I'm writing about...

Dahsyatnya Berdoa...

Tahun 2016 silam, iya saat saya memenangkan lomba menulis review buku dan berhadiah jalan-jalan ke Kuala Lumpur mau tak mau saya yang emang belum pernah ke luar negeri jadi mengharuskan saya untuk membuat paspor. 

Mengurus paspor bagi saya memberikan moment yang membuat saya mengerti tentang kekuatan doa. Kok bisa? begini ceritanya...

Pagi itu di minggu ke-3 bulan November 2016, saya menuju kantor imigrasi. Saya memilih berangkat habis solat subuh karena saya ingin menyelesaikan urusan pembuatan paspor yang sebelumnya ditolak mentah-mentah karena E-KTP saya ga ada. Dan pagi itu adalah kali kedua saya kembali ke kantor imigrasi.

Sambil menunggu kantor buka, saya berdiri persis depan pintu masuk. Sebelah saya berdiri seorang perempuan paruh baya dengan penampilan yang sederhana. Rambutnya pendek menggunakan blazer kuning dengan tas selempang yang ia gantungkan dilehernya.

Tak lama kemudian ia menyapa saya "adik mau kemana membuat paspor?" (duh GR banget dipanggil adik) Saya tersenyum dan menjawab "hendak ke Kuala Lumpur ibu, kalau ibu mau kerja kemanakah?" (sungguh saya mengira ia calon TKW) >> ga sopan 😂.

Ia tersenyum dengan pertanyaan saya dan menjawab "saya hendak perpanjang paspor dik" belum lengkap ia menjelaskan perihal perpanjangan paspornya, Petugas keamanan kantor imigrasi menyuruh kami untuk menunggu di dalam dan akhirnya kami berdua masuk sesuai perintah.

Kami pun duduk di kursi tunggu, lalu melanjutkan kembali percakapan yang tertunda sebelumnya. Ia mulai memperkenalkan dirinya. Tante Lince begitu ia mengenalkan dirinya. Mulailah ia menceritakan mengapa ia harus perpanjang paspor.



Tak lain karena ia hendak ke Amerika untuk menengok anaknya yang memang tinggal disana. Speechless-lah saya dibuatnya.

Dibalik penampilannya yang sungguh sangat sederhana, menyimpan cerita inspiratif untuk saya pribadi. Tahukah temans? ia mampu menyekolahkan anak-anaknya ke luar negeri meskipun suaminya hanya berprofesi sebagai supir angkot.

Banyak orang yang mencibirnya bahkan keluarganya pun menjadi salah satu dari mereka yang merendahkan keluarganya. Penampilan dan profesi suaminya menjadi tolok ukur sebagian orang untuk melabelkan bahwa ia dan suaminya hanya PEMIMPI yang hendak sekolahkan anak-anaknya ke luar negeri.

Hingga ia pernah menanyakan pertanyaan ini kepada anaknya "Nak, muka mamak seperti pembantukah?hingga orang lain tak berhenti tanya ketika mamak hendak mengurus keberangkatan sekolahmu ke luar negeri".

Saya sontak tersindir juga dan merasa malu karena sebelumnya terbesit pula di awal pertemuan menganggap Tante Lince ini TKW hehehe. Piss ya Tante

Yang saya salut dari ceritanya, dengan perjuangan keras tak ada satupun dari ketiga anaknya yang gagal. Semua mengenyam pendidikan tinggi dan saat ini sudah sukses semua yang mana salah satunya tinggal di Amerika.

Dibalik ceritanya saya suka dengan pesan yang ia berikan untuk saya, berulang kali ia mengingatkan saya agar selalu ingat Tuhan, banyaklah meminta kepada Tuhan untuk semua urusan.

"Dik, sesulit apapun keadaanmu ingatlah pada Tuhan. Berdoalah karena akan selalu ada pertolongan dari Tuhan dan semuanya sudah diatur bahkan sehelai rambut kita yang jatuh pun diatu oleh Tuhan" Ujar Tante Lince sambil memegang tangan saya dengan mata yang berembun.

Demikian sepotong nasehat sederhananya, meskipun saya muslim dan ia non muslim tapi menurut saya kita sama-sama mempercayai Tuhan hanya saja cara memujaNya yang berbeda.

Pesan itu menancap dan tergiang-ngiang selalu, apakah selama ini saya selalu ingat kepada Alloh? bahkan saya dulu pernah marah takkala cobaan selalu menghampiri. Astagfirullah..

Percakapan bersama Tante Lince harus berakhir, karena Tante Lince sudah dipanggil untuk periksa berkasnya serta mendapatkan nomer antrian wawancara. FYI temans, selama isi formulir ia mengandalkan saya untuk mengisinya karena ia tidak bisa menulis dan membaca! yang meyakini saya bahwa Tante Lince memang pasrah dan yakin pasti ada pertolongan dari Tuhan.

