Membicarakan perpustakaan, saya teringat akan kisah perjuangan selama menempuh pendidikan di kampus. Bercucur keringat dan air mata begitulah kesan saya dalam menyelesaikan kuliah. Kampus tempat saya kuliah tidak mampu memberikan fasilitas yang memadai dalam menunjang pendidikan mahasiswanya pada zaman saya kuliah.
Baik pengerjaan tugas dan skiripsi mengharuskan saya keluar dari zona kampus. Memaksakan diri berkeliling perpustakaan kampus-kampus lain dari ujung ke ujung saya lakukan. Tak heran jika melihat foto saya saat kuliah begitu kurus saking capeknya berkelana hanya untuk mencari buku maupun bahan-bahan informasi yang dibutuhkan khususnya untuk tugas akhir saya alias Skripsi.
Menyesakkan dada memang saat berkunjung ke perpustakaan kampus sendiri, yang tersedia hanya buku-buku keluaran lama. Pengunjung perpus pun bisa terhitung jari dan bisa ditandai mana yang berniat membaca atau sekedar numpang ngadem kabur dari kelas.
Aturan yang ketat membuat saya dan beberapa teman malas mengunjungi perpus kampus. Dari mulai tas harus dimasukkan ke loker, alas kaki harus dicopot dan ini yang paling menyiksa aroma-aroma kaki mahasiswa sering bertebaran meski pengharum ruangan tersedia bikin mood baca langsung terkikis. Dan memang yang sangat disayangkan adalah keterbatasan ketersediaan buku-buku penunjang bagi kami.
Baca Lagi :
Baca Lagi :
Memang sejak saya masih duduk dibangku SMP sepertinya perpustakaan adalah tempat paling horor untuk didatangi. Saat menginjak kelas 2 SMP saya terpilih untuk menjadi penjaga perpustakaan selama istirahat. Dan selama saya bertugas belum pernah sekalipun perpustakaan penuh. Hanya ada dia dan dia lagi yang rajin datang.
Fenomena ini pun masih saja terlihat saat saya beranjak kuliah. Berhubung perpus kampus kurang bukunya, maka dari itu ketika Skripsi saya sangat gencar bergerilya ke perpustakaan yang memiliki studi khususnya Psikologi. Menyedihkan memang yang semestinya bisa ditunjang perpustakaan kampus sendiri akhirnya harus berpindah-pindah demi buku yang dicari.
Menyikapi pengalaman yang telah terjadi pada saya, sampe akhirnya saya berfikir ada ga yah perpustakaan suatu kampus yang ideal dan layak buat mahasiswanya?Sampai akhirnya ketika saya berselancar didunia maya, saya jatuh hati dengan penampakan PUSTAKA UNSYIAH. Menurut saya pribadi, perpustakaan UNSYIAH termasuk perpustakaan IDEAL.
Yang seperti apa Karekteristik Perpustakaan Ideal itu?yuk kita simak sebagai berikut :
1. Memiliki Struktur Kelembagaan Yang Kuat
Sejauh ini perpustakaan selalu memiliki aspek kelembagaan yang masih belum jelas. Sehingga hal ini berujung kepada kurang perhatian dari Pemilik Organisasi bahkan peluang untuk mendapatkan anggarannya semakin kecil. Tak heran bukan perpus akhirnya hanya menjadi ruangan tertutup menyimpan koleksi b
Menyikapi pengalaman yang telah terjadi pada saya, sampe akhirnya saya berfikir ada ga yah perpustakaan suatu kampus yang ideal dan layak buat mahasiswanya?Sampai akhirnya ketika saya berselancar didunia maya, saya jatuh hati dengan penampakan PUSTAKA UNSYIAH. Menurut saya pribadi, perpustakaan UNSYIAH termasuk perpustakaan IDEAL.
Yang seperti apa Karekteristik Perpustakaan Ideal itu?yuk kita simak sebagai berikut :
1. Memiliki Struktur Kelembagaan Yang Kuat
Sejauh ini perpustakaan selalu memiliki aspek kelembagaan yang masih belum jelas. Sehingga hal ini berujung kepada kurang perhatian dari Pemilik Organisasi bahkan peluang untuk mendapatkan anggarannya semakin kecil. Tak heran bukan perpus akhirnya hanya menjadi ruangan tertutup menyimpan koleksi b
uku lama dan urung dikunjungi oleh siapapun.
Berbeda dengan Pustaka UNSYIAH, saya melihat ada struktur yang jelas hal ini tentu memperkuat keberadaan pustaka UNSYIAH sebagai salah satu penunjang pendidikan mahasiswanya. Sebagai syarat utama perpustakaan Ideal, saya rasa Pustaka UNSYIAH sudah memenuhi poin ini.
