Tahun 2004, kali pertama saya menginjakkan kaki di kota Cimahi. Saya adalah pendatang baru dari kota Bekasi yang hendak menimba ilmu di kota Tentara ini.
Masih sangat lekat dalam ingatan saya, takkala beberapa minggu di Cimahi saya harus bulak balik masuk UGD RS. Dustira karena sesak nafas saya yang kambuh. Tubuh saya belum bisa beradaptasi dengan kondisi suhu Cimahi yang dingin.
Dari kota Bekasi yang menurut orang-orang letaknya dekat dengan sang surya saking panasnya lalu saya pindah ke Cimahi dengan kondisi jauh berbeda yakni suhu yang dingin. Seperti membuka jalan untuk penyakit kambuhan saya menjajah tubuh ini.
Saya tak bisa jauh dari jaket, kaos kaki dan selimut, 3 barang yang harus saya kenakan setiap malam kalau tidak mau sesak nafas saya kambuh karena kedinginan. Dan setiap pagi, maka akan saya dapati mulut saya berasap saking dinginnya.
Cimahi Kini...
Sejak lulus kuliah, saya kembali lagi ke Bekasi dan akhirnya menjadi warga Cimahi sejak menikah tahun 2012 silam.
Tak seperti dulu, Cimahi banyak berubah dari mulai adanya pembangunan Mall Cimahi beserta sederet perumahan membuat padatnya Cimahi semakin kentara.
Dan tentu saja cuaca ekstrim menjadi kondisi pelik yang harus saya rasakan selama tinggal di Cimahi saat ini. Tahun 2016 tercatat Cimahi alami musim hujan selama 282 hari tanpa adanya musim kemarau. Dan di tahun 2019, menjadi momen dimana harus alami musim kemarau berkepanjangan dan alami krisis air.
Kesejukan udara mulai terkikis dengan musim kemarau panjang hingga terjadi KEBAKARAN hutan di Gunung Bohong. Tak mengira musim kemarau ini membuat keringnya tanaman sehingga dugaan sementara ada yang membuang puntung rokok menjadi pemicu bergerilyanya api di hutan Gunung Bohong.
Terlebih lagi hembusan angin yang cukup kencang membuat kobaran api merambat kemana-mana. Saya bersyukur karena tim DAMKAR kota Cimahi mampu mengerahkan usahanya untuk memadamkan api.
Domisili tempat tinggal saya yang memang berdekatan dengan Gunung Bohong sehingga saya agak sedikit khawatir takut merambatnya ke pemukiman warga.
Fenomena ini menjadi bukti nyata jika Perubahan iklim dan global warming tak sekedar isu belaka namun nyata terasa untuk saya.
Perubahan iklim yang terjadi salah satunya juga disebabkan oleh kegiatan manusia seperti perubahan penggunaan lahan dan pemakaian bahan bakar fosil.
Secara garis besar ada beberapa faktor yang menjadi penyebab utamanya perubahan iklim, diantaranya adalah :
🌎 Efek gas rumah kaca
🌎 Pemanasan global
🌎 Kerusakan lapisan ozon
🌎 Kerusakan fungsi hutan
🌎 Penggunaan CFC yang tidak terkontrol
🌎 Gas buang industri
Tak seperti dulu, Cimahi banyak berubah dari mulai adanya pembangunan Mall Cimahi beserta sederet perumahan membuat padatnya Cimahi semakin kentara.
Dan tentu saja cuaca ekstrim menjadi kondisi pelik yang harus saya rasakan selama tinggal di Cimahi saat ini. Tahun 2016 tercatat Cimahi alami musim hujan selama 282 hari tanpa adanya musim kemarau. Dan di tahun 2019, menjadi momen dimana harus alami musim kemarau berkepanjangan dan alami krisis air.
"Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Cimahi, mencatat sebanyak 2.765 kepala keluarga dengan 9.371 jiwa di daerah tersebut alami krisis air akibat musim kemarau panjang tahun 2019"
Badan Penangguulangan
Bencana Daerah (BPBD) Kota Cimahi mencatat sebanyak 2.765 kepala
keluarga (KK) dengan 9.371 jiwa di daerah tersebut terdampak krisis air
akibat musim kemarau panjang tahun 2019
---------
Artikel ini sudah Terbit di AyoBandung.com, dengan Judul Kemarau Panjang, 9.371 Warga Cimahi Alami Krisis Air, pada URL https://www.ayobandung.com/read/2019/10/05/65989/kemarau-panjang-9371-warga-cimahi-alami-krisis-air
Penulis: Tri Junari
Editor : Adi Ginanjar Maulana
---------
Artikel ini sudah Terbit di AyoBandung.com, dengan Judul Kemarau Panjang, 9.371 Warga Cimahi Alami Krisis Air, pada URL https://www.ayobandung.com/read/2019/10/05/65989/kemarau-panjang-9371-warga-cimahi-alami-krisis-air
Penulis: Tri Junari
Editor : Adi Ginanjar Maulana
Badan Penangguulangan
Bencana Daerah (BPBD) Kota Cimahi mencatat sebanyak 2.765 kepala
keluarga (KK) dengan 9.371 jiwa di daerah tersebut terdampak krisis air
akibat musim kemarau panjang tahun 2019
---------
Artikel ini sudah Terbit di AyoBandung.com, dengan Judul Kemarau Panjang, 9.371 Warga Cimahi Alami Krisis Air, pada URL https://www.ayobandung.com/read/2019/10/05/65989/kemarau-panjang-9371-warga-cimahi-alami-krisis-air
Penulis: Tri Junari
Editor : Adi Ginanjar Maulana
---------
Artikel ini sudah Terbit di AyoBandung.com, dengan Judul Kemarau Panjang, 9.371 Warga Cimahi Alami Krisis Air, pada URL https://www.ayobandung.com/read/2019/10/05/65989/kemarau-panjang-9371-warga-cimahi-alami-krisis-air
Penulis: Tri Junari
Editor : Adi Ginanjar Maulana
Badan Penangguulangan
Bencana Daerah (BPBD) Kota Cimahi mencatat sebanyak 2.765 kepala
keluarga (KK) dengan 9.371 jiwa di daerah tersebut terdampak krisis air
akibat musim kemarau panjang tahun 2019
---------
Artikel ini sudah Terbit di AyoBandung.com, dengan Judul Kemarau Panjang, 9.371 Warga Cimahi Alami Krisis Air, pada URL https://www.ayobandung.com/read/2019/10/05/65989/kemarau-panjang-9371-warga-cimahi-alami-krisis-air
Penulis: Tri Junari
Editor : Adi Ginanjar Maulana
---------
Artikel ini sudah Terbit di AyoBandung.com, dengan Judul Kemarau Panjang, 9.371 Warga Cimahi Alami Krisis Air, pada URL https://www.ayobandung.com/read/2019/10/05/65989/kemarau-panjang-9371-warga-cimahi-alami-krisis-air
Penulis: Tri Junari
Editor : Adi Ginanjar Maulana
Kesejukan udara mulai terkikis dengan musim kemarau panjang hingga terjadi KEBAKARAN hutan di Gunung Bohong. Tak mengira musim kemarau ini membuat keringnya tanaman sehingga dugaan sementara ada yang membuang puntung rokok menjadi pemicu bergerilyanya api di hutan Gunung Bohong.
Terlebih lagi hembusan angin yang cukup kencang membuat kobaran api merambat kemana-mana. Saya bersyukur karena tim DAMKAR kota Cimahi mampu mengerahkan usahanya untuk memadamkan api.
Domisili tempat tinggal saya yang memang berdekatan dengan Gunung Bohong sehingga saya agak sedikit khawatir takut merambatnya ke pemukiman warga.
Fenomena ini menjadi bukti nyata jika Perubahan iklim dan global warming tak sekedar isu belaka namun nyata terasa untuk saya.
credit by Indonesia baik |
Perubahan iklim yang terjadi salah satunya juga disebabkan oleh kegiatan manusia seperti perubahan penggunaan lahan dan pemakaian bahan bakar fosil.
