Menikmati macet saat mudik lebaran, dan lebaran tahun ini, saya beserta keluarga sepakat untuk mengunjungi ayah saya yang tinggal di Majalengka. Kebetulan juga kakak saya yang tinggal di Bekasi ingin bersama-sama mudik dengan saya.
Akhirnya kami sepakat mudik hari ke-2 Lebaran dengan pertimbangan mengunjungi mertua masing-masing dahulu lalu dipastikan H+2 lebaran jalanan pasti sepi jadi kita bisa menikmati indahnya mudik tanpa bermacet ria seperti yang ada di berita.
Akhirnya kami sepakat mudik hari ke-2 Lebaran dengan pertimbangan mengunjungi mertua masing-masing dahulu lalu dipastikan H+2 lebaran jalanan pasti sepi jadi kita bisa menikmati indahnya mudik tanpa bermacet ria seperti yang ada di berita.
Sebelumnya saya dan kakak heboh dengan pakaian yang akan kami kenakan untuk mudik lebaran nanti. Hasilnya kakak saya memberikan kaos kembaran antara saya, suami dan anak saya Neyna. Kakak saya pun sama memilih kaos kembaran untuk suami dan anaknya. Tujuannya agar kompak saat mudik nanti *halah*.
Selain kaos yang disiapkan kami juga riweh dengan perbekalan yang akan di bawa, lagi-lagi kakak saya yang akan membawa masakan untuk disantap nanti. *beruntungnya ga perlu repot*. Hari H tiba kakak saya tiba di rumah pukul 11.00 wib padahal saya udah bete nungguin tapi dengan polosnya kakak saya bilang "ga akan kena macet ko kalau ke Majalengka hari gini siy".
Maka berangkatlah kami dari Cimahi lewat tol Baros masih lancar jaya. Kemudian kakak ipar memilih untuk keluar tol Buah Batu, disini perasaan saya mulai ga enak pasalnya belum keluar pintu tol uda macetos nomos.
Maka menunggulah kami beberapa menit menuju pintu keluar tol buah batu, tak selang berapa lama handphone kakak ipar bunyi kebetulan kakak ipar posisi menyetir maka di loudspeaker percakapannya.
Yang bikin saya langsung keringet dingin adalah penuturan kakaknya kakak ipar saya *halah ribet kali* hahaha kemacetan justru sedang mengintai perjalanan mudik kami. Oke fix saya mulai ga nyaman apalagi kondisinya perbekalan makanan kita simpen di bagasi *elap keringet*.
Keluar tol Buah Batu masih ramai lancar, namun ketika mobil sudah menuju Jatinangor belum juga kelewatan IPDN udah berbaris dengan rapih deretan mobil. Waktu menunjukkan pukul 14.00 wib dahaga dan lapar sudah mulai memanggil.
Untunglah Neyna dan Kakak Nayla anteng mainin tissue karena kita ga bawa mainan. Kakak ipar masih optimis bisa melalui kemacetan tersebut sambil bilang "kayaknya macetnya cuman di Jatinangor aza" membuat saya dan kakak saya di belakang tenang seketika.
Namun itu tak berlangsung lama karena akhirnya mobil kami benar-benar diem ditempat. Makin ributlah saya dan kakak saya maklum cewek jadi cerewet minta balik.
Suami saya yang duduk didepan kok ga ada suara, ternyata doi sibuk merenda bulu mata pantas selama kami ribut pengen balik dia ga kasi suara hahaha. Selama 30 menit pergerakan hanya beberapa cm akhirnya kami urungkan niat mudik hari itu padahal yang di Majalengka udah masak besar *maafkeun*. Pas ada belokan kami putar arah menuju Cimahi kembali. Melepas lapar dan dahaga kami semua mampir dulu ke Cimahi Mall untuk solat dan makan. Niat kami mudik adalah esok hari setelah solat subuh sudah berangkat.
