Menjadi orangtua memberikan pemahaman tersendiri bagi saya untuk memahami konsep tumbuh kembang anak. Karena itulah ketika kuliah saya mendapatkan materi kuliah untuk "Psikologi Perkembangan" hingga 3 semester.
Dulu saat kuliah saya hanya berfikir mempelajari Life Span Development hanya sebagai teori semata dan kini menjadi seorang ibu saya baru menyadari teori-teori yang saya pelajari ternyata berguna.
Memiliki batita usia menuju 4 tahun memberikan tantangan untuk saya pribadi. Bagaimana tidak rentang usia yang sedang dialami anak saya selalu disebutkan sebagai masa Golden Age.
Banyak sekali pendapat bertebaran jika dalam masa golden age sebaiknya saya sebagai ortu bisa memberikan stimulasi yang tepat dan optimal agar anak saya mampu menjalani tugas perkembangannya disetiap rentang usia dengan baik.
Bukanlah satu hal mudah untuk saya mengoptimalkan stimulasi karena ternyata lain teori lain realita. Yang pada akhirnya meski saya berpatokan pada teori namun akhirnya saya mesti out of the box menyikapi perkembangan anak saya sendiri.
Dan tentunya yang terpenting bagi saya adalah "Tidak menjadikan perkembangan anak-anak lain sebagai tolok ukur keberhasilan tahap perkembangan untuk anak saya".
Beberapa Pertimbangan Dalam Memilih Mainan Untuk Anak
Sebagai upaya untuk menstimulasi perkembangan anak saya maka "Bermain" merupakan salah satu cara yang saya pilih sebagai kegiatan yang bisa memberikan multiple manfaat tidak hanya kesenangan buat anak akan tetapi juga sebagai sarana untuk saya memberikan stimulasi bagi perkembangan motorik, intelektual, sosial hingga emosi anak saya.
Kegiatan bermainnya pun bisa menggunakan alat yakni Mainan atau tanpa Mainan. Sejauh ini saya selalu membelikan mainan sesuai dengan tahapan perkembangannya.
Hal ini dimaksudkan seperti yang telah saya bahas sebelumnya agar anak mampu untuk mengikuti tugas perkembangannya.
Tapi tahukah temans ada beberapa hal yang harus diperhatikan bagi kita sebelum membeli dan memilih mainan yang cocok untuk anak. Bagi saya sendiri ada 5 hal yang menjadi fokus perhatian saya sebelum akhirnya saya membelikan mainan untuk anak saya, diantaranya adalah sebagai berikut:
5 Hal Yang Perlu Diperhatikan Sebelum Membeli Mainan Anak
🌷 Sesuaikan Dengan Usia 🌷
Bagi saya fungsi mainan tidak sekedar hanya untuk memberikan kesenangan namun juga mendukung untuk
proses pembelajaran.
Maka dari itu saya selalu membeli mainan sesuai rentang usia anak
saya. Tak mungkin kan saya belikan sepeda untuk anak saya yang masih usia 7
bulan. Atau membelikan puzzle ketika anak saya masih merangkak.
Hal ini tak lantas pula menjadi patokan untuk saya bahwa proses pembelajaran yang Neyna dapatkan hanya dari mainan yang saya belikan.
Selain
membeli mainan juga saya mencoba untuk memanfaatkan peralatan yang ada dirumah
jadi tak semuanya mesti baru bisa menggunakan apapun yang tersedia untuk
dijadikan stimulasi dalam proses bermain Neyna.
Sejak masih bayi Neyna sudah saya berikan stimulasi untuk mengenal barang-barang yang ada disekitarnya. Seiring dengan bertambah usianya Neyna sudah bisa memilih permainan apapun yang ingin ia mainkan. Sebagai ibu saya hanya sebagai fasilitator dan mentor untuk proses bermainnya.
🌷 Bahan & Bentuk Mainan Aman🌷
Membeli
mainan anak jangan hanya berpatokan pada desainnya yang lucu namun ternyata
memiliki bahan yang tidak aman.