2. Memiliki Desain Ruang Yang Menarik
Sebagaimana yang kita ketahui, perpustakaan selalu terkesan horor, mencekam, tak ayal mahasiswa yang berkunjung ke perpustakaan dicap anak cerdas karena berani menaklukan ruangan yang horor hanya bertemankan buku dengan mulut terkunci rapat bahkan makan dan minum pun tidak diperbolehkan.
Saya pernah mengalami gastritis karena selama diperpus aturannya tidak boleh membawa makanan dan minuman sementara otak saya diporsir untuk mencerna setiap baris kalimat dalam buku. Bisa dibayangkan payahnya konsentrasi saya saat itu. Jika saya keluar perpus untuk makan maka saya akan kehilangan waktu banyak padahal perpus bukanya dalam waktu terbatas. Ah dilematis sekali kala itu.
Hal-hal seperti ini terkadang luput dari perhatian, namun yang saya amati pada pustaka UNSYIAH ini lain daripada yang lain. Desain ruangannya menarik, ditambah ada cafenya saya rasa jika dulu saya pernah menemukan perpustakaan ini tak mungkin Gastritis saya kambuh terus-terusan.
Keunikan konsep desain interior pada Pustaka UNSYIAH meyakinkan saya akan minat baca pada mahasiswanya meningkat tajam. Mengingat yang kita tahu minat membaca di Indonesia benar-benar minim. Tentunya hal ini menambah value pustaka UNSYIAH merubah image perpus yang horor menjadi perpus yang menarik dan selalu di hati mahasiswa.
3. Memiliki Koleksi Yang Variatif Sesuai Kebutuhan
Berbeda dengan Pustaka UNSYIAH, saya melihat ada struktur yang jelas hal ini tentu memperkuat keberadaan pustaka UNSYIAH sebagai salah satu penunjang pendidikan mahasiswanya. Sebagai syarat utama perpustakaan Ideal, saya rasa Pustaka UNSYIAH sudah memenuhi poin ini.
2. Memiliki Desain Ruang Yang Menarik
Sebagaimana yang kita ketahui, perpustakaan selalu terkesan horor, mencekam, tak ayal mahasiswa yang berkunjung ke perpustakaan dicap anak cerdas karena berani menaklukan ruangan yang horor hanya bertemankan buku dengan mulut terkunci rapat bahkan makan dan minum pun tidak diperbolehkan.
Saya pernah mengalami gastritis karena selama diperpus aturannya tidak boleh membawa makanan dan minuman sementara otak saya diporsir untuk mencerna setiap baris kalimat dalam buku. Bisa dibayangkan payahnya konsentrasi saya saat itu. Jika saya keluar perpus untuk makan maka saya akan kehilangan waktu banyak padahal perpus bukanya dalam waktu terbatas. Ah dilematis sekali kala itu.
Hal-hal seperti ini terkadang luput dari perhatian, namun yang saya amati pada pustaka UNSYIAH ini lain daripada yang lain. Desain ruangannya menarik, ditambah ada cafenya saya rasa jika dulu saya pernah menemukan perpustakaan ini tak mungkin Gastritis saya kambuh terus-terusan.
Keunikan konsep desain interior pada Pustaka UNSYIAH meyakinkan saya akan minat baca pada mahasiswanya meningkat tajam. Mengingat yang kita tahu minat membaca di Indonesia benar-benar minim. Tentunya hal ini menambah value pustaka UNSYIAH merubah image perpus yang horor menjadi perpus yang menarik dan selalu di hati mahasiswa.
3. Memiliki Koleksi Yang Variatif Sesuai Kebutuhan
Bagi saya yang pernah mengalami berkelana mencari sumber referensi di perpus, tentunya perpustakaan yang menawarkan koleksi buku lengkap menjadi incaran saya. Seperti yang saya jabarkan diawal, perpus kampus saya sendiri tak mampu menyediakan buku-buku yang menunjang saya skripsi sehingga mengharuskan saya mengembara ke perpustakaan lain.
Saat ini, Perpustakaan UNSYIAH memiliki koleksi sebanyak 75.114 judul atau 136.925 eksemplar. Koleksi tersebut tersebar dalam berbagai jenis, meliputi buku teks, terbitan berkala (jurnal), laporan akhir, skripsi, tesis, disertasi, majalah, buku referensi, laporan penelitian, CD-ROM dan dokumentasi. Koleksi pada perpustakaan juga tidak hanya terbatas pada koleksi tercetak saja, namun perpustakaan juga telah melanggan e-book dan e-journal pada beberapa penerbit internasional.
4. Memiliki Layanan Yang Berkualitas
Karakteristik perpus yang oke bisa kita lihat dari sisi layanan yang ditampilkan. Pengalaman saya dulu yang bikin bete adalah ketika mencari referensi skripsi namun sayangnya akses skripsinya susah banget, kalaupun boleh dilihat ya hanya dilhat disana saja.