Padahal udah pake seragam kompakan akhirnya gagal pamer di Kampung hahaha. Itu dia penampakan kaosnya kece badai bukan?saya dan Neyna pake kaos hitam dan kakak saya serta anaknya Nayla pake kaos nano-nano.
Esok harinya karena kami niat banget mudik maka pukul 03.30 wib pagi buta kami semua sudah bangun. Kali ini pukul 05.00 wib kami sudah jalan. Alhamdulilah pukul 5.30 wib kami sudah sampai Jatinangor, tepat di kampus IPDN saya menghubungi ayah saya bahwa kami sudah berada di Jatinangor maka setengah dari perjalanan menuju Majalengka akan kami lewati.
Setelah memasuki kawasan Sumedang, kami berhenti sejenak membeli air dan tahu khas Sumedang. Masih panas sekali baru diangkat dari kuali, tak sempat saya foto karena pasukan sudah bergerak cepat sehingga blas dalam waktu singkat tahu Sumedang habis padahal sebelum pergi sudah pada sarapan dulu. *emang pada rewog* hahaha
Melewati Cadas Pangeran pun tidak macet hingga Tomo lalu memasuki Kadipaten juga lancar jaya. Sampai akhirnya kami tiba di Majalengka. Ayah saya sudah menunggu di depan rumah menyambut kedatangan kami. Tak selang berapa lama kami langsung makan bersama, melihat ternak di belakang rumah, bermain bersama kura-kura peliharaan yang ternyata galak mau gigit.
Maka berangkatlah kami dari Cimahi lewat tol Baros masih lancar jaya. Kemudian kakak ipar memilih untuk keluar tol Buah Batu, disini perasaan saya mulai ga enak pasalnya belum keluar pintu tol uda macetos nomos.
Maka menunggulah kami beberapa menit menuju pintu keluar tol buah batu, tak selang berapa lama handphone kakak ipar bunyi kebetulan kakak ipar posisi menyetir maka di loudspeaker percakapannya.
Yang bikin saya langsung keringet dingin adalah penuturan kakaknya kakak ipar saya *halah ribet kali* hahaha kemacetan justru sedang mengintai perjalanan mudik kami. Oke fix saya mulai ga nyaman apalagi kondisinya perbekalan makanan kita simpen di bagasi *elap keringet*.
Keluar tol Buah Batu masih ramai lancar, namun ketika mobil sudah menuju Jatinangor belum juga kelewatan IPDN udah berbaris dengan rapih deretan mobil. Waktu menunjukkan pukul 14.00 wib dahaga dan lapar sudah mulai memanggil.
Untunglah Neyna dan Kakak Nayla anteng mainin tissue karena kita ga bawa mainan. Kakak ipar masih optimis bisa melalui kemacetan tersebut sambil bilang "kayaknya macetnya cuman di Jatinangor aza" membuat saya dan kakak saya di belakang tenang seketika.
Namun itu tak berlangsung lama karena akhirnya mobil kami benar-benar diem ditempat. Makin ributlah saya dan kakak saya maklum cewek jadi cerewet minta balik.
Suami saya yang duduk didepan kok ga ada suara, ternyata doi sibuk merenda bulu mata pantas selama kami ribut pengen balik dia ga kasi suara hahaha. Selama 30 menit pergerakan hanya beberapa cm akhirnya kami urungkan niat mudik hari itu padahal yang di Majalengka udah masak besar *maafkeun*. Pas ada belokan kami putar arah menuju Cimahi kembali. Melepas lapar dan dahaga kami semua mampir dulu ke Cimahi Mall untuk solat dan makan. Niat kami mudik adalah esok hari setelah solat subuh sudah berangkat.
Welfie pake seragam :D |
Padahal udah pake seragam kompakan akhirnya gagal pamer di Kampung hahaha. Itu dia penampakan kaosnya kece badai bukan?saya dan Neyna pake kaos hitam dan kakak saya serta anaknya Nayla pake kaos nano-nano.
