak-anak bisa menjaga dan melestarikan lingkungannya.

Sayang banget bukan warisan bumi yang asri bila tidak dijaga akan musnah seiring berjalannya waktu. 

Menurut saya peran saya sebagai orang tua sangatlah penting dalam hal ini, untuk itu saya berusaha agar anak-anak bisa optimal untuk mengasah kecerdasan naturalisnya.  

Menanamkan Kecerdasan Naturalis Sejak Dini

Mengingat fenomena bencana alam yang sering terjadi, membuat saya merasakan bahwa penting banget nih menanamkan kecerdasan naturalis sejak dini.

Tentu saja harapannya adalah Neyna dan Rayi bertumbuh menjadi anak-anak yang sayang lingkungan, mampu menjaga lingkungan dimanapun mereka nantinya berada. 

Sebenarnya ada banyak aktifitas yang bisa dilakukan agar bisa mengembangkan kecerdasan Naturalis seperti mengajak anak ke kebon binatang atau bisa juga mengajak anak berkemah seperti yang dilakukan Neyna dan Rayi di rumah.

Baca yang ini juga :

Mengingat pandemi covid yang masih belum usai, maka optimalisai kecerdasan naturalisnya di rumah saja.

Lalu bagaimana upaya saya untuk menanamkan kecerdasan naturalis pada anak sejak dini? berikut yang bisa saya lakukan untuk optimalisasi kecerdasan naturalis yang bisa dilakukan di rumah :


🐈 Memelihara Kucing di Rumah

optimalisasi-kecerdasan-naturalis-pada-anak


Di rumah saya memelihara kucing jenis persian cat peak nose yang kami adopsi sejak usia 2 bulan, awal memelihara kucing saat Neyna berusia 3 tahun. 

Kucing pertama bernama Toby, si kucing pintar berbulu black dove ini menjadi teman Neyna. Lalu tak lama kemudian saya kembali adopsi kucing berusia sama dengan Toby yang diberi nama Shasa. 

Baca yang ini juga yuk : 

Tak hanya sekedar teman bermain, tapi dengan memelihara kucing saya berharap Neyna bisa menumbuhkan rasa peduli dan sayang ke hewan. 

Dan hingga kini, Shasa sudah menjadi bapak memiliki anak yang diberi nama oleh Neyna si Cimi menjadi peliharaan kami juga. 

Rayi dan Neyna bahkan rebutan untuk bisa memangku atau bermain dengan Cimi saking gemasnya dengan kucing. 

Selama 5 tahun memelihara kucing, alhamdulilah ada manfaat yang saya rasakan pada Neyna utamanya. 

Dari kedisiplinan hal ini ditunjukkan Neyna dengan konsisten memberikan makan dan minum pada Cimi setiap harinya. 




Selain itu Neyna juga jadi lebih berempati, tak hanya ke hewan saja akan tetapi ke sesamanya. 

Salah satu hal yang bikin saya meleleh itu saat saya mengajak Neyna keluar rumah lalu berjumpa dengan pengemis atau tukang jualan yang renta maka Neyna selalu berinisiatif untuk membeli atau memberi. 

Hal-hal seperti ini yang ingin saya tanamkan agar menjadi Habit Baik untuk selamanya. 

Bahkan lain waktu, saya pernah ajak Neyna ke ATM, Neyna kaget karena di dalamnya penuh sampah bekas kertas ATM. Tanpa disuruh Neyna memungutnya dan membuangnya ke tempat sampah yang tersedia.

Saya bertanya pada Neyna "kok mau mungutin dan buangin padahal bukan Teteh yang nyampah?" 

"iya karena kotor bun biar bersih ga ada nyamuk" jawab Neyna

Alhamdulilah senangnya mendengar jawaban serta inisiatif yang Neyna lakukan seperti itu. 

Dibandingkan saya yang sudah dewasa ini, saya malah ga ada inisiatif dan kefikiran mungutin kertas ATM orang buat masukin ke tempatnya hahaha..


🌴 Mengajarkan Bercocok Tanam


manfaat-bercocok-tanam-pada-anak

Selama pandemi ini, ada banyak hikmah yang terkandung di dalamnya, salah satunya adalah melahirkan hobi baru bagi keluarga kami yakni bercocok tanam.

Awalnya adalah pak suami yang ingin membeli pohon mangga lalu diajaklah saya dan anak-anak ke tukang kembang, di sana kami akhirnya melihat aneka ragam tanaman dan membeli tanaman SIKAS selain pohon mangga.

