Ibu Bekerja Tak Gentar Jadi Pejuang ASI, Mendengar ada Pekan ASI Dunia saya jadi teringat dengan usaha saya demi meluluskan 2 tahun menyusui meskipun saya menjadi ibu bekerja. Tepatnya 2013, saya resmi menjadi Bunda dari seorang putri bernama Hasna Nameera.
Setelah perjuangan selama 30 jam akhirnya bertemulah saya dengan Neyna (panggilan kesayangan saya). Berhubung RS Hermina Pasteur pro ASI maka setelah Neyna lahir lalu ada IMD (inisiasi menyusui dini) jadi Neyna langsung didekapkan dengan saya untuk mencari puting. MasyaAlloh dia langsung menemukan sumber penghasil ASInya. Bikin saya yang lemes jadi tambah gemeteran liat pemandangan itu.
Setelah perjuangan selama 30 jam akhirnya bertemulah saya dengan Neyna (panggilan kesayangan saya). Berhubung RS Hermina Pasteur pro ASI maka setelah Neyna lahir lalu ada IMD (inisiasi menyusui dini) jadi Neyna langsung didekapkan dengan saya untuk mencari puting. MasyaAlloh dia langsung menemukan sumber penghasil ASInya. Bikin saya yang lemes jadi tambah gemeteran liat pemandangan itu.
Lahir pukul 09.00 pagi setelah itu saya dibawa ke ruangan rawat inap, saya yang tidak tidur beberapa hari akhirnya terlelap hingga pukul 19.00 wib dan dibangunkan suster di minta untuk pompa ASI menggunakan breastpump listrik entah kenapa saat itu ASI saya yang keluar hanya sekitar 20ml sampai saya pencet dan perih rasanya tetap hanya segitu ASI yang keluar. Padahal semasa hamil Colostrum saya uda sering rembes.
Keesokan harinya ketika Neyna sudah satu ruangan dengan saya, ternyata ASI saya Alhamdulilah berlimpah ruah apalagi payudara yang kanan, saking derasnya membuat Neyna tersedak dan banjir ke bagian lehernya.
Doa saya diijabah untuk mendapatkan ASI berlimpah, senang sekali rasanya. Berhubung saya bekerja maka ketika saya cuti saya sudah menabung ASI dan tekad kuat menjadi Pejuang ASI. Suami saya yang sangat mendukung ASI akhirnya membelikan kulkas 2 pintu agar ASI bisa awet, tidak berbau. Sampai membelikan coolerbag selempang kayak gini. Sekarang tasnya uda jelek banget, talinya sudah putus dan kulitnya pada ngelupas jadi udah saya buang. *Terimakasih y Tas atas 2 tahun menemani saya selama bekerja sambil menyusui*
Doa saya diijabah untuk mendapatkan ASI berlimpah, senang sekali rasanya. Berhubung saya bekerja maka ketika saya cuti saya sudah menabung ASI dan tekad kuat menjadi Pejuang ASI. Suami saya yang sangat mendukung ASI akhirnya membelikan kulkas 2 pintu agar ASI bisa awet, tidak berbau. Sampai membelikan coolerbag selempang kayak gini. Sekarang tasnya uda jelek banget, talinya sudah putus dan kulitnya pada ngelupas jadi udah saya buang. *Terimakasih y Tas atas 2 tahun menemani saya selama bekerja sambil menyusui*
sumber : bukalapak |
Tidak hanya suami, teman-teman di kantor lama pun mendukung saya untuk berjuang memberikan ASI. Ada rekan kerja yang memberikan botol ASIP 100ml hingga 1 dus mie banyaknya jauh-jauh dikirim dari Cileungsi ke Cimahi bahkan beberapa ada yang pecah *terharu di buatnya*. Ada rekan yang lain memberikan breastpump sesuai permintaan saya siy (minta hadiah request-an sendiri hahaha). Dan terakhir sahabat satu genk menghadiahkan Apron Menyusui (kain penutup saat menyusui).