Secara garis besar ada beberapa faktor yang menjadi penyebab utamanya perubahan iklim, diantaranya adalah :
🌎 Efek gas rumah kaca
🌎 Pemanasan global
🌎 Kerusakan lapisan ozon
🌎 Kerusakan fungsi hutan
🌎 Penggunaan CFC yang tidak terkontrol
🌎 Gas buang industri
Langkah Menahan Laju Perubahan Iklim di Cimahi
Dengan terjadinya fenomena serta dampak yang meresahkan, hal ini menjadi landasan untuk berupaya dalam menahan laju perubahan iklim di kota Cimahi.
Beberapa upaya yang telah dilakukan di Cimahi sebagai langkah untuk menahan laju perubahan iklim diantaranya :
🌎 Penanaman 6.000 Pohon di Cimahi
source : galamedianews |
Tahun 2018, Walikota Cimahi mengajak seluruh komponen untuk turut serta dalam program Hari Menanam Pohon Indonesia (HMPI) dan Bulan Menanam Nasional (BMN) untuk menambah ruang terbuka di Cimahi.
"RATUSAN bibit pohon ditanam di lokasi Taman Keanekaragaman Hayati (Kehati) Cimenteng RW 18 Lebak Saat, Kelurahan Cipageran, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi, Jumat (21/12/2018). Kegiatan tersebut dalam rangka gebyar Hari Menanam Pohon Indonesia (HMPI) dan Bulan Menanam Nasional (BMN) Tingkat Kota Cimahi Tahun 2018"
Hal ini juga dilakukan untuk meningkatkan kepedulian seluruh komponen masyarakat akan pentingnya fungsi pohon guna mengurangi emisi gas rumah kaca dalam mengurangi pemanasan global.
🌎 Adanya Program Kampung Iklim (PROKLIM)
ProKlim
merupakan program yang memberikan pengakuan terhadap partisipasi aktif
masyarakat yang telah melaksanakan upaya mitigasi dan adaptasi perubahan
iklim yang terintegrasi, sehingga dapat mendukung target penurunan
emisi GRK nasional dan meningkatkan ketahanan masyarakat terhadap dampak
perubahan iklim.
Manfaat Program Kampung Iklim meliputi:
1. Meningkatnya ketahanan masyarakat dalam menghadapi variabilitas iklim dan dampak perubahan iklim;
2. Terukurnya potensi dan kontribusi pengurangan emisi GRK suatu lokasi terhadap pencapaian target penurunan emisi GRK nasiona
3. Tersedianya
data kegiatan adaptasi dan mitigasi perubahan iklim serta potensi
pengembangannya di tingkat lokal yang dapat menjadi bahan masukan dalam
perumusan kebijakan, strategi dan program terkait perubahan iklim;
4. Tersosialisasinya kesadaran dan gaya hidup rendah karbon;
5. Meningkatnya kemampuan masyarakat di tingkat lokal untuk mengadopsi teknologi rendah karbon.
🌎 Gerakan EARTH HOUR
Saya sangat mengapresiasi dengan gerakan Earth Hour yang diselenggarakan kota Cimahi. Hal ini mendukung upaya untuk menghemat energi dengan cara memadamkan semua lampu dalam waktu 1 jam."Tema #RedupkanCimahi diambil untuk mengajak masyarakat Kota Cimahi ikut meredupkan Kota Cimahi sebagai komitmen awal merubah gaya hidup ramah lingkungan dan menjadikan sebagai kebiasaan. "Earth Hour bukan hanya seremonial belaka, tetapi komitmen nyata untuk menjadikannya sebagai kebiasaan gaya hidup ramah lingkungan di hari-hari berikutnya," M. Rony Kepala Kantor Lingkungan Hidup
Dengan langkah ini bisa menjadikan gaya hidup yang baik untuk menahan laju perubahan iklim yang terjadi.
Pandemi Corona : Titik Balik Ubah Gaya Hidup
Membicarakan gaya hidup ramah lingkungan serta hemat energi ditengah kondisi pandemi corona ini justru menurut saya pribadi merupakan momen titik balik untuk bisa mengubah gaya hidup yang bijak dalam menggunakan energi serta mulai "menyayangi bumi" sebagaimana mestinya.