Dari Sikas, akhirnya merambah ke tanaman lainnya ada Monstera, Polydendron dan akhirnya memutuskan untuk menanam hidroponik. 

Tanaman hidroponik yang kami tanam diantaranya ada kangkung, pakcoy dan brokoli. 

Tak hanya untuk saya dan akang suami saja, kegiatan bercocok tanam di rumah ini melibatkan juga Neyna dan Rayi. 

Harapannya Neyna dan Rayi itu bisa tahu bagaimana prosesnya dalam menanam sayur favorit mereka. Memang saat ini favorit mereka berdua adalah kangkung dan brokoli.

Oleh karena itu pak suami membelikan benihnya juga khusus sayuran favorit mereka, dengan bercocok tanam seperti ini juga bertujuan melatih kesabaran anak-anak karena ada proses didalamnya tidak ada tanaman yang langsung jadi.

Dan yang utamanya adalah anak-anak bisa mengeksplorasi hal baru, belajar tentang benih dan bagaimana proses tanaman bisa bertumbuh dari mulai bibit menjadi tanaman siap panen.

Berhubung di rumah, menanam tanaman hidroponik, jadi anak-anak diajarkan juga proses saat menaruh benih di rockwool hingga memindahkan benih yang sudah tumbuh ke dalam netpott.

Kegiatan ini kami abadikan dalam akun instagram khusus tanaman @Nameera_plantycoon serta akun yutub suami saat proses memetik kangkung hidroponik.

Berikut ini adalah momen saat kami memindahkan benih yang mulai tumbuh dari rockwool ke netpot lalu dimasukkan ke dalam pipa. Rayi sangat antusias membantu ayah bundanya, meskipun yah kadang cuma gerecokin aja. Yang penting Rayi bisa melihat prosesnya.

Sebagaimana yang saya sebutkan, kegiatan bercocok tanam ini melatih kesabaran. Dari benih lalu bagaimana merawat hingga akhirnya panen membuat anak-anak sangat happy. 

Apalagi setelah dipetik lalu saya memasaknya dan mereka makan hasil tanaman sendiri itu rasanya double happy-nya.

Momen kegiatan memanen kangkung bersama anak-anak, akang suami abadikan lewat youtube ( monggo mampir boleh sambil like & subscribe ya temans ^_^ )


Alhamdulilah kegiatan berkebun ini ga hanya untuk mengembangkan kecerdasan naturalis anak-anak di rumah akan tetapi juga mengalihkan anak-anak agar tidak terpapar dengan gadget terus.

"Bagi anak-anak dan remaja yang terlalu fokus pada alat elektronik dan sosial media, berkebun bisa menjadi cara terbaik untuk terlibat dalam aktivitas prososial yang positif.
Ketika anak-anak terlibat dalam kegiatan yang menyenangkan, mereka lebih mampu menangani stresor lain dan lebih mampu mengatur emosi mereka," Dr Zlotnik.

Selama pandemi dan pembelajaran online memang anak-anak rentan sekali dengan kecanduan gadget, kegiatan bercocok tanam menjadi salah satu alternatif buat anak-anak tidak melulu pegang gadget di rumah. 

***

Demikian temans yang bisa saya bagikan kali ini, semoga hal ini bisa bermanfaat yah. Menjaga dan melestarikan alam serta lingkungan adalah tugas kita jadi sebisa mungkin yuk mulai sejak dini kita ajarkan anak-anak untuk mencintai lingkungannya.

Dan saya sudah buktikan sendiri, dengan kegiatan sederhana di rumah saja ternyata bisa kok untuk mengenalkan anak tentang lingkungan dan selalu berempati. 

Kuy temans bisa coba lakukan cara ini agar optimalkan kecerdasan naturalis meski di rumah aja.  

Komentar

  1. Iya nih, penting banget sedini mungkin anak2 diedukasi dan mengenalkan anak tentang lingkungan dan berempati dan pentingnya menerapkan kecerdasan naturalis pada anak. Salah satunya dengan memlihara binatang, duh tampak syeneng banget tuh anak2. Atau pun belajar berkebun hidroponik. Kbayang tuh saat nanam trus panen bisa langsung di masak-masak.