Esok harinya karena kami niat banget mudik maka pukul 03.30 wib pagi buta kami semua sudah bangun. Kali ini pukul 05.00 wib kami sudah jalan. Alhamdulilah pukul 5.30 wib kami sudah sampai Jatinangor, tepat di kampus IPDN saya menghubungi ayah saya bahwa kami sudah berada di Jatinangor maka setengah dari perjalanan menuju Majalengka akan kami lewati.
Setelah memasuki kawasan Sumedang, kami berhenti sejenak membeli air dan tahu khas Sumedang. Masih panas sekali baru diangkat dari kuali, tak sempat saya foto karena pasukan sudah bergerak cepat sehingga blas dalam waktu singkat tahu Sumedang habis padahal sebelum pergi sudah pada sarapan dulu. *emang pada rewog* hahaha
Melewati Cadas Pangeran pun tidak macet hingga Tomo lalu memasuki Kadipaten juga lancar jaya. Sampai akhirnya kami tiba di Majalengka. Ayah saya sudah menunggu di depan rumah menyambut kedatangan kami. Tak selang berapa lama kami langsung makan bersama, melihat ternak di belakang rumah, bermain bersama kura-kura peliharaan yang ternyata galak mau gigit.
Neyna Ceria banget udah sampai rumah Kakek |
Meskipun sempat balik tapi akhirnya jadi juga mudik bertemu dengan orangtua.
Nah berdasarkan perjalanan yang sudah saya alami selama mudik, saya akan coba bagikan tipsnya agar mudik menyenangkan meskipun macet, adapun tipsnya sebagai berikut :
1. Bawalah makanan, camilan maupun minuman yang cukup, jangan sampai seperti yang saya alami kehausan karena kami cuman bekal 2 botol saja dan tidak mengira akan macet. Sebaiknya makanan dan camilan jangan diletakkan di bagasi tapi di tengah agar mudah saat ingin makan dan minum.
2. Bawa Mainan untuk Anak, tujuannya supaya anak-anak anteng mengatasi kebosanan selama macet. Pas kemarin mudik berhubung ga bawa satupun mainan akhirnya tissue jadi korban untel-untelan anak. *udahannya banyak sampah* huhuhu
3. Usahakan Hp terisi full, mengatasi kebosanan selain main bisa juga selfie bersama.
4. Bawa obat pencegah masuk angin, agar tidak kembung selama perjalanan maka saya inisiatif memberikan tolak angin anak. Jadi deh Neyna dan Nayla ceria kembali.
5. Setel musik juga mampu mengobati kejenuhan selama terjebak macet. Kami jadi bisa nyanyi-nyanyi walau akhirnya kehausan karena berebut minum hahaha.
6. Jangan lupa mengatur barang bawaan jangan sampe ruang gerak anak kesempitan karena barang-barang yang sembarangan di taruh.
7. Terakhir saya sarankan untuk mudik di pagi hari pasalnya kalau udah siang hari khawatir panas dan macet bikin anak-anak ga nyaman.
Demikian cerita mudik saya di lebaran tahun ini. Semoga bisa diambil hikmahnya jika ada yang ingin mudik di tahun depan. Ah macet itu sudah bagian dalam mudik, apapun kondisinya saya ataupun keluarga lain tidak akan pernah kapok untuk mengulangi kembali setiap tahun rutinitas mudik. Mudik-Macet-Ceria menjadikan sensasi luar biasa untuk lebaran tahun ini.
Akhirul kalam saya juga mau ingetin buat rekan-rekan semua untuk bisa hadir di event "Hari Hijaber Nasional" yang akan diselenggarakan di Mesjid Agung Sunda Kelapa, Menteng Jakarta Pusat. Acaranya minggu depan loh tanggal 07-08 Agustus 2016. Ayo kita meriahkan acaranya!