Dengan himbauan pemerintah untuk tetap #dirumahaja merupakan salah satu dampak positif dari pandemi corona ini sebagai usaha mengembalikan kondisi BUMI menjadi baik.
Beberapa poin yang bisa dirasakan dengan adanya pandemi dan himbauan masyarakat untuk di rumah aja, diantaranya adalah :
🌎 Menurunnya polusi pabrik, sehingga berkurangnya pembakaran energi fosil serta menurunnya emisi karbon di udara secara keseluruhan
🌎 Menurunnya polusi penerbangan
🌎 Meningkatnya kualitas air dikarenakan menurunya aktifitas dan mobilitas yang menjadi polutan di perairan berkurang
🌎 Berkurangnya kemacetan
Namun demikian, di rumah saja berimbas dengan peningkatan penggunaan energi listrik dan gas. Tentu saja menuntut kita untuk bijak dalam menggunakan energi tersebut.
Membicarakan bijak berenergi ditengah pandemi corona, hal ini menjadi salah satu pembahasan pada talkshow KBR.ID Ruang Publik serial perubahan iklim yang dipandu oleh Don Brady.
Dalam talkshow ini, menghadirkan Direktur Program Coaction Indonesia Ibu Verena Puspawardani dan perwakilan dari anggota komunitas Peduli Energi Earth Hour Cimahi, Bapak Andrian Permana.
Ibu Verena menekankan perlunya sikap bijak dari masyarakat untuk menggunakan listrik ditengah pandemi corona ini.
"Awalnya kita mengira penggunaan listrik akan biasa saja, tapi setelah bulan Maret ternyata biaya listrik yang harus dibayarkan meningkat. Ini disebabkan banyaknya aktivitas yang dilakukan di rumah,"
Selain peningkatan penggunaan listrik, ibu Verena juga membahasa peningkatan pembelian online. Jujur saja saat mendengarkan part ini, saya merasa tertampar karena memang saya sebagai konsumen pecinta belanja online 😂 apa yang disampaikan juga betul sekali bagaimana pengemasan belanja online yang memang tidak ramah lingkungan.
Pun sama dengan Pak Andrian yang menyarankan agar masyarakat bisa mengetahui besaran listrik setiap harinya sehingga bisa mengantisipasi adanya pemborosan listrik.
Dari talkshow bertemakan bijak berenergi ditengah pandemi ini, Ibu Vena dan Pak Andrian memberikan tips agar berhemat utamanya untuk hemat listrik. Diantaranya adalah :
💡 Matikan lampu yang tidak perlu
💡 Gunakan cahaya alami
💡 Cabut kabel listrik
💡 Hemat gunakan air
💡 Gunakan laptop daripada komputer meja
💡 Matikan AC dan gunakan ventilasi
Terkait dengan ventilasi dan bangunan seperti rumah panggung, saya jadi ingat waktu saya berkunjung di salah satu kampus di Cikarang. Kondisi Cikarang panas namun salut untuk desain bangunannya dimana tidak menggunakan AC namun memang diset bangunannya sehingga sirkulasi udara bisa berjalan baik dan suhu udara di ruangan jadi adem.
Dari talkshow bertemakan bijak berenergi ditengah pandemi ini, Ibu Vena dan Pak Andrian memberikan tips agar berhemat utamanya untuk hemat listrik. Diantaranya adalah :
💡 Matikan lampu yang tidak perlu
💡 Gunakan cahaya alami
💡 Cabut kabel listrik
💡 Hemat gunakan air
💡 Gunakan laptop daripada komputer meja
💡 Matikan AC dan gunakan ventilasi
Terkait dengan ventilasi dan bangunan seperti rumah panggung, saya jadi ingat waktu saya berkunjung di salah satu kampus di Cikarang. Kondisi Cikarang panas namun salut untuk desain bangunannya dimana tidak menggunakan AC namun memang diset bangunannya sehingga sirkulasi udara bisa berjalan baik dan suhu udara di ruangan jadi adem.