Ini dia peralatan yang saya selalu dibawa kemana-mana kalau bekerja. Ada breastpump manual, botol 100ml dan 250 ml, Apron Menyusui serta ice gel. Kebetulan saya masih sisain 1 botol ASIP 250 ml di freezer soalnya mau dibuang sayang tapi uda expired juga.
Selama cuti saya sudah menabung ASIP, setiap Neyna bobo dan payudara saya udah kenceng pasti saya pompa. Bahkan saya terbangun di tengah malam untuk pompa tak jadi masalah demi asupan ASI Neyna, tak lupa juga setiap habis pompa dan saya masukan ASIP ke dalam botol, saya selalu labelkan tanggal dan jam pemerahan. Hal ini berguna bagi saya dalam proses FIFO di Freezer. Kata orang yang lihat rempong amat sih mak?demi sukses 2 tahun menyusui no matter what!
Kali pertama saya masuk kerja setelah 3 bulan cuti, saya bingung pasalnya di kantor saya yang dulu tidak ada busui dan tidak ada tempat untuk memerah. Akhirnya saya pompa di Toilet *sedih banget*. Untunglah tak berapa lama ada rekan lain yang juga menyusui akhirnya masuk lega ternyata ada 4 orang.
Berdasarkan inisiatif rekan saya tersebut, maka kami sepakat mengajukan proposal ke AIMI dalam rangka pengabulan ruangan memerah ASIP di kantor kami. Sayangnya karena pejuang ASIP dikantor sedikit maka tidak terealisasi. Bahkan akhirnya tersisa saya sendiri berjuang memerah ASIP di kantor. Pasalnya rekan saya yang lain terkena abses di payudaranya dan yang lainnya tiba-tiba mengering. Oke Fine saya tetap keukeh berjuang mompa ASIP demi Neyna.
Kalau saat saya berada di kantor pusat benar-benar proASI dimana ada ruangan khusus untuk ibu-ibu menyusui dilengkapi AC, TV dan kulkas benar-benar bikin nyaman. Sementara di kantor cabang sendiri sepertinya hal yang tak biasa sehingga saya menjadi pejuang ASIP sendirian.
Seiring berjalannya waktu karena toilet sudah tidak steril bahkan terkadang ada saja rekan wanita yang aneh ngeliat saya mompa, maka saya diberikan kesempatan jika ingin mompa bisa digudang. "lumayanlah daripada ditoilet" pikir saya demikian. T
api ternyata mompa di gudang yang penuh dengan arsip serta pengap membuat saya ga nyaman terlebih lagi agak serem gimana gitu sendirian ko jadi merinding hahaha *dasarnya penakut*.
Apakah saya berhenti pompa?tentu tidak. Gudang saya tinggalkan karena saya tak berani ambil resiko takutnya saya pingsan ga ada yang tau hahaha.
Akhirnya saya milih mompa di ruangan saya meskipun di situ ada cowo 1 orang maka saya mengandalkan Apron Menyusui pemberian sahabat, selama 1 tahun lebih saya akhirnya nyaman memompa di ruangan dengan menggunakan Apron Menyusui.
Ga perlu repot keluar ruangan tinggal diem di meja apalagi seharian bekerja saya pompa 2x sehari pukul 10.00 pagi dapat 4 botol ukuran 100ml dan 2 jam sebelum saya pulang kerja pukul 15.00 wib dapat 4 botol lagi.
Setibanya di rumah saya masukan semua botol ASIP ke freezer sesuai jamnya. Habis itu waktunya Neyna menyusui langsung tanpa dot. Selama saya bekerja, maka tengah malam saya bangun untuk pindahkan sekitar 4-5 botol dari freezer ke kulkas bawah supaya esok harinya mencair dan mudah di hangatkan. Begitu siklusnya setiap hari. Alhamdulilah semuanya berjalan lancar tanpa kendala dalam memberikan ASIP kepada Neyna.