Jangan Hanya Pasrah, Berdoalah!

Dan Rabbmu berfirman:“Berdo’alah kepada-Ku, niscaya akan Ku-perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari beribadah kepada-Ku (berdo’a kepada-Ku) akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina [Al-Mu’min/Ghafir/40: 60].

Read more https://almanhaj.or.id/8161-berdoalah-kepadaku-niscaya-aka-aku-kabulkan.html

Dan Rabbmu berfirman:“Berdo’alah kepada-Ku, niscaya akan Ku-perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari beribadah kepada-Ku (berdo’a kepada-Ku) akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina [Al-Mu’min/Ghafir/40: 60].

Read more https://almanhaj.or.id/8161-berdoalah-kepadaku-niscaya-aka-aku-kabulkan.html
Dan Rabbmu berfirman:“Berdo’alah kepada-Ku, niscaya akan Ku-perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari beribadah kepada-Ku (berdo’a kepada-Ku) akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina [Al-Mu’min/Ghafir/40: 60].

Read more https://almanhaj.or.id/8161-berdoalah-kepadaku-niscaya-aka-aku-kabulkan.html
Tinggallah saya sendiri menanti nomer antrian, ketika nomer urut saya dipanggil, petugas memeriksa dokumen yang saya bawa. Lagi-lagi saya gugup, karena memang saya bermasalah dengan dokumen e-ktp maupun kartu keluarganya.

Memandangi berkas-berkas yang saya bawa, petugas mulai bimbang hingga lama sekali bertanya mengapa berbeda karena memang e-ktp saat itu belum ada dan kartu keluarga yang baru masih dalam proses.

Dalam hati saya berdoa semoga bisa karena jika tidak bisa gagallah saya menikmati award yang saya peroleh ke KL. Saya berdoa dalam hati memohon dimudahkanNya. Dan dengan keajaiban doa, akhirnya petugas meloloskan namun dengan catatan. Lega rasanya akhirnya saya bisa melanjutkan proses selanjutnya untuk interview.

Namun sebelumnya saya harus konfirmasi ke bagian informasi jika kartu keluarga yang saya miliki masih proses begitupun e-ktp yang ada ktp lama dan juga kartu keluarga lama. Apa yang terjadi? petugas informasi menghardik saya hingga meminta saya pulang.

ekspresi ketika dimarahin
Kadung kecewa dengan pernyataan dan sikap petugas itu saya langsung pergi menuju parkiran. Pengen nangis rasanya padahal saya sudah dapat nomer antrian untuk wawancara. Disaat itulah saya teringat kembali akan kata-kata Tante Lince "BERDOALAH".

Apa yang terjadi?

Saya tak jadi pulang akan tetapi kembali lagi menuju ruang tunggu, petugas yang sudah memarahi saya pun heran mengapa saya masih ada di dalam. Selama menunggu saya tak henti berdoa semoga bisa dan berhasil melewati sesi interviewnya.

Hingga 1 jam kemudian, nomer antri saya dipanggil, kembali petugas interview memeriksa berkas dan menemukan catatan pada berkas yang saya bawa karena masalah e-ktp dan kartu keluarga yang masih dalam proses.

Pak Kiky namanya begitu yang tertera dalam papan namanya, memutuskan bertanya kepada atasan atau entahlah siapapun itu. Ia meninggalkan saya di meja karena hendak menanyakan perihal case yang saya bawa. Saya pun tak henti berdoa kembali semoga diloloskan.

Lama sekali menunggu hingga akhirnya pak Kiky kembali ke meja, saya menanyakan dan ternyata saya diperbolehkan. Alhamdulilah senang banget setelahnya saya langsung foto dan diminta kembali lagi 3 hari kemudian setelah melakukan pembayaran di BNI.

Sepulangnya dari kantor imigrasi, saya benar-benar menangis dan merenung bahwa saat itu benar adanya kekuatan doa dan keyakinan yang membuat semuanya akhirnya bisa, saya merasakan betul pertolongan Alloh saat itu.

Kejadian ini membuat saya menyadari jangan menyerah dahulu, yakini lewat doa pasti akan ada jalan keluar untuk setiap masalah yang dihadapi.

***

Temans punya kejadian apa? atau masalah apa? yuk yakini dengan berdoa insyaAlloh ada jalan keluar yang Alloh berikan. Setiap kejadian ataupun masalah yakini akan ada pertolongan dariNya! jadi berdoalah kapanpun dan dimanapun.

Demikian yang dapat saya bagi kali ini semoga bermanfaat yah💋.


ટિપ્પણીઓ

ટિપ્પણી પોસ્ટ કરો

Selesai baca yuk tinggalin jejak komennya ^^
Haturnuhun