Akhirnya tiba juga saatnya yang ditunggu-tunggu, postingan kali ini kheseus berlabel #Minion. Whaaaaat?iya gini gaes jadi Minion ini "Mommy Opinion" yang merupakan postingan kolaborasi antara saya a.k.a Teteh Bella dan Mamih Sandra. *yeay tepuk tangan*.
Created by Mamih, abaikan kepalsuan foto saya 😝 |
FYI yah gaes : Postingan #Minion ini insyaAlloh akan tayang 2 minggu sekali, jadi jangan sampe melewatkan yah dicatet tanggal mainnya bunderin dikalender, bikin alarm note supaya ga ketinggalan updatenya #Minion kami. *aseek. Apabila ada yang mau kasih request temanya, mau kasih job review apalagi itu boleh banget tinggal email kepada kami. Kami menerima dengan tangan terbuka dan terimaGajih 😜.
Oke cukup intronya, Nah untuk mengawali postingan #Minion kali ini, kami berdua sepakat membahas tentang "Nambah Anak". Kenapa kok ambil tema ini?antara kami berdua sebenarnya banyak banget ide yang tercetus namun akhirnya kami memilih tema ini. *jadi alasannya naon teteh Bella? pokoknya itulah, meuni want to know aih 😂.
Pertanyaan Seputar Menambah Anak
Sebagai ibu yang sudah memiliki putri berusia menuju 4 tahun, terlebih usia saya sudah tak sebelia neng Raisa banyak sekali bisikan-bisikan halus berdatangan ke telinga saya. Bentuk pertanyaannya ada yang to the point dan adaa juga yang sampe berbelok-belok dulu baru akhirnya terlontar juga kekepoannya.
Kalau saya kumpulin, berikut macam pertanyaannya tentang "Nambah Anak" :
* Situasi 1
👳 : Wah anakmu uda gede juga yah?umur berapa tuh?👩 : 3 tahun 8 bulan
👳 : cepetan kasih adik kasian loh sendirian
👩 : ga kok dirumah ada 2 kucing nemenin
👳 : ish beda donk ayo ah jangan kelamaan keburu tua
👩 : 😓
* Situasi 2
👵 : Alhamdulilah A hamil, B baru melahirkan, C menanti kelahiran. Kamu kapan nambah Va?
👩 : Tanya dulu abang Hamish yah kapan maunya. Klo dia YES aku si manut 😊
👵 : #@##@?? *nyesel nanya
👱 : Loh kamu ternyata udah nikah?
👩 : alhamdulilah udah
👱 : wah ga sangka, uda punya anak?
👩 : sudah 1, kenapa?mau nanya lagi kapan nambah anak?belum pernah yah kau merasakan kelilipan wajan 😈
👱 : 🏃*lari sprint
Bagi sebagian orang bertanya hal demikian mungkin termasuk basa basi mencari cara agar tidak krik..krik.. ketika sedang bertemu atau entahlah apa yang menjadi tujuannya. Namun bagi saya jika terus-terusan bertanya seperti itu mungkin yah tergolong rasa perhatian yang over jatuhnya KEPO bin Rempong.
Memang tak bisa dipungkiri menambah anak termasuk salah satu tujuan saya dan akang suami setelah sebelumnya dipercayakan seorang putri unyu. Rencana sudah tentu kami rencanakan namun semuanya adalah Previlege Yang Kuasa untuk kami.
Dan juga beberapa pertimbangan yang bertengger dalam benak saya. Ah palingan juga teteh Bella mah mikirin Rp 0 apa ga?soalnya asuransi kantor udah dicabut *hahaha itu mah bisa diusahakan padahal hooh*.
Pertimbangan Dalam Menambah Anak
Adapun yang saya fikirkan ketika para Fans Bellaers eh maksudnya teman, rekan, saudara tentang "Kapan Nambah Anak?" diantaranya :
1. Kesiapan Mental Ortu & Anak
Saya masih mengingat jelas tahun 2013 saat berjuang melahirkan Neyna, 30 jam bo dengan induksi 3 botol. Saat yang lain mengumandangkan Takdir Kemenangan atas berakhirnya bulan suci saya tergolek lemah di rumah sakit.