Sebagai recruiter yang tentunya suka mobile alias ga di kantor, saya akan selalu membawa peralatan perang saya untuk mompa. Ada satu kejadian yang saya alami ketika akhirnya mengharuskan mompa di luar kantor.
Ceritanya saya di tugaskan untuk menjaga jobfair di gedung Landmark Braga Bandung. Saya yang memang pejuang ASI tidak tahu tempat untuk memompa selain di toilet. Kebetulan saat itu saya lupa bawa Apron menyusui maka mau tidak mau saya mompa dalam toilet. Saya mompa hingga akhirnya dapat 4 botol, saya ga tau kalau di luar antrian itu udah banyak yang ingin ke toilet karena tidak ada yang mengetuk juga siy makanya saya asyik sendiri.
Selesai memompa, pas buka pintu didapatilah cewe-cewe dengan muka bete udah kayak demo panjang antriannya. Saya cuma tersenyum sambil bilang maaf saya lama karena mompa ASI. Tak ada satupun jawaban yang keluar dari mulut mereka yang ada cuman mata melotot kayak mau makan orang hahaha.
Dalam hati saya berkata "semoga kelak kalian jadi ibu bisa dimudahkan untuk bisa menyusui bagi anak kalian". Sedih rasanya bagi saya ternyata tidak semua orang untuk memaklumi seorang ibu yang sedang berjuang untuk mompa ASI bagi anaknya. Ah sudahlah mungkin salah saya juga ga bawa kertas yang ditempeli doubletip bertuliskan "Maaf Sedang Pompa ASI". Benar-benar lupa dan ga kepikiran saat itu.
Mobilitas saya dalam bekerja tidak menyurutkan saya untuk mompa, ketika dinas keluar kota ke Cilacap, Medan, Lampung, Solo saya jabanin buat bawa peralatan mompa. Setelah saya resign dari tempat lama, saya tetap menjadi pejuang ASIP sendiri di kantor sekarang.
Namun demikian tidak menyurutkan saya untuk memberikan ASIP. Bahkan saya mesti mompa di Pantry untunglah di sini pantry-nya bersih dan rapih. Sempat rekan kerja saya mengira cooler bag yang selalu saya jinjing adalah kandang hamster. "Hello bapak kemana aza yang begini dibilang kandang hamster" hahaha.
Dirumah kalau saya pulang ngantor atau libur sabtu-minggu Neyna uda kayak anak Kangguru nempel kayak prangko pengen nyusu hahaha. Inilah yang dirindukan saya, dulu sambil nyusui selalu sambil cerita dan Neyna meski sibuk menyedot matanya selalu fokus dan berbinar memperhatikan saya sembari tangannya memegang wajah saya. *langsung melow inget masa itu*.
Bagi saya rezeki itu tidak selalu berupa uang tapi ASI yang berlimpah juga merupakan rezeki dariNya. Di saat teman-teman seperjuangan akhirnya menyerah karena beberapa hal namun saya tetap maju demi sang buah hati.
bulatkan tekad ketika ingin mencapai target menyusui selama 2 tahun. Jika berbagai godaan yang datang mulai dari tidak ada teman di kantor yang juga memerah, tidak ada ruangan menyusui di kantor, seringkali mobile kerjaannya please jangan jadiin itu semua hambatan justru tantangan untuk kita bahwa kita bisa lalui itu semua.
Demikian cerita saya menjadi Pejuang ASI selama saya bekerja, saya tidak merasa ribet, saya menikmati sekali masa-masa memompa meskipun sendirian. Tahun 2015 tepat Neyna 2 tahun, saya mulai menyapih ada rasa sedih saat Neyna menangis untuk menyedot ASI namun tak mematahkan niat saya untuk menyapih.
Seminggu jerit-jeritan ditengah malam akhirnya Neyna terbiasa tidak menyusui lagi. Bagi saya ASI sangat berguna demi pertumbuhan anak saya. Itulah mengapa saya ibu bekerja namun tak gentar menjadi pejuang ASI. Semoga pengalaman saya ini bisa menambah semangat buat ibu yang bekerja untuk tetap menyusui apapun kondisinya. Saya bisa dan terbukti, kalau kalian?