Tergoda kan yah kalau ditempat jualan mainan
bertebaran mainan-mainan yang aduhai bikin laper mata. Cung sapa yang suka
laper mata?*saya*. Namun saya selalu mengerem hal tersebut dengan memikirkan
kembali kira-kira kalau anak saya main yang beginian aman ga yah?
Pertimbangan
aman bagi saya yakni aman untuk digunakan anak seperti tidak mudah patah jika
dibanting. Anak-anak seusia anak saya sedang gencarnya bereksplorasi
untuk menjawab rasa ingin tahunya.
Bayangkan saja boneka Barbie yang saya belikan untuk
anak potek semua kaki dan tangannya untunglah bagian patahannya tidak bikin
khawatir sehingga masih bisa digunakan untuk bermain.
Definisi
Aman bagi saya juga tak hanya untuk sisi anak saya sendiri tapi juga untuk
lingkungan sekitarnya. Nah sebagai ibu yang dulunya senang banget mewarnai
bahkan pernah menjuarai lomba mewarnai saat kecil saya pun terdorong untuk
membelikan juga Crayon untuk Neyna.
Namun ternyata seusia Neyna masih belum
bisa mengontrol untuk tidak mewarnai pada buku saja akan tetapi dinding
kamarnya habis ia warnai. Ketika
saya tanyakan kenapa mewarnai di tembok?lalu dia bercerita jika coretan yang
hampir memenuhi dinding kamar adalah kebon binatang *alamak mendadak pusing*.
Selain itu aman menurut saya adalah mainan yang bersih karena anak-anak seusia Neyna sedang aktifnya untuk memuaskan rasa ingin tahunya sehingga perlu sekali diperhatikan soal kebersihan yang bisa menyebabkan penyakit.
Selain itu aman menurut saya adalah mainan yang bersih karena anak-anak seusia Neyna sedang aktifnya untuk memuaskan rasa ingin tahunya sehingga perlu sekali diperhatikan soal kebersihan yang bisa menyebabkan penyakit.
🌷Sesuai Dengan Gender & Minat 🌷
Berbagai jenis mainan yang ada selalu menyesuaikan dengan gender sebagai ibu saya memang dominan memberikan mainan yang khas untuk perempuan seperti boneka maupun main masak-masakan tapi dalam proses tumbuh kembang Neyna, saya sendiri membelikan jenis permainan yang biasa dilakukan anak laki-laki seperti bola.
Hal ini saya maksudkan agar Neyna bisa tahu semua jenis permainan. Dan paling utamanya fungsi dari permainan tersebut untuk Neyna sendiri.
Kesesuaian minat Neyna juga menjadi pertimbangan saya dalam menyediakan mainan. Misalnya karena dia pernah berobat ke dokter lalu akhirnya dia bermain peran menjadi dokter karenanya saya membelikan mainan dokter-dokteran. Saat Neyna suka dengan ibu peri maka saya membelikan tongkat dan sayap ibu peri.
Yah meskipun ternyata Neyna mudah bosan dengan satu mainan yang akhirnya mainan tersebut rusak atau didiamkan saja. Namun bagi saya pesan dari mainan tersebut bisa Neyna dapatkan.
🌷 Ada Fungsi Edukatif 🌷
Mainan yang biasa saya beli atau saya pilihkan untuk Neyna haruslah mainan yang memiliki fungsi Edukatif. Harapannya kegiatan bermain yang dilakukan bisa membantu Neyna untuk merangsang daya berfikirnya, daya imajinasinya, merangsang perkembangan motorik dan juga kemampuan komunikasinya.
Terkadang meskipun tanpa mainan Neyna bisa memanfaatkan botol-botol parfum atau bedak untuk ia jadikan role play ibu-ibuan artinya disini saya melihat perkembangan cara berfikir dan imajinasinya sudah mulai terlihat bahkan saya berdecak kagum dengan cerita-cerita yang ia sajikan jika ia bermain sendiri.
So yang terpenting bagi saya mainan yang Neyna pilih bisa bermanfaat terlepas mainannya itu hanya sebuat botol atau keranjang bekas yang ada di rumah.
