"Bundanya harus gimana lagi sih? biar teteh bisa ngerjain soalnya?"
Ucapan itu sering banget saya sampaikan buat Neyna dengan penuh emosyenel tingkat internasional jika ternyata stok sabar saya sudah tipis dan level stamina saya sudah habis.
Saya sangat menyadari hal tersebut bukannya membuat Neyna bisa malah justru ketakutan karena melihat saya yang emosi mengajarinya belajar.
Saya pernah menceritakan bagaimana ekspektasi saya terlalu berlebihan kepada Neyna, saya membandingkan Neyna dengan saya kecil. Jika saya hanya dengan sekali diberitahu maka segera bisa lain halnya dengan Neyna.
Memang anak-anak seusia Neyna yang masih duduk di TK tentunya belum sepenuhnya mengerti mengapa harus belajar? padahal seusianya pasti lebih dominan keinginan untuk bermain.
Jadi pas moment ada ujian di sekolahnya baik ujian tengah semester maupun ujian akhir ujung-ujungnya saya pasti menghadapi drama kumbara Neyna yang ga bisa menangkap apa yang saya ajarkan dalam waktu singkat.
Kesabaran saya juga diuji saat menghadapi momen belajar bersama Neyna dari level ibu peri yang masih lemah lembut ngajarinnya sampe akhirnya saya jadi mamak Tyrex dengan suara sopran teriak-teriak *astagfirullah*.
Lelah juga kalau ngajarin anak pas udah dilevel jadi mamak Tyrex, rasanya juga saya pengen nangis banget liat Neyna nangis belajarnya dan saya juga udah ngos-ngosan karena ga bisa ngajarin dia dengan baik.
Sebagai orang tua yang terdidik agar hasil lebih baik dibandingkan proses membuat saya jadi mendikte anak sendiri biar mengikuti gaya belajar saya yang dinilai sukses padahal kenyataannya tidak demikian.
Tentu saja kondisi ini tidak sehat tidak hanya untuk Neyna juga untuk saya sendiri. Oleh karena itu saya pelan-pelan berusaha untuk mencari cara bagaimana sih agar Neyna mau belajar tanpa drama.
Cara Agar Anak Mau Belajar?
Kurikulum sekolah saat ini berbeda dengan zaman saya sekolah, oleh karena itu saya berusaha agar Neyna mau mengikuti perkembangan kurikulum yang kekinian.
Makanya saya berusaha banget agar Neyna mau menyukai yang namanya belajar. Ada beberapa hal yang saya lakukan, namun ini juga maish dalam tahapan berproses menuju perubahan tapi setidaknya saya ingin bagikan buat temans siapa tahu bisa bermanfaat dan punya kondisi yang sama dengan saya.
Beberapa hal yang saya lakukan agar Neyna mau belajar, diantaranya adalah :
✒ Memberikan Nasehat Dan Dukungan
Anak-anak seusia Neyna selalu mengharapkan untuk memiliki cita-cita yang banyak dan unik. Salah satu cita-cita Neyna yang sedang ia inginkan saat ini adalah menjadi Polisi.
Moment ini selalu saya manfaatkan untuk memberikan arahan kepada Neyna bahwa untuk mencapai cita-citanya seseorang itu butuh belajar. Bahkan saya menekankan juga kepada Neyna bahwa seusia ibunya yang tua ini juga terus belajar tiada henti.
Tidak ada keberhasilan yang dicapai tanpa adanya proses belajar itu selalu saya ulang-ulang kepada Neyna. Bahwasanya saya selaku orang tuanya hanya bisa mendukungnya agar cita-citanya bisa tercapai.
Cara ini ternyata menjadi langkah awal dimana Neyna mau belajar tanpa harus ada drama diawal.
✒ Tidak Memporsir
Adalah saya ibu yang tega memporsir tiada henti dengan mendikte Neyna agar bisa belajar berhitung dan membaca dalam waktu yang singkat.
Padahal saya tahu kapasitas Neyna, semakin saya menekannya maka semakin blank Neyna tidak mampu menerima materi yang saya ajarkan.
Oleh karena itu baik juga untuk menetapkan jam belajar rutin buat anak. Nah ini masih dalam proses karena saya masih belum konsisten sehingga saya hanya menerapkan belajar ketika ada hafakan atau ujian saja.
Sehingga dengan keadaan seperti ini membuat Neyna kadang sudah malas belajar.
✒ Mengenali Gaya Belajar
Pernah pada suatu waktu saking saya gemasnya karena Neyna ga bisa-bisa mengerjakan soal hitungan dengan metode yang saya ajarkan.
Saya ga tahu lagi kenapa sih Neyna kok susah sekali belajar dengan cara saya. Akhirnya saya coba gantian dengan ayahnya untuk mengajarinya. Namun ternyata hasilnya sama Neyna tetap TYDACK bisa sodara-sodara.