Dan ketika yang lain makan ketupat plus opor dirumah sambil menyaksikan siaran ulang WARKOP DKI, disaat yang sama pula saya berjuang dengan sisa-sisa tenaga untuk melahirkan Neyna. Mengingat kembali hal itu, tiba-tiba saya mules kembali ada rasa takut menyerang, ada rasa nyeri menghantui, ada rasa pilu mengatasi suasana baru.
Karenanya saya selalu menahan diri untuk tidak menanyakan kepada orang lain kamu kapan nambah lagi?biarkan saja orang lain punya rencana, tugas kita turut mendoakan itu jauh lebih baik karena kita tidak pernah tahu dibalik layar kisah seseorang.
Barangkali ada yang seperti saya belum merasa siap kembali, rasa-rasa tak karuan masih tergiang hingga mental saya masih maju mundur ala kereta Thomas. Bukan berarti saya tidak mau akan tetapi memang butuh waktu, sampe kapan teteh?sampe bang Hamish minta itu lain cerita *ditakol akang suami, dijambak neng Raisa *LOL.
Bila saya pun masih belum siap, maka hal ini menular kepada Neyna. Meski Neyna sudah diberikan teman bermain kucing cute nan gembul Thoby n Shasa namun saya belum melihat kemandiriannya secara konsisten masih suka-suka hati dia sajalah 😧.
Baca Lagi : Antara Threenager & Peterpan Syndrome
Baca Lagi : Antara Threenager & Peterpan Syndrome
Saya merasa yakin someday saya dan Neyna akan bersatu kita teguh untuk bisa saling memainkan peranan masing-masing Tanpa Paksaan dan Tanpa Ada Yang Merasa Tersakiti. Akan ada waktunya dimana saya bisa dengan tenang menerima karuniaNya tanpa digerayangi rasa takut ditambah dengan tumbuhnya Neyna sesuai tugas perkembangannya untuk menerima posisinya sebagai Kakak.
Kalau yang "kebobolan" diluar rencana gimana dong teh Bella?ya sudah mau tak mau mesti nerimo, minta dikuatkan tapi kan kata teteh diatas *aarghh apa mesti aku berubah doeloe buat jadi mak lampir? 😒.
2. Bicara Usia
Hampir 99,9% saya akan mendengar pertimbangan nambah anak itu karena usia. Baik usia si Mamak maupun usia si anak. Yes saya tahu banget semakin kesini usia saya akan masuk usia syantiek tapi sekali lagi jika saya punya rencana akan selalu adaNya yang meng-approval keinginan saya.
Saya jadi ingat kakak saya, ponakan saya saat ini akan menginjak usia 8 tahun seiring berjalannya usia ponakan dan kakak saya pun tiada hentinya ikhtiar buat dapetin anak lagi. Dari program A-Z dari dokter A-Z ia lakukan saking diburu oleh usianya.
Iya saya merasa usia membuat kita merasa dikejar-kejar padahal saya yakin akan ada waktunya yang tepat bukan karena usia ataupun tekanan lingkungan "kapan nambah anak?". Atau berbicara dari sisi usia anak, konon katanya si sulung akan lebih egois karena kelamaan punya adik.
Egois, penyayang, mau berbagi itu akan terjadi karena pola asuh bukan faktor kelamaan punya adik menurut saya sih gitu ga tau deh menurut bang Fuad. Memang kenapa kalau rentang usianya jauh?atau dekat?itu semua sudah pilihan.
Memilih memiliki anak di usia muda itu pilihan, memilih punya anak kedua yang berbeda 1 tahun itu juga pilihan. Semuanya tergantung konsep pilihannya masing-masing. Yang terpenting adalah tidak perlu menyalahkan orang lain atas semua pilihan yang sudah dibuat. CATET!
Baca Lagi : Tentang Sebuah Pilihan
Iya saya merasa usia membuat kita merasa dikejar-kejar padahal saya yakin akan ada waktunya yang tepat bukan karena usia ataupun tekanan lingkungan "kapan nambah anak?". Atau berbicara dari sisi usia anak, konon katanya si sulung akan lebih egois karena kelamaan punya adik.
