Keputusan pemerintah memberikan kebijakan untuk Work From Home bagi sebagian karyawan ditengah pandemi Corona tentu menjadi keputusan paling baik demi memutuskan rantai penularan virus ini yang kian hari terus meningkat.
Namun sayangnya keputusan ini tak bisa diterapkan pada beberapa perusahaan yang memang terus bergerak khususnya dalam bidang produksi.
Saya adalah karyawan yang untuk saat ini tidak bisa merasakan kebijakan untuk bisa bekerja dari rumah.
Tak hanya saya tapi mereka yang jua mengais rezeki harian tentu kondisi ini tak bisa membuat kami mau tak mau harus tetap masuk bekerja.
Please Stop Share Berita Negatif Tentang Corona
Melalui tulisan ini, tanpa mengurangi rasa hormat atas upayanya untuk membagikan info seputar corona, saya ingin menyampaikan untuk temans yang merasa sering membagikan informasi negatif seputar corona bahkan hingga tidak mengecek kebenarannya alias hoax hanya membuat orang lain seperti saya CEMAS.
Apakah mereka tahu dan mengerti kondisi setiap orang? saya yakin tidak sama sekali. Mungkin bagi mereka hanya sekedar share informasi saja. Tapi yang jelas tak perlu dibagikan informasipun, saya sudah inisiatif sendiri untuk terus mencari informasi terupdate dari situs terpercaya bukan bermodal forward atau katanya. Duh!
Bukan corona yang menjadi pembunuh utama
tapi sharing without empathy yang bisa menjadi salah satu pemicu
untuk membunuh pelan-pelan orang lain.
Ada individu yang punya bakat anxiety, ada karyawan yang harus bekerja ke luar rumah, ada ibu hamil yang menanti kelahiran menjadi cemas berlebihan seiring dengan berita negatif yang terus disebar.
Saya capek, saya lelah, saya sudah muak kepada mereka yang terus mengupdate info tanpa tahu bagaimana perasaan orang lain ketika menerima informasi tersebut.
Saat ini, setiap pagi ketika saya berangkat kerja. Semuanya bercampur aduk dari rasa takut, cemas bersatu, terbayang wajah anak-anak saya yang menanti saya di rumah untuk kembali dengan selamat dan sehat.
Hal ini membuat saya psikosomatis, kemarin saya sampe merasakan tenggorokan sangat sakit karena kecemasan ini. Saya menjadi mules setiap kali orang bercerita ini itu dan menyerukan Work From Home.
Siapa yang tak ingin bisa work from home, namun ada pertimbangan yang akhirnya membuat saya harus bisa mengatasi ini semua.
Cara Bangkitkan Semangat Bekerja Dalam Kondisi Pandemi Corona
Tidak ada pilihan bagi saya atau mungkin mereka yang harus tetap bekerja ditengah kondisi pandemi corona ini.
Toh, saya ga hanya berdiam dengan maraknya kasus corona ini, bahkan kantor
saya juga ikhtiar melakukan sosialisasi hingga penyediaan hand sanitizer
dan penyemprotan disinfektan setiap ruangan.
Berikut cara saya untuk bangkitkan semangat bekerja dalam kondisi pandemi corona :
👉 Ada Perut Yang Harus Terisi
Jika saya berhenti bekerja tengah kondisi seperti ini, maka saya harus memberhentikan ART saya dengan kondisi 3 anak yang masih kecil. Sementara suaminya sudah tak bisa menafkahi.
Bahkan saya bersyukur karena hanya menanggung kehidupan 1 karyawan saja. Bayangkan owner perusahaan saya yang punya ribuan karyawan pasti tak kalah cemas dan pusingnya dibandingkan saya. Memikirkan kondisi perusahaan dan perut-perut ribuan karyawannya.
Maka, hal ini membuat saya bisa bangkitkan semangat untuk bisa tetap bekerja di kantor.
👉 Ada Pekerja Kasar Yang Menjadi Inspirasi
Setiap pagi saya melihat bapak pengumpul rongsokan, ibu pemulung, pak Ogah dipertigaan, tukang ojek pengkolan, kuli pengangkut pasir, tukang cimol, tukang cireng, tukang nasi kuning yang tetap menjalankan aktifitasnya.
Setiap kali berjumpa dengan mereka, mencambuk dan menampar saya betapa beruntungnya saya dibandingkan mereka semua.
