I'm writing about...

Segenggam Rindu Untuk Ayah Nan Jauh di Sana..

Tahun 1997..

"Bu, minggu ini apakah Bapak pulang? tak sabar ingin menunjukkan neraca kertas buatanku ini!"
"Berdoa saja semoga Bapak kebagian Bus" 

Kenangan itu tak lekang dari ingatan, takkala menjalani kehidupan jarak jauh antara saya dan Bapak. Bapak sebagai pencari nafkah tumpuan keluarga, harus terpisahkan jarak demi membawa pulang beberapa lembar uang untuk kami yang menunggunya dengan setia.

Apabila dahulu rindu itu menjadi susah dibayarkan, kini hanya dalam hitungan jam saja saya bisa menuntaskan rindu untuk bertemu Bapak dengan mudah.

Bapak meniti karirnya sebagai pegawai negeri sipil, dahulu sekali beliau dinas di Ibu Kota Jakarta lalu berpindah-pindah hingga memutuskan untuk menapaki karirnya di kota Majalengka.



Di kota kecil ini, sama sekali tak memberikan banyak perubahan untuk tingkat kesejahteraan kami. Dengan berat hati, Bapak merantau kembali ke kota besar tanpa keluarga. Dan memutuskan untuk selalu pulang setiap minggunya.

Seringkali saya menahan kecewa karena Bapak tak kunjung pulang ke rumah. Padahal banyak cerita dan hal yang ingin saya tunjukkan pada Bapak perihal sekolah, keterampilan yang sudah bisa saya capai, perihal kerinduan yang seringkali datang tak menentu.

Begitulah kondisinya, menahan rindu untuk sang Ayah yang bekerja nan jauh di sana. Barangkali tak hanya saya yang mengalaminya, ada banyak anak menaruh harap bertemu dengan Ayahnya untuk pulang karena jauh merantau.


pencapaian kementerian perhubungan 5 tahun terakhir, konektivitas untuk pemerataan pembangunan


Dahulu Konektivitas Antar Daerah Menjadi Masalah


Sebelum pindah ke Majalengka, saya dan keluarga menetap di Bekasi. Majalengka adalah kampung halaman mendiang ibu. Di sana banyak sanak saudara sehingga jika waktu lebaran tiba maka kami akan mudik ke Majalengka.

Perjalanan menuju Majalengka dahulu harus ditempuh dalam waktu cukup lama. Saya masih merasakan sensasi rebutan bus hingga saya harus masuk lewat jendela bus agar bisa mendapatkan kursi.

Bapak yang tergopoh-gopoh berlari sambil memangku saya dan menggandeng koper rela berdesakkan dengan pemudik lainnya untuk bisa mendapatkan bus menuju Majalengka.

Maka saat Bapak harus meninggalkan kami semua di Majalengka, saya tahu bagaimana perjuangan untuk mendapatkan Bus menuju Majalengka.

Tak hanya Majalengka, di beberapa daerah urusan infrastruktur dan transportasi pun menjadi masalah. 

Ya..Masalah bagi para pejuang Long Distance Marriage...

Komunikasi yang sulit masih terasa sekali oleh siapapun karena keterbatasan infrastruktur di daerah masing-masing. 

Waktu tempuh untuk pulang ke rumah bisa berhari-hari lamanya, belum lagi mahalnya biaya transportasi maka para pencari nafkah memilih menabung rindunya.

Pulang boros tak pulang perih..

Komunikasi zaman dahulu pula masih terbatas, Bapak sempat membeli handphone dan berlama-lama dalam antrian mengular demi sebuah kartu provider.

Apalah gunanya, jaringan HP di desa masih belum seramai sekarang. Maka Handphone itu dijual kembali untuk biaya hidup kami.

Bapak pernah kirimkan sepucuk surat dengan uang puluhan ribu, berharap kirimannya bisa kami nikmati sayangnya hanya amplop kosong yang kami terima. Karena ada oknum yang telah mengambil hak kami di tengah perjalanan. Saking lamanya sampai ke rumah maka hanya amplop putih tak berisi yang ada.

Saya masih tinggal di pulau Jawa meski berbeda kota dengan Bapak, bagaimana dengan kawan yang berada di luar pulau Jawa?

Banyak diantaranya para pencari nafkah yang berjodoh dengan pekerjaan di luar pulau, meninggalkan keluarga dalam waktu yang lama.