    Oya kalo mau kemping bareng keluarga dan anak2 , rekomen di Jungle milk, private banget, nyaman pokonya bawa anak2 ada kuda2 berkeliaran juga. Dan sangat dibatasi pengunjungnya, minim . Berasa lahan punya olangan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya teh anak-anak happy banget lakuinnya, wah mau banget teh ke Jungle Milk insyaAllah ntar ke sana nuhun teh rekomendasinya

      Hapus
  2. Iya saya juga mengajarkan bercocok tanam buat Adek Fi, tapi masih tauge dalam gelas aqua. dia seneng banget taugenya tumbuh.. hahaha.. belum kepikirian untuk main camping walau di halaman rumah. Soalnya ga punya tendanya. xixixi

    BalasHapus
    Balasan
    1. aku pake tenda2an sederhana Ummi hahaha seru

      Hapus
  3. gardening with the kids will always be fun indeed. Enjoy the holiday at home and make the most of it

    BalasHapus
  4. Iya penting banget ngajarin bertanam dan mengetahui kecerdasan si kecil..
    Seru kalau mereka kaya pengalaman sejak dini..
    Pasti menjadi pengalaman yang tak terlupa

    BalasHapus
  5. Ilmu baru ini, ada 9 kecerdasan dan untuk anak anak Kecerdasan Naturalis wajib diperlukan, dunia anak anak dari dikenalkan dengan lingkungan, flora dan fauna serta fenomena alam. Luar biasa dengan praktek bercocok tanam.

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya Pak betul sekali pentingnya menanamkan ini apalagi mengingat fenomen lingkungan yang terjadi saat ini banyak kerusakan jadi baiknya mengajarkan anak sejak dini menjadi solusi agar empati dan cinta lingkungan

      Hapus
  6. iya ya, tantangan saat pandemi ini adalah mengasah kecerdasan naturalis karena anak anak tidak bisa melakukan eksplorasi di alam bebas
    tapi dgn memelihara binatang peliharaan dan bertanam di rumah

    BalasHapus
  7. Lucu banget sih anak-anaknya mba. Kebayang bahagianya saat makan sayur hasil panennya.
    Memberi pengalaman anak-anak berkebun adalah salah satu cara membangkitkan kecerdasana naturalisnya. Keren ini.

    BalasHapus
  8. Ternyata mengenalkan anak pada alam sekitarnya cukup mudah ya Mbak, anak-anak jadi lebih penyayang dan perhatian pada sekitarnya..jadi pengen ajak anakku berkebun juga..

    BalasHapus
  9. Kecerdasan naturalis ternyata harus diajarkan sejak dini yaa..
    Aku pikir itu akan tumbuh alami. Tapi anakku memang terapi pakai kucing, teh.. Agar anaknya gak mudah marah, bisa bersabar dan benar, belajar bertanggung jawab.
    Alhamdulillah~

    Alam mengajarkan kita banyak hal.

    BalasHapus
  10. wah asyik kegiatannya bikin mood up nih, tanteee sukaa juga lho deek..
    hidroponik pas udah panen, mereka pasti suka ya. Bahagia gitu rasanya^^
    Kucing dan tanaman tuh bikin happy kebangetan hihiiiii
    aku jadi mau mampir ke rumah Neynaaa nih, eh ppkm >.< yg penting happy dan sehat terus yaaa anak2 sholeh dan sholehah

    BalasHapus
    Balasan
    1. kuy tante kalau udah sehat buminya main dan kumpul

      Hapus
  11. bismillah, aku bisa jadi ibu yang pintar untuk membesarkan anak2ku nanti

    BalasHapus
  12. Anak-anak pasti seneng ya diajarkan bercocok tanam seperti ini dan juga memelihara kucing. Itu kucingnya imut sekaliii. Anakku waktu kecil dulu sukanya pelihara ikan hias, sampai nangis-nangis waktu ikannya mati.

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mba kemarin juga pelihara ikan eh cepet pada matinya jadi wes kucing aja hahaha

      Hapus
  13. Saya baru tahu kalau kecintaan dengan lingkungan sekitar secara psikologis disebut kecerdasan naturalis. Kecerdasan yang memang perlu untuk dilatih, dikenalkan dibiasakan sejak kecil. Dengan aktifitas yang ringan, meneynangkan seperti bercocok tanam bunga, menyiram...lambat laun akan memperkuat emosional anak terhadap lingkungan.

    BalasHapus
  14. Teteh, kalo memelihara kucing ngajarin buat mereka pup nya gimana Teh? Aku kebetulan punya anak yg sebenarnya ada bakat naturalis juga, tapi akunya ga ngerti bagian ngajarin pup kucing :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. aku adopsi kucing yang usianya 2 bulan mba itu yang sudah melihat induknya pup jadi kalau kucing piaraan di rumah memang diajarkan pup di box gitu yang ada pasirnya nah anak kucing itu meniru makanya pas diadopsi tinggal cari box yang sama dikasih pasir udah deh bisa mba..selamat mencoba

      Hapus
  15. Seru juga yah mengoptimalkan kecerdasan naturalis pada anak ini. Dulu anakku pernah ingin pelihara kucing, tapi aku masih bingung cara ajarkan pup nya hehe.