Berdasarkan inisiatif rekan saya tersebut, maka kami sepakat mengajukan proposal ke AIMI dalam rangka pengabulan ruangan memerah ASIP di kantor kami. Sayangnya karena pejuang ASIP dikantor sedikit maka tidak terealisasi. Bahkan akhirnya tersisa saya sendiri berjuang memerah ASIP di kantor. Pasalnya rekan saya yang lain terkena abses di payudaranya dan yang lainnya tiba-tiba mengering. Oke Fine saya tetap keukeh berjuang mompa ASIP demi Neyna.
Proposal Pengajuan Ruangan Menyusui |
Kalau saat saya berada di kantor pusat benar-benar proASI dimana ada ruangan khusus untuk ibu-ibu menyusui dilengkapi AC, TV dan kulkas benar-benar bikin nyaman. Sementara di kantor cabang sendiri sepertinya hal yang tak biasa sehingga saya menjadi pejuang ASIP sendirian.
Seiring berjalannya waktu karena toilet sudah tidak steril bahkan terkadang ada saja rekan wanita yang aneh ngeliat saya mompa, maka saya diberikan kesempatan jika ingin mompa bisa digudang. "lumayanlah daripada ditoilet" pikir saya demikian. T
api ternyata mompa di gudang yang penuh dengan arsip serta pengap membuat saya ga nyaman terlebih lagi agak serem gimana gitu sendirian ko jadi merinding hahaha *dasarnya penakut*.
Apakah saya berhenti pompa?tentu tidak. Gudang saya tinggalkan karena saya tak berani ambil resiko takutnya saya pingsan ga ada yang tau hahaha.
Akhirnya saya milih mompa di ruangan saya meskipun di situ ada cowo 1 orang maka saya mengandalkan Apron Menyusui pemberian sahabat, selama 1 tahun lebih saya akhirnya nyaman memompa di ruangan dengan menggunakan Apron Menyusui.
Ga perlu repot keluar ruangan tinggal diem di meja apalagi seharian bekerja saya pompa 2x sehari pukul 10.00 pagi dapat 4 botol ukuran 100ml dan 2 jam sebelum saya pulang kerja pukul 15.00 wib dapat 4 botol lagi.
Setibanya di rumah saya masukan semua botol ASIP ke freezer sesuai jamnya. Habis itu waktunya Neyna menyusui langsung tanpa dot. Selama saya bekerja, maka tengah malam saya bangun untuk pindahkan sekitar 4-5 botol dari freezer ke kulkas bawah supaya esok harinya mencair dan mudah di hangatkan. Begitu siklusnya setiap hari. Alhamdulilah semuanya berjalan lancar tanpa kendala dalam memberikan ASIP kepada Neyna.
Sebagai recruiter yang tentunya suka mobile alias ga di kantor, saya akan selalu membawa peralatan perang saya untuk mompa. Ada satu kejadian yang saya alami ketika akhirnya mengharuskan mompa di luar kantor.
Ceritanya saya di tugaskan untuk menjaga jobfair di gedung Landmark Braga Bandung. Saya yang memang pejuang ASI tidak tahu tempat untuk memompa selain di toilet. Kebetulan saat itu saya lupa bawa Apron menyusui maka mau tidak mau saya mompa dalam toilet. Saya mompa hingga akhirnya dapat 4 botol, saya ga tau kalau di luar antrian itu udah banyak yang ingin ke toilet karena tidak ada yang mengetuk juga siy makanya saya asyik sendiri.
Selesai memompa, pas buka pintu didapatilah cewe-cewe dengan muka bete udah kayak demo panjang antriannya. Saya cuma tersenyum sambil bilang maaf saya lama karena mompa ASI. Tak ada satupun jawaban yang keluar dari mulut mereka yang ada cuman mata melotot kayak mau makan orang hahaha.