Perjuangan ini mengisyaratkan pula bagi pemerintah untuk senantiasa memperbaiki dan meningkatkan konektivitas antar daerah agar tiada lagi kesulitan yang pernah saya alami teralami pulak oleh anak-anak yang berpisah jarak dengan sang Ayah.

Pembangunan Infrastruktur Demi Konektivitas Antar Daerah

Temans, tahu mengenai ulasan tentang Konektivitas? salah satu program yang merupakan ketersediaan transportasi yang memungkinkan orang dan barang bisa mencapai berbagai tujuan dengan biaya umum yang wajar dan masuk akal.

Melihat kondisi geografis Indonesia yang terdiri atas banyak pulau tersebut, maka hal yang perlu dilakukan adalah mempermudah akses antara satu dengan yang lainnya.

Oleh karena itu, pemerataaan infrastruktur dan transportasi menjadi solusi manis untuk meningkatkan konektivitas antar daerah. Pembangunan infrastruktur dianggap akan meningkatkan konektivitas dan merangsang daya saing antar daerah di seluruh Indonesia.

Pembangunan infrastruktur ini, tentu saja dimaksudkan oleh Pemerintah untuk memperkuat konektivitas, menyambungkan berbagai potensi ekonomi di seluruh Indonesia tanpa berat sebelah, memeratakan pembangunan hingga ke pelosok, menumbuhkan kegiatan ekonomi yang baru dan segar, serta meningkatkan distribusi barang dan jasa tanpa ongkos mahal.

Larinya kemana itu semua? kalau bukan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat, serta pengurangan angka kemiskinan dan pengangguran yang ada.

Tanpa akses transportasi yang mumpuni sudah pasti tidak akan pernah ada perubahan baik dari segi ekonomi dan juga keadilan sosial sebagaimana yang ada dalam pancasila.

Memang masih adakah ketidakmerataan? baiklah kawan ada sedikit cerita yang pernah saya dapatkan dari saudara yang tinggal di Papua.

Menurut penuturannya, harga BBM sangatlah mahal. Berkali-kali lipat harganya dibandingkan ketika ia pulang ke kampungnya di Jawa. Tak hanya BBM, harga beras, bumbu dapur dibandrol dengan harga selangit maka solusi yang ia lakukan bekal dari kampung untuk dibawa ke Papua.

Sejujurnya saya sedih mendengar kondisi yang demikian mencekik, saudara saya mungkin beruntung karena finansialnya dan bekerja di salah satu perusahaan terbesar di Papua namun tetap saja baginya kebutuhan pokok di Papua MAHAL.  

Lalu bagaimana?

Sejak 4 tahun kebelakang, segala bentuk infrastruktur konektivitas telah dibangun mulai dari jalan tol, bandar udara hingga pelabuhan.

Infrastruktur yang telah dibangun, diantaranya :

👉  Jalan Tol : 

🚙 Jalan Tol Balikpapan - Samarinda (99,35km)
🚙 Jalan Tol Manado - Bitung (39km)
🚙 Jalan Tol Panimbang - Serang (83,6km)
🚙 15 Ruas Jalan Tol Trans Sumatera (304km)
🚙 Jalan Tol Probolinggo  - Banyuwangi (170,36km)
🚙 Jalan Tol Yogyakarta - Bawen (71km)

👉  Bandar Udara : 

Edited by bundanameera.com

✈ Bandar Udara Kertajati - Jawa Barat
✈ Bandar Udara Internasional Yogayakarta

 👉  Pengembangan 5 Bandar Udara :

 ✈ Bandar Udara Ahmad Yani, Semarang
 ✈ Bandar Udara . Babullah, Ternate
 ✈ Bandar Udara Raden Inten II, Lampung
 ✈ Bandar Udara Tjilik Riwut, Palangkaraya
 ✈ Bandar Udara Sebatik, Nunukan


👉  Pelabuhan : 

🚢 Pelabuhan Hub Internasional Kuala Tanjung
🚢 Pelabuhan Hub Internasional Bitung
🚢 Pelabuhan Patimban
🚢 Inland Waterways (Cikarang-Bekasi-Laut Jawa)


credit by indonesiabaik

👉  Kereta Api :

🚆 Peningkatan dan rehabilitasi jalur kereta api sepanjang 413,6 km'sp
🚆 Light Rail Transit di Sumatera Selatan selesai dibangun
🚆 Light Rail Transit di Jakarta selesai dibangun
🚆 Mass Rapid Transit yang rampung pada tahun 2019



KEMENHUB melakukan pembangunan infrastruktur transportasi tersebut dengan pendekatan Indonesia Sentris untuk membuka keterisolasian, yaitu dengan memberikan dukungan aksesibilitas terhadap Daerah 3TP (Terluar, Terdepan, Tertinggal dan Perbatasan). 