Ubah Gaya Hidup Untuk Menahan Laju Perubahan Iklim
So, apa yang bisa saya lakukan sebagai individu untuk bisa menahan laju perubahan iklim ini? tentu saja gaya hidup yang harus saya perbaiki yang perlahan sedikitnya sudah konsisten saya lakukan.
Beberapa hal yang bisa saya lakukan agar menahan laju perubahan iklim demi BUMI ini diantaranya adalah :
💙 Menghemat Penggunaan Listrik
Dengan mencabut kabel peralatan yang sudah digunakan. Seperti mencabut listrik Magic Com setelah 5 menit matang agar listrik tidak boros, setelah mencharge HP langsung cabut dan utamanya adalah mencabut kabel TV.
💙 Mengumpulkan Botol Bekas Untuk di daur ulang
Sudah lama sekali saya memiliki kebiasaan untuk mengupulkan botol-botol plastik bekas minuman, sampo maupun sabun dengan tujuan bisa didaur ulang kembali. Seperti foto dibawah ini, dimana botol yang sudah terkumpul saya kirimkan ke Bank Sampah melalui ojek online.
💙 Membiasakan Penggunaan Peralatan Ramah Lingkungan
Peralatan yang biasa saya gunakan diantaranya membawa tas kain bila belanja hal ini sebagai upaya saya mengurangi sampah plastik. Selain itu jika saya bepergian selalu membawa tumbler jadi tidak perlu membeli air minum dalam botol.
Nah temans, itu dia beberapa gaya hidup yang mulai saya ubah agar bisa berkontribusi untuk bisa menahan laju perubahan iklim. Jika kedepannya ada banyak yang bisa mengubah gaya hidup seperti saya tentu saja bumi bisa kembali sehat.
Karena kelak bumi akan seperti apa ada di tangan kita masing-masing, senantiasa menyadari untuk bisa lebih mencintai bumi dengan baik.
***
Yuk temans kita mulai dari sekarang mengubah hidup untuk bijak menghemat energi dan bergaya hidup ramah lingkungan. Jangan sampai terlambat.
Demikian yang bisa saya sharing semoga bisa bermanfaat..Temans sudah lakukak apa untuk menahan laju perubahan iklim? yuk kita sharing.
Saya sudah berbagi pengalaman soal perubahan iklim. Anda juga bisa
berbagi dengan mengikuti lomba blog "Perubahan Iklim" yang
diselenggarakan KBR (Kantor Berita Radio) dan Ibu-Ibu Doyan Nulis
(IIDN). Syaratnya, bisa Anda lihat di sini.
Source:
https://jabarekspres.com/2017/emisi-gas-rumah-kaca-terus-meningkat/
https://dlh.cimahikota.go.id/article/detail?id=16
https://www.pikiran-rakyat.com/bandung-raya/pr-01251999/cimahi-gelap-selama-satu-jam
http://www.galamedianews.com/?arsip=209996&judul=ditahun-2018-6000-bibit-pohon-ditanam-di-cimahi
http://www.galamedianews.com/?arsip=209996&judul=ditahun-2018-6000-bibit-pohon-ditanam-di-cimahi
https://www.ayobandung.com/read/2019/10/05/65989/kemarau-panjang-9371-warga-cimahi-alami-krisis-air
http://indonesiabaik.id/infografis/mengenal-perubahan-iklim-faktor-dan-dampaknya
https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/iklim/upaya-penanggulan-perubahan-iklim-global
https://kbr.id/nasional/05-2020/hemat_listrik_di_masa_pandemi_covid_19/103155.html
İklim değişikliği hayatımızı oldukça etkiliyor artık bahar yerine hemen yaz geliyor ve çok sıcak oluyor...
BalasHapusWow thanks camndan but i don't understand lol
HapusKeren bangeeettt dirimu Mak.
BalasHapusItu ngumpulin botol bekas untuk di-recycle juga salah satu upaya kita, agar bumi makin lestari ya.