👉 Menghempaskan Mereka Yang Menjadi Sampah Fikiran
Maka cara terbaik untuk menghempaskan mereka yang sering share berita negatif dengan tidak melihat statusnya. Yakin deh semakin baca berita negatif, semangat untuk kerja ke kantor makin menurun mendingan skip saja itu semua.
Dan mulai hempaskan apapun yang jadi sampah fikiran. Sebagaimana yang disampaikan oleh Dr. Andri Spkj tentang psikosomatis karena menerima berita-berita tidak baik.
"Salah satu yg membuat reaksi ini bisa timbul adalah KECEMASAN kita yang dipicu oleh berita-berita yang terus menerus terkait #COVID19. Gejala fisik itu disebabkan oleh peningkatan aktivitas impuls saraf yang
dikirim dari otak seseorang ke berbagai bagian tubuh mereka, serta
pelepasan adrenalin ke dalam aliran darah seseorang ketika mereka cemas. Amygdala
atau pusat rasa cemas sekaligus memori kita jd terlalu aktif bekerja,
akhirnya kadang dia tidak sanggup mengatasi kerja berat itu". https://health.grid.id/read/352074869/dokter-jangan-kebanyakan-baca-informasi-corona-covid-19-di-media-sosial-jika-tak-ingin-alami-gejala-terinfeksi
***
Demikian temans yang bisa saya share kali ini, semoga temans yang bernasip sama seperti saya tetap semangat untuk bekerja ditengah kondisi corona ini.
Mari kita doakan semoga pandemi corona ini segera usai. aamiin..Temans punya cara apa lagi yang bisa bangkitkan semangat bekerjanya dalam kondisi corona ini? yuk kita sharing.
Di tengah virus corona ini banyak yang di rugikan atas kejadian ini. Semoga yang lagi kerja smangat dan kuat. Jaga kesehatan itu lebih penting.
BalasHapusaku bersyukur banget punya bos yang cepet tanggap dan membolehkan karyawannya kerja di rumah. tapi rasanya lebih enak kerja dirumah sih meskipun harus berkorban biaya internet. selain itu kita juga bisa lebih dekat dengan keluarga. saya sih harap semoga pandemik corona ini supaya cepat berakhir.
BalasHapusmenghempaskan mereka yang menjadi sampah pikiran
BalasHapuswah iya juga ya teh
aku juga mulai menyiapkan tempat sampahnya
eh hehehehe
tapi emang penting lo ini pikiran kita jadi lebih positif
Amiin.. semangat teh Bella.
BalasHapusWaktu awal2,pak suami blm bisa WFH, sungguh aku takut bgt sampai akhirnya yaudah aku coba tenangin diri. Iyaa informasi sungguh deras 😠lumayan hoaxnya.
Sehat2 smua di sana yaa
suamiku tetep masuk kantor dua hari sekali karna gawe di perusahaan farmasi.
BalasHapuskalo aku ya emang dari dulu gawenya dari rumah aja. sejak musim covid19 malah susah begawe krna sibuk masak hahaha. pindah haluan gawenya :D
:(((
BalasHapusKok saya mellow yaaa mba bacanya. Tetep semangat yaa mbak. Stay safe. Semoga ALlah lindungi kita semua dari wabah penyakit. Aamiin.
Aku juga seminggu sekali masih tetap harus ngantor.
sungguh sulit ya mbak herva, bekerja dimasa pandemi ini yaa, semoga mbak dan keluarga sehat selalu ya dan tetap semangat
BalasHapusSaya belajar dari sebuah buku, bahwa berita yang kita lihat dan dengar secara berulang-ulang akan tertanaman di alam bawah sadar dan akan memberikan reaksi ke tubuh sesuai konten berita tersebut. Maka sangat mungkin rasa KECEMASAN akan muncul yang dipicu oleh berita-berita yang terus menerus terkait COVID-19, karena itulah jika memang ingin tahu update ttg corona, berusaha nyari sumber yg valid dan pada saat emosi stabil.
BalasHapusKalau menurutku yang sebar2 berita corona (asal bukan hoax) itu sbnrnya bagus2 aja sih krn mengingatkan temen utk waspada. Kalau timelineku isi postingan temanku beragam jd alhamdulillah dinikmati aja. Paling yg ngaitin ma politik yg aku unfol hehe.
BalasHapusSaya carinya konten yang lucu-lucu buat seseruan ngakak. Sampe bosen juga sih baca hoax gak ada habisnya. Stay safe ya Teh
BalasHapusKita ga bisa menampik kasus Pandemi merugikan semua pihak (Semoga Pandemi ini lekas segera berakhir)
BalasHapusSemoga selalu ada jalan keluar terbaik di tengah kesulitan dalam rejeki Kita semua ya Mba
Dan tetap jaga kesehatan mental (untuk tak mudah) cemas agar raga pun sehat
Niatkan kalo bekerja itu ibadah, enaaak banget menikmatinyaa.