🌷 Sesuai dengan Kebutuhan🌷
Apapun yang berlebihan selalu tidak baik. Saya adalah tipe orang tua yang tidak ingin mengajarkan anak untuk konsumtif. Dimana ketika ada permainan yang sedang kekinian, saya tidak selalu untuk membelikan mainan tersebut kepada Neyna.
Masa-masa usia Neyna selalu menginginkan barang yang dimiliki orang lain. Tak heran jika sedang bermain dengan sepupunya ia selalu merebut atau pulang ke rumah lalu menceritakan kepada saya seperti "bun bolehkah Neyna punya sepeda kupu-kupu seperti punya Ceceu?"
Akan selalu ada keinginan yang datang dari anak setelah melihat atau mendengar langsung dari temannya mengenai satu mainan. Sebagai ortu tentunya moment seperti ini adalah moment tepat untuk mengajarkan bahwasanya "kita memiliki suatu barang karena kebutuhan" bukan karena tak ingin merasa kalah tidak punya seperti yang orang lain miliki.
***
Dengan melihat berbagai pertimbangan tersebut, maka saya sebagai orangtua harus paham hal-hal sebagai berikut :
1. Tahapan perkembangan anak hal ini tentunya untuk menyesuaikan mainan mana yang cocok atau tidak dengan kebutuhan anak.
2. Fungsi dari mainan yang mampu menghindari saya membeli mainan tidak sesuai kebutuhan
3. Mengajarkan awareness kepada anak hal ini tentu dimaksudkan agar anak mampu bertanggungjawab dengan mainannya. Tak hanya menuntut anak untuk bisa membereskan mainan setelah bermain namun juga mengajarkan untuk bisa menjaga mainannya tidak merusaknya.
4. Pentingnya bermain bersama merupakan point utamanya karena melibatkan fungsi saya sebagai orangtua untuk menambah kedekatan dengan anak
Jadi bagaimana temans?sudahkah memperhatikan hal-hal tersebut?jika teman-teman ada yang ingin membelikan mainan untuk anak, sodara atau keponakan atau siapapun silahkan diperhatikan hal tersebut agar mainan tersebut benar-benar support untuk kebutuhan anak.
Sebagaimana memilih mainan yang tepat saya juga sebagai ortu selalu berupaya memberikan pilihan obat yang tepat untuk anak.
Seusia Neyna yang selalu aktif dan punya rasa ingin tahu besar tentunya saya tak mampu membatasi hal tersebut sehingga seringkali Neyna demam. Sebagai mekanisme tubuhnya untuk memerangi benda asing yang masuk ke tubuh bisa virus atau bakteri dan memicu timbulnya Demam.
Bagaimana cara mengatasi demam pada Neyna?
💗Saya harus mengetahui dahulu sumbernya darimana. Dahulu Neyna demam karena tumbuh gigi, karena radang paru-paru nah demam ini akan timbul tenggelam seiring dengan pemicu sakitnya.
💗 Memberikan obat penurun demam yang paling Aman dan terpercaya sejak dahulu yakni Tempra Syrup. Mengapa saya memilih Tempra?karena sepengetahuan saya Tempra itu :
>> Obat Penurun demam PALING AMAN
>> tiap 0,8 cc mengandung 80 mg parasetamol
>> berbentuk syrup dengan rasa buah yang disukai anak
>> Harganya murah
>> Dapat dibeli di minimarket maupun Apotek terdekat
💗 Barulah ke dokter jika demam selama 3 hari tak kunjung reda agar dipastikan penyebab utamanya terjadi demam
Menjadi ibu memang dituntut untuk cerdas tak hanya cerdas mengurusi keuangan keluarga namun cerdas dalam memberikan pilihan terbaik untuk anak. Temans punya cerita apa tentang mainan untuk anak?yuk share disini.
semoga bermanfaat yah 💋
Artikel ini diikutsertakan dalam lomba blog Tempra yang diselenggarakan oleh Blogger Perempuan Network dan Taisho. Artikel ditulis berdasarkan pengalaman dan opini pribadi. Artikel ini tidak dapat menggantikan hasil konsultasi dengan tenaga kesehatan profesional.