Semogaaaaa bisa menginspirasi semua
Yass mba sampe skrg udah nd gayanhidup hahaha
Hapusini tuh sama kayak jaman aku kecil dulu, liburan ke daerah puncak tuh rasanya dingin banget. Jadi selalu bawa jaket dan kaus kaki sama topi kupluk. Eh... sekarang ini kalau kita liburan ke daerah puncak, ya ampun, bahkan aku bisa jalan-jalan dengan kemeja bahan tipis biasa. Sama sekali nggak dingin kayak dulu.
BalasHapusIya bumi sudah berubah ya mba
Hapuscimahi 2004 masih dingin ya teh :) sekarang gimana teh hahahaa aku kangen bandung tahun 90an euy, skrg hareudang mulu bawaannya
BalasHapusMasih teh mungkin kaget kali ya aku kan dari Bekasi yg panase poll
HapusWaktu masih kerja di SD aku pernah pergi sama guru-guru melayat ke rumah keluarga guru (apa murid ya? lupa) di kaki gununglagadar. Botaaaak. Aku ngeri bayanginnya kalau longsor. Padahal dulu ini asriii banget, hijau. Tapi di beberapa tempat Cimahi masih terasa sejuk terutama menuju Padasuka dan kawasan yang nyambung ke KBB. Kalau ujan macetnya juara deh Cimahi ini
BalasHapusSekarang berbeda ya teh
HapusMbahku tinggal di Cimahi karena belio Pensiunan Tentara, Udah ke kubek semua Cimahi, jauh banget sama yang sekarang yang padat, ramai dan hot, ga kuaat.
BalasHapusGunung Lagadar asri sekarang gundul bener kata kk Efi.
Kalo yang aku lakukan ga jauh beda dari poin2 di atas. Semoga bumi kita makin adem atulaah.
Mantul teh
HapusSepakat bunda untuk memilih merubah gaya hidup. Walaupun memang ini tak mudah ya mba. Tapi setidaknya kita berusaha dari rumah kita dan untuk kebaikan kita semua
BalasHapusBetul umni semoga hal kecil bisa berdampak besar yg bisa kita lakukan
HapusAku nih juga lagi menjalani hidup zero waste, semoga terus istiqomah. Dimulai dari rumah dulu, biasanya suka ngumpuling botol-botol minuman kemasan yang nantinya aku kirim ke lapak daur ulang.
BalasHapusMantap.mba
HapusBUndaaku, aku pun bawa tumbler ini dan slalu ada di meja kantor. Brbagai cara kita lakukan ya bun agar kondisi jadi lebih baik ya
BalasHapusMantap ummmi
Hapusmulai dari diri sendiri, mulai dari lingkup terkecil, jadikan kebiasaan dan terapkan ke lingkup yang lebih luas lagi
BalasHapusBetul mba
HapusWah, salut mba. Ngumpulin botol bekas and pakai tas kain kalau belanja. Peduli lingkungan harus dimulai dari diri sendiri ya, yang lain akan mengikuti :)
BalasHapusBetul mba
HapusKalau buat saya yang sehari-hari tinggal di tempat panas, berada di Cimahi atau Bandung masih berasa dingin. Tetapi, memang udah beda banget. Kalau dulu mah rasanya dingin banget. Semoga aja kita semakin menyayangi bumi. Ngeri sama efek perubahan iklim
BalasHapusIya mba udah beda bangetvhehehe
HapusDitempatku juga ada bank sampah mbak...jadi kita membiasakan memilah-milah sampah organik dan non organik. Emang benar wabah pandemi ini dapat dikatakan titik balik bumi kita agar hijau dan segar kembali. Tak adanya pabrik yang terus menerus beroperasi atau pemberlakuan PSBB di berbagai daerah sejenak mengembalikan bumi ini menjadi terasa dingin dan bersih dari polusi. Dan polusi itu sebenarnya adalah ulah manusia. Kalau ingin bumi ini kembali bersih...kita harus ikut berpartisipasi mengembalikan iklim bumi menjadi lebih sehat.