BalasHapusSelamat bekerja meski belom wfh yaa.
Bener banget yang utama buang pikiran negatif dan sampah yang ga penting. Woless..
kamu masih berangkat kerja kantoran ya kak? atau dijadwalkan gitu kayak suamiku? saat pandemi covid19 ini mulai memasuki Indonesia dan membuat pemerintah bikin aturan dirumah aja dan PSBB, rasanya bersyukur banget sebelumnya direject sama kantor terakhir
BalasHapusBaca berita tentang covid 19 rasanya malah bikin was was ya mbk. Jadi sebusa mungkin aku mensortir berita beritanya. Semoga kita sehat selalu. Semoga wabah ini segera berakhir, aamiin
BalasHapusDi salah satu WAG tempat anakku ngaji, ada ibu yang masih kerja juga seperti Herva di saat masa pandemi ini, protes kalau dia muak dengan segala info corona yang disebar di WAG, dia bilang dia butuh berpikir tenang karena harus kerja demi anak-anaknya.
BalasHapusAku paham sih, yang nggak kerja seperti aku saja udah bosan kok dengan segala pemberitaan corona ini, walau tetap merasa butuh untuk update. Semoga pandemi segera berlalu ya.
Cara cara ini beneran harus banget dicoba ini.. karena memang jujur ya mbak pandemi ini bikin kita was was ya.. karena memang kita belum tahu kapan ini semua berakhir.. dan kita hanya bisa berharap, berdoa dan terus berupaya untuk tetap survive dan semangat dalam menjalankan aktifitas sehari hari dengan baik
BalasHapusSemangat ya Herva, semoga selalu dilindungi Allah ya, iya aku juga mulai stres dengan situasi ini, berusaha fokus nulis buku tapi susah, jadi mengurangi berita Corona, pantengin Drakor dll yang bikin perasaan bahagia...semoga cepat aman ya
BalasHapusKarena aku masih punya pilihan utk stay di rumah.. Maka aku support dna manut utk stay di rumah. Sedikit yg bs kulakukan utk memutus rantai penyebaran si virus. Krn sadar jg bahwa gak semua orang py pilihan spt aku. Di kantor akupun gak semua unit bs WFH krn mmg jenis pekerjaan dan tugasnya ga memungkinkan buat diselesaikan dr rumah. Suami jg bbrp kali kena piket wfo.
BalasHapusSemoga semua segera berlalu ya. Semangat, sehat, dan waras
Tetap semangat teh, insya Allah sehat terus ya...
BalasHapusAdik ipar saya juga di cimahi masih masuk kantor... Nanti kalau PSBB gimana ya?
Iyaaa aku selalu berusaha buat semangat in aku biar tetep hapi dan bahagia dalam jalanin segala aktifitas
BalasHapusSekarang saya juga sudah mulai membatasi untuk membaca tentang pandemi ini. Yang penting tetap di rumah dan jaga kesehatan. Mencoba menghargai mereka yang tidak bisa kerja dari rumah dan berjuang di tengah pandemi ini
BalasHapusPastinya y teh akupun melepas suami setiap pagi ketika berangkat kerja. Semuanya bercampur aduk dari rasa takut, cemas tapi semangat Aja mudah2an pandemi ini segera berakhir
BalasHapusSehat-sehat selalu, teteh..
BalasHapusBener, teh...
Kurang bersyukur apalagi kita ini yaah...??
Yang bisa WFH ya...WFH.
Yang ga bisa WFH, semoga perjuangannya dilindungi Allaah selalu.
Yang bisa WFH sejak dlu seperti freelancer mungkin gak terlalu merasa stress dgn Covid ini tp bgmna yg kerja harian di luar rumah? I feel it, but harus tetep sabar 😊 semoga saja cepat berlalu wabah ini
BalasHapusBener nih harus bangkit karena sedih klo ingat jib yang dicancel dan dipending. Suami yang kehilangan pekerjaan. Insaallah aku tetap semangat
BalasHapusSepakaat banget mbaaak sama 3 haal diatas. Apalagi yg menghempaskan sampah pikiran wkwkwk tanpa disadari sampahnya bisa menggerogoti semangat yg dibangun, jd lebih baik jauh" saja sama yg begitu😂😅
BalasHapus