Mata saya berembun takkala melihat berita seorang Ayah berkeliling kampung menjajakan handphone rusaknya yang dihargai Rp 10.000 demi membeli beras untuk keluarganya...
Lain hari lagi saya mendapati berita seorang Bapak terjatuh pingsan di tengah jalan karena sudah 2 hari tak makan..Allahu Ya Rabbi..sakit hati ini membacanya betapa ujian pandemi corona ini berimbas kepada semuanya.
Weekend lalu juga saya dapati sendiri, tukang balon yang masih memegang erat banyak balonnya dengan keadaan balonnya ada yang sudah kempes. Mamang balon hanya berkata "Sepi neng karena lockdown"...
Mereka
yang menjadi pejuang keluarga tentu harus BERANI MATI. Dengan kebijakan
diam di rumah, kebijakan pembatasan sosial bersklala besar (PSBB)
membuat semua pejuang keluarga pertaruhkan dirinya.
Dampak Corona Terhadap Karyawan
Mereka yang menjadi pejuang keluarga dari pedagang, supir angkot, penarik becak, driver Ojol, tukang cilok, tukang nasi kuning semunya terkena dampak dari pandemi corona ini.
Bagaimana dengan pejuang keluarga yang bekerja sebagai karyawan? sore itu sepulang kerja saya mendengarkan berita di radio jika banyak karyawan di sektor pariwisata mengalami PHK. Innalilahi..
.
Pangaruh Corona di area Kantor
Saya sendiri masih harus bekerja dengan berbagai prosedur yang harus dijalankan. Terlebih mulai besok tanggal 22 April 2020 kebijakan PSBB di kota Bandung dan Cimahi mulai berlaku.
Ada beberapa kebijakan yang berubah karena dampak corona ini, diantaranya :
👉 Perubahan waktu kerja, disepakati jadi 3 hari kerja sisanya WFH. Bahkan ada beberapa kantor yang full diliburkan seperti kantor akang suami.
👉 Ada prosedur pemeriksaan suhu dan penyemprotan hand sanitizer sebelum memasuki area kantor. Di kantor lain jugakah? bahkan di kantor saya ada disinfektan chamber.
👉 Gaji..iya gaji, seperti nasib Akang suami yang akhirnya diliburkan setelah seminggu mendapat jadwal WFH terlebih dahulu. Dengan konsekuensi
gajinya dipotong 50%.
Mules
saya dengernya..tapi apa boleh buat saya tahu perusahaan di bidang
fashion terlebih semua mall tutup jelas sekali pendapatannya menurun
drastis.
Saya masih mensyukurinya karena akang suami tidak di-PHK masih ada kebijakan yang membuat saya lega. Di kantor saya sendiri, bersyukur tidak ada pengurangan atau pemotongan gaji.
Jangan Menyerah di Tengah Pandemi Corona
Menurut saya pandemi corona ini lebih parah dari krisis moneter 1998, karena aktifitas benar-benar berhenti. Dari sekolah sampe kantor tutup dan tentu saja untuk recovery-nya pasti butuh waktu yang relatif lama agar kembali normal. Namun ayo sebisa mungkin tetap semangat.
Sedih...teramat
sedih tak hanya segelintir orang tapi semuanya terkena imbas pandemi
corora ini bahkan pengusaha juga saat ini sedang putar otak, bagaimana
mempertahankan usahanya agar tetap hidup
So, apa yang bisa kita lakukan dengan ini semua?
Teruntuk semuanya khususnya pejuang keluarga, jangan menyerah tetap
semangat menghadapi situasi resesi ini. Tak ada yang menyangka jika
dalam kurun waktu yang begitu cepat corona hantam semuanya.
Tetap menjaga kesehatan fisik dan mental, hindari stress berlebihan karena bisa jadi pemicu psikosomatis.
Semoga kita semua bisa hadapi dengan kuat aamiin..
***
Temans, demikian yang bisa saya share kali ini. Temans punya sharing apa tentang dampak corona dalam kehidupan sehari-harinya? yuk kita sharing.
Semoga kita semua bisa lalui semua ini. Aamiin...
BalasHapusSaat ini semua emang sangat miris Mbak, bahkan kemarin ada tuh di Serang yang meninggal kelaparan karena dua hari nggak makan.
Dampak corona ini ke ekonomi emang terasa banget.
iya sedih banget ya kang :(
Hapus