Temans, pernah mendengar tentang Kelas
Inspirasi? dulu tahun 2016 dan 2017 saya mengikuti Kelas Inspirasi
Bandung sebagai pengajar . Kelas Inpirasi Bandung atau disingkat KIB
menjadi wadah bagi saya bisa membagikan cerita seputar pekerjaan yang
saya lakoni setiap harinya kepada anak-anak kecil di bangku Sekolah
Dasar.
Menariknya
kegiatan ini adalah kami para relawan KIB bersama-sama memikirkan
bagaimana momen yang hanya 4 jam ini namun bisa berkesan dan membuat
anak-anak bisa mengetahui banyak pekerjaan karena cita-cita tak melulu
seputar dokter, polisi atau bintang sinetron tapi bisa jadi profesi yang
kami gambarkan membuat mereka tertarik.
Sebagai relawan tentu saja tidak ada fee dalam acara ini,
karena memang acaranya sebagai bentuk kepedulian untuk bisa mengalirkan
berbagai ilmu dan pengalaman relawan kepada generasi penerus.
Bagaimana rasanya? SERU!!!
Baca yang ini juga yuk :
Dari
pengalaman mengajarkan kepada anak-anak dengan sukarela ini memberikan
pemahaman bagi saya bahwa berbagi itu tidak melulu soal materi akan
tetapi bisa juga berbagi pengalaman, ilmu yang merupakan bentuk
kepedulian kepada sesama.
Yes..sharing is caring 😀😀 ..saya setuju banget dengan ini semoga Mas Anang dan Lasso juga YES.
Banyak Cara Untuk Sharing Ilmu
Kegiatan kelas inspirasi ini bagi saya menjadi salah satu cara untuk bisa mengenalkan profesi saya sebagai HRD. Karena ga semua orang loh paham HRD, saya jadi ingat waktu itu ada salah satu wali murid yang bertanya apa itu HRD? guru bukan? 😂
Dengan kejadian ini, fix mendorong saya untuk bisa berbagi tentang apa sih HRD dan akhirnya saya menemukan kelas inpirasi.
Ngomongin wadah untuk sharing, kini saya banyak sekali mendapatkan ilmu-ilmu yang bermanfaat melalui grup whatsapp, Live Instagram, konten youtube, webinar bahkan BLOG.
Ya..sebagai blogger saya juga meyakini blog ini adalah wadah yang paling sering saya gunakan untuk bisa sharing seputar ilmu hingga pengalaman makanya hingga kini meski sudah tak serajin dulu saya selalu sempatkan menulis.
Ayo aamiinkan semoga saya bisa serajin dulu menulis blognya 😀 *aamiinn...
Kalau temans gimana? lebih suka sharing dimana? apapun caranya yang penting isinya bisa memberikan manfaat untuk yang menyimaknya yah jangan sampai menyesatkan.
Please, Berhati-hatilah Jika "Sharing"!
Saking mudah dan banyaknya cara untuk bisa sharing namun saya selalu memperhatikan terkadang ada yang sharing namun sayangnya tidak sesuai yang akhirnya menimbulkan kontra.
Contoh fenomena yang sedang trend saat ini, publik figur yang konon katanya percaya teori konspirasi Covid-19 mmm...bayangkan saja dengan follower banyak ia sharing sesuatu yang justru membuat dirinya malah mendapatkan hujatan.
Kasus yang begini bukan kali pertama tapi herannya masih saja ada yang melakukan kesalahan yang sama. Sharing yang justru menyesatkan.
Ga hanya publik figur saja sih, dalam kehidupan dunia medsos ada juga yang bukan ahlinya tapi hanya based on pengalaman pribadi lalu sharing sebenarnya ini baik karena inginkan orang lain juga bisa mengatasi permasalahan yang dialami bisa teratasi.
Namun sayangnya, terkesan apa yang disampaikan itu sudah paling benar tanpa melihat lebih dalam lagi terkait dengan permasalahan orang lain.
Bagaimana dong? cuman saya liatin doang sih. Mereka yang sharing sebenarnya kan bertujuan baik bisa memberikan informasi kepada orang lain namun tentu saja tidak semua yang di-sharing itu bisa sesuai makanya ada baiknya menyimak langsung dari AHLINYA karena akan jauh lebih detail.
"Maka Bertanyalah Kepada Orang Yang Mempunyai Ilmu pengetahuan (Qs. An-Nahl : 43)"
Semoga apa yang dituliskan, yang dibuat dalam video yang kita bikin bisa bermanfaat dan insyaAlloh bisa menjadi amal jariyah.
Jangan lupa juga untuk ber-etika dalam menerima dan membagi ilmu, saat membagikan jangan memaksakan jika ternyatanya ilmunya ga sesuai dengan yang lain. Pun sebagai penerima ilmu jangan merasa sok pintar.
Baca yang ini lagi deh :
Tidak semua yang kita bagikan atau orang lain bagikan itu cocok dan sesuai persepsi maka gunakan kata yang santun apabila hendak menyanggah opininya, jangan lupa juga sertai sumbernya agar saling meluruskan.
***
Well, temans demikian yang bisa saya sharing kali ini. Kalau menurut temans gimana nih? bagaimana etika dalam membagikan ilmu maupun menerima ilmu? yuk kita sharing.
Agak disayangkan emg ada yg sharing ttg covid tapi dari ahli abal2 ya.. akhirnya menyebarkan info sesat.
જવાબ આપોકાઢી નાખોSmg para pembuat konten bisa lebih bertanggung jawab
aq juga baru tahu istilah hrd pas udah mulai cari kerja, hahaha dulu2 yah zaman sekolah ma kuliah gak ngeh2 banget, seru yah kelas inspirasi buat kita jadi bisa bagi pengalaman sementara buat anak-anak jadi memperkaya jenis pekerjaan yang mungkin mereka bisa cita-citakan
જવાબ આપોકાઢી નાખોSharing is caring? Yes, only if you care on what you share.
જવાબ આપોકાઢી નાખોKalau pengalaman saya sih soal sharing-mensharing ini, karena pernah juga kecentok nge-share info haox, bikin saya mempertimbangkan hal ini ketika hendak share anything:
1. Bener/nggaknya informasi yang mau di-share
2. Siapa yang akan mengkonsumsi informasi ini
3. Ada faedahnya nggak
Biasanya kepentok di step pertama. Karena malas klarifikasi, ya udah, ga share. Hehehe.
Aku rasa, etika membagikan ilmu itu pertama-tama harus lihat penontonnya dulu. Jangan bagikan ilmu kepada penonton yang tidak berminat.
જવાબ આપોકાઢી નાખોKedua, harus siap didebat. Makanya kalau mau sharing ilmu itu harus ada dasar ilmiahnya. Dan dasar ilmiah ini harus bisa diakses oleh orang umum juga supaya orang umum lebih mudah percaya dengan kebenaran ilmu yang kita share.
Ketiga, jangan menganggap ilmu itu milik kita sendiri. Karena kita bisa mendapatkan ilmunya setelah baca dari orang lain. Jadi selalu anggap kita dalam posisi orang yang menyampaikan ilmu, bukan orang yang memiliki ilmu.
Sepakat bagaimanapun, biarkanlah yang ahli yang berbicara bun. Lebih terpercaya kan daripada yang ga ahli kuatir malah salah:(
જવાબ આપોકાઢી નાખો