Egois, penyayang, mau berbagi itu akan terjadi karena pola asuh bukan faktor kelamaan punya adik menurut saya sih gitu ga tau deh menurut bang Fuad. Memang kenapa kalau rentang usianya jauh?atau dekat?itu semua sudah pilihan.
Memilih memiliki anak di usia muda itu pilihan, memilih punya anak kedua yang berbeda 1 tahun itu juga pilihan. Semuanya tergantung konsep pilihannya masing-masing. Yang terpenting adalah tidak perlu menyalahkan orang lain atas semua pilihan yang sudah dibuat. CATET!
Baca Lagi : Tentang Sebuah Pilihan
Bahkan apakah kita harus menuntutNya ketika kita mendapatkan momongan di usia tua?saya rasa NO sekali lagi manusia hanya bisa berencana ada kuasaNya yang menentukan jalan atau tidak rencana yang kita buat.
3. Partner Mengasuh
Dan point lain yang saya fikirkan ketika berencana untuk nambah anak tentunya partner untuk mengasuh. Terlepas saya akan berhenti bekerja atau tetap bekerja saya rasa saya butuh partner. Kalau akang suami sudah pasti namun selepas akang suami bekerja saya ga bisa sendiri.
Saya masih ingat betul saat Neyna bayi dimana untuk makan dan mandi pun sulit, Neyna nempel banget untuk menyusui. Saya masih belum bisa seperti ibu kebanyakan yang strong ditinggal dirumah sendiri dengan anak-anak.
Saya belum sehebat yang lain multitask menyelesaikan pekerjaan domestik sembari mengasuh makanya saya sangat mengapresiasi full time mother tanpa bantuan ART, LDR-an sama suami, ngasuh 2-3 anaknya dan masih bisa nulis. Kalian warbiyasah 😍.
Dan point lain yang saya fikirkan ketika berencana untuk nambah anak tentunya partner untuk mengasuh. Terlepas saya akan berhenti bekerja atau tetap bekerja saya rasa saya butuh partner. Kalau akang suami sudah pasti namun selepas akang suami bekerja saya ga bisa sendiri.
Saya masih ingat betul saat Neyna bayi dimana untuk makan dan mandi pun sulit, Neyna nempel banget untuk menyusui. Saya masih belum bisa seperti ibu kebanyakan yang strong ditinggal dirumah sendiri dengan anak-anak.
Saya belum sehebat yang lain multitask menyelesaikan pekerjaan domestik sembari mengasuh makanya saya sangat mengapresiasi full time mother tanpa bantuan ART, LDR-an sama suami, ngasuh 2-3 anaknya dan masih bisa nulis. Kalian warbiyasah 😍.
***
So kesimpulannya adalah menambah anak atau tidak itu bukan urusan kita, sebagai orang yang berbudi pekerti luhur mengamalkan pancasila dan memegang teguh UUD 45 ga perlu rempong bin kepo ngojrog orang dengan membom bardir pertanyaan kapan nambah anak?
Seperti yang saya sampaikan sebelumnya doakan saja dinanti kelahiran putra putrinya kelak. Memposisikan diri untuk bisa memahami keadaan orang lain itu jauh lebih penting dibandingkan menanyakan hal yang belum tentu orang lain bisa menerimanya. Saya ga baper siy kalau ada yang nanya gitu cuman yang ada difikiran saya itu nambah anak ga semudah nambahin air ke toren. 😀
Oke gaes cukup sekian #Minion kali ini, semoga bisa bermanfaat yah. 💋
Seperti yang saya sampaikan sebelumnya doakan saja dinanti kelahiran putra putrinya kelak. Memposisikan diri untuk bisa memahami keadaan orang lain itu jauh lebih penting dibandingkan menanyakan hal yang belum tentu orang lain bisa menerimanya. Saya ga baper siy kalau ada yang nanya gitu cuman yang ada difikiran saya itu nambah anak ga semudah nambahin air ke toren. 😀
Oke gaes cukup sekian #Minion kali ini, semoga bisa bermanfaat yah. 💋