Hal ini dilakukan dengan menyediakan prasarana yaitu 18 rute tol laut untuk menekan disparitas harga. 891 angkutan perintis di darat, kereta api, laut dan udara. 

Ada pula program Jembatan Udara untuk meningkatkan konektivitas logistik dengan menyediakan 39 rute yang dilayani sampai ke daerah 3TP untuk pemerataan serta kesenjangan ekonomi.


credit by indonesiabaik


Untuk menunjang produktivitas dalam konektivitas transportasi, pemerintah juga mengupayakan pengembangan konektivitas komunikasi yakni people to people connectivity untuk bisa menghubungkan seluruh ibu kota di Indonesia menggunakan jaringan broadband (internet berkecepatan tinggi).

Pencapaian infrastruktur di Indonesia dalam kurun waktu 2014-2019, menurut data The Global Competitiveness Report 2018 yang dikeluarkan World Economic Forum (WEF) Indonesia menunjukkan peningkatan dengan mencapai peringkat 71 dari 140 negara! Bravo...

pencapaian kementerian perhubungan 5 tahun terakhir, konektivitas untuk pemerataan pembangunan

Dan juga mulai terlihat manfaat konektivitas dari sisi pertumbuhan penumpang meningkat. Dari penumpang udara naik 6,5%, kereta api naik 8,9%, penyeberangan naik 1,3%. Tak hanya itu pertumbuhan angkutan barang juga mulai ada peningkatan. Dari tahun 2014 hingga 2017 jalur darat naik 3%, jalur laut naik 3%, angkutan udara naik 2,7% dan melalui jalur kereta api meningkat hingga 7,8%.

Secercah Harap Menuntaskan Rindu

Berdampakkah untuk keluarga pejuang Long Distance Marriage (LDM) yang mana kepala keluarganya bermil-mil jauhnya dari rumah? Tentu saja.

Perubahan serta pengembangan yang dilakukan oleh kementrian perhubungan menjadi harap untuk semua rakyat Indonesia salah satunya para pejuang LDM. Mereka pencari nafkah yang harus dinas atau mengais rezeki ke daerah-daerah kini bisa merasakan manfaatnya. Memilih berbagai moda transportasi baik darat, laut maupun udara menyesuaikan dengan kondisi.

Dalam kurun 4 tahun, infrastruktur berjalan dengan masif dan merata di pelosok tanah air, konektivitas yang makin tersambung akibat pembangunan infrastruktur bukan hanya memberikan kemudahan bagi mereka yang berjauhan dengan keluarga namun juga membuat ekonomi lebih EFISIEN.

Rindu itu bisa dituntaskan takkala transportasi unggul menjadi mudah diakses di daerah. Maka jarak tak jadi masalah untuk para pencari nafkah.

Beberapa rekan saya yang masih menjadi pejuang LDM, hingga saat ini menuturkan infrastruktur sudah makin membaik. Namun trendnya untuk harga layanan cenderung naik. Tentu saja menjadi tantangan bagi KEMENHUB membenahi prioritas.

What Next KEMENHUB? tak ada program yang berjalan sempurna tentunya masih perlu terus evaluasi dalam pengelolaan dan program selanjutnya demi pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih maju.

Saya dan seluruh Rakyat Indonesia akan pantau terus progress KEMENHUB melalui : web KEMENHUB , instagram @kemenhub151 ,Twitter @kemenhub151 dan Facebook Kemenhub151!


***
Well, temans demikian yang bisa saya share kali ini. Menurut temans bagaimana? apa dampak yang temans rasakan dengan Konektivitas Untuk Pemerataan Pembangunan? yuk kita sharing 💋


pencapaian kementerian perhubungan 5 tahun terakhir, konektivitas untuk pemerataan pembangunan

 source : 
http://indonesiabaik.id/infografis/pemerataan-pembangunan-infrastruktur-konektivitas-1
https://www.obsessionnews.com/budi-karya-sumadi-meningkatkan-pelayanan-perhubungan-yang-andal/ 
https://nasional.kompas.com/read/2018/10/20/14144381/4-tahun-jokowi-jk-dan-catatan-pembangunan-infrastruktur?page=all
http://supplychainindonesia.com/new/penting-konektivitas-infrastruktur-untuk-efisiensi-transportasi/
https://news.detik.com/kolom/d-3211133/review-program-konektivitas-indonesia