Lelah banget rasanya sudah jauh-jauh berkunjung dan ketika ketemu skripsi yang dipengen aksesnya malah susah banget. Namun hal itu sepertinya tidak akan teralami jika berkunjung ke PUSTAKA UNSYIAH. Skripsi para alumni mudah untuk kita akses, tinggal klik langsung keluar dan memudahkan kita buat carinya. Onde mande andai saja zaman saya nyusun udah ada mungkin saya ga akan kurus xixixi.
Waktu pas nyusun itu, setelah bertapa di kost-an akhirnya saya memutuskan untuk mengambil teori tentang Adversity Quotient dari Paul G. Stoltz. Untuk dapetin buku teori ini saya harus menunggu lama bahkan saya tidak boleh minjam oleh pustakawannya hanya boleh fotocopy dengan biaya yang berkali lipat dibandingkan fotocopy diluar. Yah demi tugas akhir selesai, saya sepakat dengan perjanjian seperti itu.
Rempong bukan?sementara di pustaka UNSYIAH menawarkan layanan pengadaan buku yang bisa diakses dengan mudah cukup klik PUSTAKA UNSYIAH.
Tak hanya itu, melalui situsnya tersebut kita bisa mengakses buku-buku apa saja yang tersedia bahkan sebagai hiburan tersedia pula buku novel. Duh makin senang bukan?sebagai penggemar buku saya rasa perpus UNSYIAH sangat berkualitas perihal pelayanan yang diberikan.
Adapun pelayanan lain yang memukau dihadirkan di Perpus ini diantaranya :
>> Sejak Februari 2016, Pustaka UNSYIAH menambah jam layanannya untuk hari senin dan jumat hingga pukul 23.00 wib serta weekend pun buka. Bagi saya ini menjadikan angin segar buat mereka yang hobi baca, mengejar deadline tugas bahkan untuk para Jones yang sedang hemat bisa menjadikan perpus tempat menghibur.
>> Mengadakan Acara Pemilihan DUTA MEMBACA. Hal ini tentu saja memberikan motivasi kepada semua jajaran civitas akademik kampus UNSYIAH untuk menjadikan baca sebagai kegiatan yang menyenangkan bahkan menurut saya secara tidak langsung mengkampanyekan budaya membaca khususnya dikalangan kampus. Ini keren banget..
>> Mengadakan Program Kelas Literasi Informasi, Harmoni Kampus serta Relax and Easy sebagai upaya untuk membangkitkan kreatifitas mahasiswa.
***
Dari 4 kriteria perpustakaan Ideal, maka 4 karekteristik ini sudah dipenuhi oleh PUSTAKA UNSYIAH. Dengan menganut slogan "More Than a Library" menjadikan perpustakaan UNSYIAH sebagai pusat informasi dan kreasi lahir. Sungguh saya berdecak kagum dengan konsep yang diusungnya. Program ini patut ditiru oleh perpus yang lainnya sehingga generasi masa kini tidak meredup lagi untuk meluangkan waktu membaca. Tempat yang nyaman untuk belajar dan mencari referensi.
Pustaka UNSYIAH sendiri tidak hanya untuk kalangan kampus saja akan tetapi terbuka untuk UMUM. Nah buat teman-teman yang kepengen berkunjung bisa berkunjung via dunmay di library(dot)unsyiah(dot)ac(dot)id atau bisa langsung kunjungi ke sini
⇓⇓⇓
Alamat : Jl. T.Nyak Arief Kampus Unsyiah, Darussalam Banda Aceh, Telp. : 0651-7428616 email : helpdesk.lib[at]unsyiah.ac.id
Demikian ulasan saya tentang Pustaka UNSYIAH, so jika Teman-teman cari perpustakaan Ideal Ingatlah Perpustakaan UNSYIAH. Semoga bermanfaat yah 💋.
Sumber :
*http.://library.unsyiah.ac.id/layanan-malam/
* http.://dikinsod.blogspot.co.id/2014/03/perpustakaan-yang-ideal-itu-seperti-apa.html
*http.://library.unsyiah.ac.id/struktur/
*https.://www.instagram.com/upt_perpustakaan_unsyiah/
*http.://library.unsyiah.ac.id/layanan-malam/
* http.://dikinsod.blogspot.co.id/2014/03/perpustakaan-yang-ideal-itu-seperti-apa.html
*http.://library.unsyiah.ac.id/struktur/
*https.://www.instagram.com/upt_perpustakaan_unsyiah/
wahhh.. pemenang lomba blog unsyah nih
જવાબ આપોકાઢી નાખોmakasih udah mampir
કાઢી નાખો