Halo teman-teman semuanya semoga tetap sehat dan ceria menanti blog ini update *eaa. Kali ini saya ingin membahas tentang ‘Gaji’. Hal paling sensitive yang bikin bibir ini tiba-tiba kelu dan menelan ludah jika siapapun bertanya tentang gaji kita.
Betul ga? sekalipun yang nanya saya sebagai HRD pasti diawali dengan senyam-senyum ga jelas.
Betul ga? sekalipun yang nanya saya sebagai HRD pasti diawali dengan senyam-senyum ga jelas.
Ketika kita bekerja salah satu pilihan yang membuat kita tertarik adalah sallary atau gaji yang sesuai dengan keinginan kita. Ukuran besar atau kecil jumlah gaji kita hanya kita sendiri yang memaknainya bukan? janganlah terlalu ambisi untuk mendapatkan gaji yang besar namun kita tidak punya value yang bisa kita jual saat bekerja.
Konteks gaji mungkin hanya ada saat kita terikat dalam satu organisasi beda cerita jika kita berwirausaha sendiri. Masalah gaji meskipun hanya terdiri dari 4 huruf namun bagi semua orang menjadi hal yang sensitif sekali.
Bahkan tiap tahun kaum buruh yang tergabung pasti akan melakukan demo untuk meminta kenaikan gaji. Ada yang suka ikutan demo juga?saya cuman sekali itupun dipaksa *ngenes*
Bahkan tiap tahun kaum buruh yang tergabung pasti akan melakukan demo untuk meminta kenaikan gaji. Ada yang suka ikutan demo juga?saya cuman sekali itupun dipaksa *ngenes*
Gaji disini berbicara tentunya uang, jumlah uang yang kita dapatkan setelah kita bekerja. Bahkan ada perusahaan termasuk saat ini tempat saya kerja ada istilah "no work no pay" jika kita ga masuk maka gajinya akan dikurangi hehehe itu konsekuensi setiap perusahaan memiliki aturan berbeda jika ditempat sebelumnya saya bekerja, masuk tidak masuk tetap dibayarkan gaji full.
Ada minus ada plusnya setiap perusahaan tidak ada yang sempurna yang sempurna cuman seblak Mang Uyan *apasih*
Ada minus ada plusnya setiap perusahaan tidak ada yang sempurna yang sempurna cuman seblak Mang Uyan *apasih*
Masalah gaji tidak semua orang perlu tahu termasuk teman dekat kita sendiri kecuali kalian nanti berkomitmen tidak akan ribut dan hubungan masih tetap baik-baik saja.
Hal ini pernah saya alami dengan rekan kerja saya ditempat dahulu.
Hal ini pernah saya alami dengan rekan kerja saya ditempat dahulu.
Berawal karena perkenalan saat mengisi kontrak kerja akhirnya membuat kami dekat terlebih satu divisi beda bagian saja. Kedekatan kami membuat kami saling mengetahui sallary hingga tahu habis untuk apa saja *LOL* mengingat itu sungguh lucu entahlah dulu begitu polosnya kami.
Namun seiring berjalannya waktu tak lagi kami mengetahui masing-masing gaji yang kami dapatkan karena tertera jelas dalam payslip "membocorkan akan kena sanksi". Sangatlah sensitif dan menurut saya pun rasanya kurang sopan jika kita menanyakan "Berapa Gajimu?" kepada pihak lain yang baru masuk.
Alasannya menurut saya untuk apa kita tahu?toh gaji kita juga tidak akan sama jika kita sudah tahu. Dan yang terpenting untuk diingat bahwa rezeki kita tidak akan tertukar seperti sandal jepit hahaha apalagi sampe putri tertukar *sinetron banget*.
Betul sekali Alloh sudah atur sedemikian rupa itu sehingga pasti sudah terbaik untuk kita. Apabila kita tahu misalnya rekan kerja kita yang baru kok gajinya lebih gede dari kita? ingat kembali bahwasanya itu sudah menjadi rezeki dia.
Jangan merasa iri atau langsung membuat kinerja menjadi menurun. Manusiawi memang jika ada perasaan iri tapi tak lantas kita memusuhi hanya karena masalah itu.
Jangan merasa iri atau langsung membuat kinerja menjadi menurun. Manusiawi memang jika ada perasaan iri tapi tak lantas kita memusuhi hanya karena masalah itu.
Saya pun memiliki pengalaman menarik, suatu hari sekitar tahun 2015 ada tugas untuk mewawancarai seorang karyawan mengenai tugas apa yang sudah ia lakukan agar saya review kembali Job Desc-nya. Dan pada percakapan akhir selalu saya akan menanyakan "apakah ada yang ingin disampaikan lagi?"
Lalu karyawan tersebut sebut saja Mr. X bercerita, yang saya lihat ia merasa benar-benar kecewa dengan ditandai nada suara turun naik memastikan bahwa ia tidak terima dengan gaji yang didapatkan selama ini.
"saya ini supervisor tetapi gaji saya itu sama seperti staff, saya ini tahu dari semua supervisor divisi "Z" hanya saya yang paling kecil, saya ga mengerti bla...bla...bla...." begitulah yang ia sampaikan diakhir sesi tersebut.