    BalasHapus
    Balasan
    1. anak kucing pasti imitasi induknya teh kalau adopsi anak bulu gitu kecuali putusin piara anak kucing liar kampung biasanya sembarangan karena dulu pernah gitu

      Hapus
  16. Setuju, bisa manfaatkan dari apa yang ada di sekitar ya untuk menumbuhkan kecerdasan naturalis ini. Harapannya Anak-anak dapat lebih memiliki kecintaan terhadap lingkungan, baik itu kepada Alam, hewan, tumbuhan, dan lainnya. Akupun awalnya belajar hidroponik karena si cikal yang ingin belajar, lama-lama Mama Papanya malah keasyikan, akhirnya jadi sama-sama deh :))

    BalasHapus
  17. asik ya mbak walau di rumah aja tetap bisa belajar sama anak. cara belajar memang benar ada berbagai macam y, bisa diaplikasikan setiap hari dengan cara yg fun

    BalasHapus
  18. Bener banget nih harus mengembangkan potensi anak dari sejak dini seperti ini apalagi untuk masa depannya dia

    BalasHapus
  19. Banyak hal yang bisa dipelajari meski di rumah aja ya... Anakku berkali-kali merengek minta piara kucing..hehehe sayang emaknya belom acc nih...

    BalasHapus
  20. Masa pandemi ini juga menjadi awal bagi keluarga kami untuk memiliki binatang peliharaan. Cuma burung sih, tapi netesin sendiri. Total sekarang ini sudah ada lebih dari 30 ekor.Suaranya ramai luar biasa. Nah, burung-burung itu menjadi tanggung jawab DuoNaj. Jadi mereka harus ngeloloh bayi burung, melatih anakan burung. Kalau yg gede-gede udah dimasukkan kandang biasa. Cuma rutin dibersihkan dan dikasih makan+minum aja. Kalau tanaman gak bakat, cuma bapaknya yg bisa merawat.

    BalasHapus
  21. Orang tua adalah institusi pendidikan terbaik bagi anak, dlm keadaan pandemi orang tua harus kreatif dalam meningkatkan semangat belajar dan kecerdasan anak

    BalasHapus
    Balasan
    1. betul mba jadi meski di rumah aja anak-anak tetap terasah potensinya

      Hapus
  22. Wah keren banget anak-anak bisa diajak nanam sayuran. Mereka bisa lihat proses pertumbuhannya sampai bisa dipanen, trus masak dan makan hasil panenannya. Happy banget pasti, yaa...

    Anakku belum mau ikut tanam-tanam, tapi mereka suka bantuin nyiram tanaman sih. Mereka juga ikut merhatiin waktu mamanya mengompos. Untuk kucing, kami juga punya 1. Yang sulung punya tugas untuk bersihin pupnya juga (ini syarat waktu dia minta pelihara kucing).

    Sebenernya seperti Mak Herva, saya juga punya rencana ngajak camping anak-anak. Suami bahkan udah semangat sejak libur lebaran kmrn. Tapi, kondisinya kan masih kayak gini, yaa.. Jadi ditunda dulu deh campingnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mba jadi tahu prosesnya hehehe iya nih semoga bisa kemping yah

      Hapus
  23. Nah, pandemi ni yang bikin puyeng bagaimana mengembangkan cerdas naturalis ya, jadi aku kasih aja peliharaan ikan cupang wkwkwk, sama menyiram bunga dan anakku tuh kurang banget cerdas naturalisnya huhuhu.

    BalasHapus
  24. Masya Allah, rasa peduli terhadap lingkungan memang harus ditumbuhkan sedari dini, ya, Mak. Beberapa kali punya keinginan untuk pergi camping sama keluarga tapi belum kesampaian. Kalau main tenda di rumah lumayan sering, karena aku juga pernah buatkan tenda untuk anakku main. Pernah sampai ketiduran di dalam tenda. Tapi so far naturalisnya dia belum terlalu kelihatan. Hihi. Harus lebih diasah lagi, nih.

    BalasHapus

Posting Komentar

Selesai baca yuk tinggalin jejak komennya ^^
Haturnuhun