BalasHapusYass mba semoga bisa menjadikan bumi sehat lg
HapusDi Masa pandemi ini, sisi positifnya sih asap kendaraan berkurang tapi pemakaian listrik justru bertambah karena di rumah aja sering ngecas gadget. Jadi waktunya baca buku dan lakukan aktivitas lain tanpa gadget yak xixi
BalasHapusSemoga bisa bijak pake listriknya ya mba
HapusIyess semua harus dimulai dari diri sendiri ya.. kalo bukan dari kita siapa lagi, karena orang lain juga akan melihat kebaikan yang kita lakukan dan kebaikan itu akan menular, semoga dengan niat baik, perbuatan baik, maka hasilnya juga akan baik untuk lingkungan kita ya.. aamiin
BalasHapusAamiin betul mba
HapusAku juga rutin mengumpulkan botol2 bekas dan dikasiin ke bapak2 yang suka bersihin pekarangan rumah sekaligus mulung sampah. Ternyata mereka seneng lho, padahal cuman dikasih botol2 bekas gitu, heuu >,<
BalasHapusBetul teh mereka suka.seneng yah
HapusCimahi banyak gunung yaa, teh?
BalasHapusAku kalo ke Cimahi kok selalu kesulitan balik lagi ke Bandung siih...huhuu...mungkin karena banyak "Jalan Rahasia" di kota ini yaa...
Dan aku pernah lo..lewat di kaki gunung (gatau namanya), kita pusing sendiri...ini nembus manalagi niih..??
Menjaga bumi untuk tetap asri adalah warisan terbaik yang bisa kita berikan untuk anak-cucu kita nanti.
Nah ini jaman dulu belum familiar dengan google map, aku kalau ke Cimahi trus ke arah Bandung suka nyasar-nyasar :_D
HapusKalau temenkuyang rumahnya Cimahi, beliau pernah cerita gak dapt air selama beberapa hari.
HapusSedih sekali. Karena beliau punya anak kembar yang masih batita.
Akhirnya diakalin, beliau "pindah rumah sementara" ke rumah orangtuanya di daerah Masjid Istiqomah, jalan ci-ci an itu...
Bumi harus selalu kita jaga dan menjaga hidup bersih salah satunya.
Tidak menimbun sampah, terutama sampahyang tidak mudah terurai.
Haturnuhun tulisannya, teh.
Gunubg bohong teh adanya
HapusWaktu belum nikah aku sering banget nginap di Cimahi, malah setelahnya gak pernah lagi ke sana. Oh iya sekarang botol2 bekas bisa didaur ulang yang dikirimkan ke bank sampang melalui ojek onl;ine, aku belum nyobain tuh, mumpung lagi beberesnih nanti mau ikutan juga deh
BalasHapusYuk cobaib mba
HapusCara sederhana memberikan dampak yang cukup besar untuk bumi ini mbak. Saya juga beberapa kali mengelola atau mendaur ulang sampah atau limbah rumah tangga. Di samping itu hemat penggunaan listrik dan juga air di rumah.
BalasHapusBetul mba
Hapusbetul, mbak, corona ini jadi salah satu titik balik untuk banyak orang ya agar orang bisa mengubah kebiasaan baik lebih mencintai bumi dan lingkungan
BalasHapusSemoga bisa menjadi habit baik ya mba
HapusPerilaku manusia dalam keseharian memang sangat mempengaruhi kondisi bumi ya. Adanya pandemi corona nih jadi titik balik kita untuk makin memikirkan gimana caranya membuat bumi yang kita tinggali ini tetap nyaman untuk dihuni.
BalasHapusBetul mba
HapusTema Hari Bumi dari WHO tahun ini adalah tentang perubahan iklim. Negara-negara maju dan berkembang serta masyarakatnya, seharusnya memberi perhatian lebih kepada isu ini karena cepat atau lambat dampak perubahan iklim ini akan berpengaruh secara global. Di Indonesia sendiri sudah mulai terasa dengan adanya perubahan dan pergeseran musim hujan dan kemarau.