Apa yang saya katakan saat itu? dengan tersenyum sedikit tertawalah *ga consist senyum apa ketawa?* berikut ini percakapannya :
Saya : "Mr. setiap orang punya rezeki yang berbeda, jika kita hanya dapatkan dengan jumlah itu terimalah dan bersyukur, jika anak baru mendapatkan lebih besar itu sudah rezeki dia, kalau saya sendiri berfikir begini gaji saya lebih kecil dari anak baru yang sudah saya rekrut, maka saya melihat dari sisi lain ow lingkungan kerja saya menyenangkan (itu juga rezeki), saya bisa ceria dan sehat sampai dengan hari ini (itu rezeki) ada banyak hal yang merupakan rezeki tanpa kita sadari yang ga juga dimiliki orang lain. gitu Mr. gimana? (sebenarnya panjang lebar ngomongnya cuman inget intinya kayak begitu)
Mr.X : *menganguk dan tersenyum*
“ benar juga yah bu apa yang ibu sampaikan dengan nada yang mulai melunak”
Saya : percaya deh ga semuanya bisa kita jadikan tolok ukur dengan gaji Mr.
Percakapan itu diakhiri dengan bersalaman lalu kami kembali bekerja. Dan semenjak moment itu saya melihat Mr. X kembali senyum-senyum sendiri jika bertemu dengan saya *ya kali karena memang udah gajian.
Kejadian lain perihal gaji adalah karyawan lama yang menggencet (duh ga enak banget istilahnya) pokoknya memaksa karyawan baru untuk menyampaikan berapa gajinya.
Karena dipaksa akhirnya karyawan baru kena SP tak tanggung-tanggung langsung SP2. Kok bisa?karena karyawan baru membeberkan jumlah gajinya. Kebocoran gaji tersebut langsung membuat ricuh dan terjadi “sindir-menyindir” yang begini nih yang bikin suasana kerja jadi ga nyaman. Sebel juga sih sama karyawan lama yang usianya tua tapi kekanakan gitu. Makanya selalu ada aturan GAJI ITU RAHASIA.
Sebagai recruiter saya tahu banget harapan setiap kandidat yang mau masuk ke kantor bahkan jika sudah deal dengan User saya pun juga tahu gaji mereka. Saya sudah kenyang melihat nominal gaji karyawan baru. Apa saya bafer?tentu saja tidak.
Kalau menurut saya sih kenapa sampe pada pengen tahu gaji orang lain itu ada beberapa alasannya, diantaranya :
1. Penisirin atau Penasaran
Seperti kasus yang karyawan lama gencet karyawan baru saking penasarannya sama anak baru makanya akhirnya melakukan intimidasi. Padahal apa untungnya kalau pada akhirnya tahu bikin sakit hati. ya ga?hayo masih ada yang suka penasaran sama gaji orang?mendingan stop deh dari sekarang.
Jangan jadi biang ribut kalau udah tahu gaji yang lain akhirnya dari biang ribut jadi biang masalah yang sebabin karyawan baru pada resign. Hentikan ini kalau tidak mau di SP! CAMKAN ini hahaha.
2. Merasa Lebih Hebat
Adakalanya karyawan yang lama merasa hebat dan berpengalaman jadinya suka kepo kira-kira anak baru dikasih gaji berapa. Pun sama saya juga pernah merasa lebih jago *astagfirullah* makanya suka sedih pas tahu kalau gaji yang baru dengan kapasitas segetu-getunya bisa lebih tinggi hahaha.
Makanya mendingan jangan dimasukin hati, bekerjalah justru dengan hati ya gaes biar bawaannya ga sensi, baper lalu sakit. Ingatlah rumus bahwa rezeki bukan hanya GAJI saja.
3. Memotivasi
Iya gitu nanya gaji orang bisa memotivasi?jawaban saya ada 2 kemungkinan sisi positif dan negatif. Yang satu, sisi positifnya bisa memotivasi biar kita terus dapat promosi dengan bekerja lebih giat dan yang kedua, sisi negatifnya bisa memotivasi kita cepet RESIGN. *LOL. Hayo sapa yang pernah kayak gitu?saya sih yakin pasti ada aja yang begitu.
Selama kita memutuskan dengan matang ingin bekerja yakinlah untuk tetap berpositif thingking dengan gaji yang kita dapatkan. Seperti saya contoh realnya mungkin dikantor gaji saya segitu tapi Alloh kasih rezeki lewat jalan lain seperti memenangkan lomba blog. *doain saya menang lagi ya temans aamiin 😆
Percayalah temans, Alloh sudah memberikan porsi yang sesuai untuk kita. Intinya adalah Bersyukur, semakin kita bersyukur semakin kita menikmati dan bertambah lagi nikmat-nikmat lain dari Alloh.
Demikian yang dapat saya share, ada yang mau share juga perihal ini?pada intinya dari tulisan ini adalah pertanyaan “Memang Berapa gajimu?” sebaiknya diganti dengan pertanyaan lain yang bisa membuat hubungan dengan rekan kerja semakin kompak dan harmonis bukan sebaliknya memicu pertikaian hanya dengan 3 kata tersebut.
Semoga Bermanfaat Yah..💋