Saya pernah menduga-duga jika Neyna itu anak kinestetik karena dia akan kesulitan jika saya mengajarkan dengan posisi Neyna duduk berjam-jam. Neyna memang tipe yang tidak mau diam selalu aktif kesana kemari.
Jadi saya pernah mengajarkan dengan cara menggunakan metode lain namun tidak efektif untuk mata pelajaran tertentu.
Tapi ada satu waktu Neyna mampu menghafal bahasa Arab dengan mudah lewat nyanyian. Saya jadi mikir kok dengan musik dia mudah menghafal.
Lalu gaya belajar Neyna seperti apa dong?ini masih misteri sampai sekarang buat saya.
Sudah sejak lama nih saya ingin mengetahui gaya belajar Neyna, nah teman untuk mengetahui gaya belajar anak itu ga bisa asal menerka-nerka seperti saya tapi harus ada serangkaian tes yang dijalankan dengan psikolog.
Saya jadi ingat dengan salah satu intitusi penyedia tes koginitif anak nih yakni PT. Melintas Cakrawala Indonesia (PT. MCI).
Jadi PT. MCI ini merupakan satu-satunya perusahaan di Indonesia yang menawarkan AJT Cogtest, yakni tes kecerdasan yang dikembangkan dengan norma Indonesia untuk usia 5 - 18 tahun.
Mengenai #AJT Cogtest
AJT Cogtest ini merupakan tes kognitif yang akurat dan komprehensif dalam membantu mengindentifikasi kekuatan serta kelemahan belajar anak.
Berdasakan hasil dari penelitian yang dilakukan selama lebih dari 4 tahun terhadap hampir 5.000 siswa dari 6 propinsi di Pulau Jawa, bekerja sama dengan Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada (UGM) dan Kevin McGrew sebagai konsultan proyek, ahli dari teori CHC dan Co-Author dari Woodcock-Johnson III & amp IV. Maka jadilah AJT Cogtest.
Apa sih Teori CHC?yakni teori kecerdasan termutakhir yaitu Cattell-Horn-Carroll (CHC Theory). Tidak seperti alat tes kecerdasan lainnya yang sering dikenal dengan tes IQ, AJT Cogtest memberikan hasil komprehensif dari 8 bidang kecerdasan anak.
Harapannya dengan mengikuti AJT Cogtest maka orang tua seperti saya maupun guru mampu memahami cara belajar yang terbaik untuk anak nerdasarkan domain koginitifnya serta mengoptimalkam potensi yang dimiliki anak.
Memang kebanyakan alat tes IQ disadur dari luar negeri sehingga belum sesuai dengan norma yang ada di Indonesia. Sebagai praktisi HR yang sampai kini masih menggunakan tes IQ saya pun mengakui norma yang masih dipake belum sepenuhnya cocok dengan di Indonesia.
Bahkan sempat di kantor lama, saya memodifikasi sendiri alat tes IQ dan menerapkan norma yang sesuai dengan budaya perusahaan sendiri.
Kehadiran AJT Cogtest bagi saya pribadi menjawab apa yang dulu sekali saya fikirkan, ada ga yah tes kognitif buat anak yang memang sesuai dengan norma yang ada di Indonesia.
Saya sangat tertarik dengan #TesKognitif AJT terlebih lagi saya ga ingin menjadi orang tua berambisi kepada anak sementara anaknya belum tentu memiliki kecerdasan serupa dan gaya belajar serupa dengan saya.
Penasaran ga sih sama biaya tesnya?jadi untuk biaya AJT Cogtest ini ada dua jenis paket, yaitu :
- AJT Cogtest Full Scale guna mengidentifikasi 8 kemampuan kognitif lengkap yang menampilkan profil lengkap kekuatan dan kebutuhan belajar anak. Biayanya Rp 760.000
- AJT Cogtest Comprehensive, diperuntukan ketika seorang anak memerlukan data yang lebih terperinci untuk dianalisis. Biayanya Rp 1.200.000
Buat temans yang kepo banget dengan AJT Cogtest bisa nih lebih kepoin lagi di :
Websitenya : www.melintascakrawala.id
Instagram : @melintascakrawalaid
Atau langsung hubungi Customer Service-nya di Whatsapp : 087883258354
Untuk tesnya sendiri dilakukan oleh psikolog yang sudah mendapatkan pelatihan dari PT. MCI dan hasil tesnya akan dikirim melalui email berupa soft copy dalam kurun waktu 7-14 hari kerja setelah tes dilakukan.
***
Well, temans, demikian nih yang bisa saya sharing kali ini. #YukKenaliAnakKita kalau bukan kita sebagai orang tuanya siapa lagi yang mampu memahami mereka.
Jangan pernah mengharapkan anak sesuai ekspektasi jika kita sebagai orang tuanya saja tidak mengenali mereka sendiri.
Nah temans punya cara apa nih yang dilakukan agar anak mau belajar tanpa drama?sudah sesuai dengan gaya belajar mereka belum?kalau belum monggo tes dulu yah :)