BalasHapusBetyl mba
HapusBener banget namanya iklim dibumi ini udah sangat tua ya jadi serem aja kalau berubah berubah gini dan jadjnya kita harus bisa menjaga nya
BalasHapusYass mba Ra
HapusAku juga mulai gaya hidup kak misalnya untuk belanja bawa tas godiebag dan meminimalisir penggunaan plastik. Kalau untuk botol2 plastik bekas shampo, detergen atau air mineral biasanya dikit2 tak kumpulin kasih ke pemulung yg lewat sih.
BalasHapusMantab mba
HapusWalau keliatannya gak ngaruh tapi gaya hidup yang dijalani oleh manusia sehari2 sebenanya jg berdampak besar thd perubahan iklim ya mbak? Makanya sebisa mungkin menghemat pengunaan energi dan berbuat sesuatu yang bisa menyelamatkan bumi, walau cuma sepele kyk memisahkan sampah ya
BalasHapusYass mba
HapusIf only you read all those reports about climate change, you will be afraid to think about the future. But we can definitely do a lot to help keeping the earth green.
BalasHapusHuhuhu
HapusSalah satu langkah kecil kyk ngumpulin limbah plastik Aja sdh menyelamatkan Bumi ya mba andai semua bisa begitu
BalasHapusAndai yah mba
HapusMangatasi dampak perubahan iklim memang harus barenh2 ya.. kalao sendiri2 udah pasti susah bangettt.
BalasHapusBetul mba
HapusSaya udah melakukan semua tips hemat dari Ibu Vena dan pak Andrian. SEperti mencabut kabel listrik, ini menghemat banget loh saat bayar listrik udah berkurang lumayan.
BalasHapusAlhamdulilah ya mba
HapusSedih bacanya ya, dulunya hawa sejuk sekarang panas dan kekeringan pula huhu..sama banget dengan Sukabumi dan Ungaran yang dulu bikin takut mandi karena airnya dingiiin..sekarang hareudang..
BalasHapusBetul mba jauh berbeda sekarang hehehe
HapusKayak aku dulu pertama kali pindah ke Jawa. Tinggal di kota kecil di kaki gunung gitu, hampir tiap hari kedinginan. Kalau lagi di rumah selalu kerubutan selimut. Tapi sekarang udah berubah. Jadi panas karena bumi juga makin panas. Sediihh
BalasHapusBetul panas yq mba
HapusKudu banget ya ubah gaya hidup demi kelestarian lingkungan. Kebayang nasib anak cucu. Tp bener, pandemi corona mengubah bumi jd lbh baik. Dan skrg peer besarnya adl sampah sih. Musim pandemk gini menurutku peer sampah makin besar
BalasHapussemoga makin bijak lagi ya mba
HapusPerubahannya drastis banget ya kondisi cuaca di Cimahi, yang semula bikin kedinginan kini sudah mulai panas sekali. Perubahan iklim seperti ini memang sebagian besar karena perilaku manusia deh ya. Butuh kesadaran tingkat tinggi untuk ubah gaya hidup dalam menahan laju perubahan iklim.
BalasHapusbetul mba butuh kesadaran masing-masing yah
HapusBukan cuma di Cimahi aja yang sekarang dulu nya dingin berubah jadi panas di Kota Bengkulu juga ada lomba di kabupatennya yang sekarang juga masyarakat di sana sudah mulai pasang AC karena sudah panas
BalasHapusnah kan semuanya ya mba terkena
HapusWaduh, belanja online menjadi salah satu penyum ang perubahan iklim ke arah negatif ya Mbak, saya pelaku belanja online karena, karena keterbatasan fasilitas keluar runah klo mau belanja offline. Jadi pengen beli apa aja ya online. Selama ini gak kepikiran ke aras sana.
BalasHapusDetail banget Mbak tulisannya.
Setuju mba.
BalasHapusKita semua bisa melakukan, meski kecil untuk menahan laju perubahan iklim.
Meski kecil namun jika dilakukan oleh semua manusia di muka bumi, menjadi besar dampaknya!
Misalnya mengurangi atau bahkan say NO ke plastik!
Vampir energi itu yg sering ga disadari ya mbaaa. Aku yg suka lupa itu nyabut colokan modem. Padahal lumayan juga kalo keluar rumah seharian atau bahkan sampau berhari2.
BalasHapus