I'm writing about...

Goloso Geloso

pict : google
Milan, Italia, sebuah kota paling metropolis didunia. Tempat orang-orang sibuk berlalu lalang, tempat para model mengarahkan kiblatnya. Tempat di mana orang berharap juga punya kisah cinta yang indah. Begitulah Larasati, pelajar sederhana penerima beasiswa dari Indonesia, beranggapan tentang kota itu.

Petualangan hidup Larasati Si gadis lugu di Kota Mode Dunia pun dimulai. Ia berkelana dan jatuh cinta kepada laki-laki Italia yang baik hati. Bersama Chicco, Larasati menikmati sudut demi sudut kota Italia yang menawan.

Namun ternyata, Milan tak hanya berisi mode dan kisah cinta nan romantis. Larasati baru menyadari hal itu ketika bertemu keluarga Chicco yang memuja AC Milan. Mendadak, kisah cinta mereka berubah menjadi perseteruan dan terancam berakhir tragis atas nama budaya.

Goloso Geloso menjawab rasa penasaran kita tentang sudut kota Milan, makanannya yang terkenal lezat, serta budaya, dan karakter penduduk yang memukau. Lebih dari itu, kisah ini membuat kita sadar, mendapatkan apa yang kita inginkan, berarti juga harus merelakan apa yang kita miliki berlalu.

Che Bella....
------------------------------------------------------------------------------------------------------------- 

Kali pertama baca karyanya Tanti Susilawati. Awal mula saya fikir judulnya diambil dari bahasa Jawa eh ternyata adalah bahasa Italia. Lah iya di sinopsis bukunya aza udah dijelasin diawal tentang Milan, Italia. Saya begitu saja ingin menyelesaikan buku ini, ketertarikan saya mulai meningkat karena di dalamnya tidak hanya berisi kisah percintaan tetapi banyak poin-poin  penting yang memang terjadi di realita.

Kisah di dalam novel ini menceritakan Larasati yang mendapatkan beasiswa untuk menimba ilmu musiknya di kota Milan ini. Dan akhirnya berkat Renata ia bisa bertemu pangeran tampan bernama Chico. Cinta Larasati tidak bertepuk sebelah tangan karena ternyata Chico pun menyimpan rasa yang sama. Saya paling suka cerita mereka pas jadian dimana Chico keceplosan bilang "anak kita" jangan diberi nama Luna Rosa. Baca part ini bikin saya senyum-senyum sendiri. Saya mulai terhanyut dengan kisah romantisnya Larasti dan Chico.

Dan yang saya suka lagi adalah sosok Khayla, ya teman satu apartemen Larasati yang selalu berantem sama Chico walaupun konteksnya becanda tapi ini membuat ceritanya tidak terlalu monoton.Menjadi bumbu penyedap buat buku ini.

Konflik yang terjadi dimulai saat Chico keterima bekerja di hotel dengan sistem shift yang mengakibatkan mereka yang selalu bertemu akhirnya kesulitan untuk bertemu. Ah saya benar-benar merasakan apa yang dirasakan Larasati *eciyeh ingat masa lampau*. 

Awal cerita yang bikin saya ikutan emosi adalah ketika Larasati sudah mengumpulkan uang dengan bekerja di restoran demi membeli tiket pertandingan bola sebagai kejutan ulang tahunnya Chico tapi malang tak dapat ditolak. Tas Larasati dicopet, tak ingin usahanya sia-sia selama ini ia yang sudah menggunakan gaun dan high heels tetap mengejar si copetnya. Pas lagi ngejar copetnya ia ketabrak mobil mewah. Dan ternyata pemilik mobil tersebut adalah pemain sepakbola di club favoritnya yang diakhir memiliki kedekatan dengan Larasati yang bikin Chico Cemburu.

Selain kisah cintanya Larasati dan Chico, didalamnya juga berisi bagaimana Larasati yang membukakan hati Chico untuk membantu sesama. Disini ada tokoh bernama Niku yang diceritakan seorang gelandangan dan juga ada Lele seorang imigran gelap yang Larasati kenal ketika bekerja di restoran. Sedih baca kisah hidupnya Lele berjuang untuk lolos dari maut. 

Dan yang menarik penulis mencoba menceritakan kisah perbedaan kesukaan club sepak bola antara Larasati dan Chico beserta keluarganya yang begitu fanatik dengan club sepakbola yang tak lain adalah mush bebuyutan club sepakbolanya kesayangan Larasati.

Klimaks ceritanya ada di bagian Larasati semakin sukses berkarier di musiknya setelah ia mengenal Fabio tunangannya dosennya Marisa yang memberikan Biola kesayangan peninggalan ibunya kepada Larasati. Kesibukan Larasati tidak hanya di dunia musiknya, tetapi juga ia terlibat dalam komunitas yang Filipo yang merupakan sosok pria idaman semua cewek. Dan awalnya Filipo diceritakan sebagai pemain sepak bola di club kesayangan Larasati. Bisa ditebak kan hubungannya sama Chico seperti apa endingnya?
" Ada apa sebenarnya, Larasati?Milan sudah mengubahmu menjadi musisi ambisius yang mata duitan?Kau sudah begitu banyak berubah tidak lagi sederhana seperti gadis dulu yang aku kenal "-Hal 237

Lumayan membuat emosi saya berubah-ubah bisa senyum-senyum, bisa kesel sendiri, bisa sedih, geregetan iya. Sukseslah membawa emosi saya turun naik. Geregetan itu pas Larasati begitu bersedih dan tidak mau melakukan apapun saat ia berpisah dengan Chico. Untunglah Khayla memberikan nasehat yang nampol banget buat Larasati yang membantu ia tersenyum kembali.

Saya merasakan banget menjadi Larasati yang begitu terlarut dengan kesibukan sendiri lalu down dengan keputusan yang Chico berikan. Saya pernah seperti Larasati jadi cerita ini memang ceritanya simpel namun karena dihiasi dengan macam cerita lain jadi bagi saya lumayan cukup menghibur dengan baca buku ini. Ditambah saya jadi belajar dikit bahasa Italia karena didalamnya banyak menggunakan bahasa Italia jadi diinget-inget yah artinya apa. 

Ada beberapa quote yang saya suka disini :
" Memang ada banyak hal yang tidak bisa kita cegah, tetapi kita selalu bisa memilih bagaimana bereaksi terhadap segala sesuatu yang sudah terjadi dan yang tak bisa kita ubah lagi " - Hal 154
“Mencoba mengubur kesedihan dengan menimbun kebencian adalah suatu hal yang sia-sia. Semakin kau membenci, semakin erat pula tali kepedihan itu akan melilitmu.” - Tanti Susilawati
 Gimana tertarik baca bukunya?pengen tahu kan artinya "Goloso Geloso"? pas saya tahu artinya saya ketawa "owalah ini toh artinya".xixixi selamat membaca.

Judul Buku : Goloso Geloso
Penulis       : Tanti Susilawati
Penerbit     : Gagas Media
Tebal         : 310 halaman
Terbit        : 2009
ISBN 979-780-321-X