Dalam hati saya berkata "semoga kelak kalian jadi ibu bisa dimudahkan untuk bisa menyusui bagi anak kalian". Sedih rasanya bagi saya ternyata tidak semua orang untuk memaklumi seorang ibu yang sedang berjuang untuk mompa ASI bagi anaknya. Ah sudahlah mungkin salah saya juga ga bawa kertas yang ditempeli doubletip bertuliskan "Maaf Sedang Pompa ASI". Benar-benar lupa dan ga kepikiran saat itu.
Mobilitas saya dalam bekerja tidak menyurutkan saya untuk mompa, ketika dinas keluar kota ke Cilacap, Medan, Lampung, Solo saya jabanin buat bawa peralatan mompa. Setelah saya resign dari tempat lama, saya tetap menjadi pejuang ASIP sendiri di kantor sekarang.
Namun demikian tidak menyurutkan saya untuk memberikan ASIP. Bahkan saya mesti mompa di Pantry untunglah di sini pantry-nya bersih dan rapih. Sempat rekan kerja saya mengira cooler bag yang selalu saya jinjing adalah kandang hamster. "Hello bapak kemana aza yang begini dibilang kandang hamster" hahaha.
Dirumah kalau saya pulang ngantor atau libur sabtu-minggu Neyna uda kayak anak Kangguru nempel kayak prangko pengen nyusu hahaha. Inilah yang dirindukan saya, dulu sambil nyusui selalu sambil cerita dan Neyna meski sibuk menyedot matanya selalu fokus dan berbinar memperhatikan saya sembari tangannya memegang wajah saya. *langsung melow inget masa itu*.
Bagi saya rezeki itu tidak selalu berupa uang tapi ASI yang berlimpah juga merupakan rezeki dariNya. Di saat teman-teman seperjuangan akhirnya menyerah karena beberapa hal namun saya tetap maju demi sang buah hati.
Dari pengalaman saya selama bekerja, saya ingin bagikan beberapa tips biarpun bekerja tetapi tetap bisa pro-ASI :
1. Niatkan dengan sepenuh hati
bulatkan tekad ketika ingin mencapai target menyusui selama 2 tahun. Jika berbagai godaan yang datang mulai dari tidak ada teman di kantor yang juga memerah, tidak ada ruangan menyusui di kantor, seringkali mobile kerjaannya please jangan jadiin itu semua hambatan justru tantangan untuk kita bahwa kita bisa lalui itu semua.2. Jangan stress
Atau terbebani karena masalah pekerjaan ataupun masalah lain yang kalau di fikirkan pasti ada. Jalani semuanya dengan tulus dan ikhlas agar ASI bisa berlimpah.3. Persiapkan ASIP jauh sebelum bekerja
Konon rekan saya yang akhrinya terhenti karena pasokan ASIP kejar-kejaran akhirnya ga bisa menyeimbangkan kebutuhan susu anaknya.4. Menyusui Sebelum Berangkat Kerja
Sebelum berangkat kerja biasanya saya usahakan susui langsung anak saya tujuannya bonding tetap terjaga, kemudian setelah pulang kerja pun saya langsung susui dan saat waktu tidur. Jadi ASIP hanya diberikan saat saya di kantor saja.5. Persiapkan kebutuhan ASIP di malam hari
Jadi ASIP yang di freezer bisa diturunkan ke kulkas bawah sehingga di pagi hari siap di hangatkan.6. Jangan lupa menggunakan breast pad agar tidak rembes ke baju
Pengalaman saya karena terlambat untuk mompa akhirnya ASI saya berembes sampe akhirnya saya izin pulang karena seperti habis kehujanan kuyup sekali dan kala itu saya lupa pake breast pad.7. Membuat Warning Sedang Pompa
Jika pergi ke suatu tempat dan tidak ada ruangan menyusui maka selalu bawa kertas yang sudah di tuliskan "Maaf Sedang Pompa ASI" diberikan doubletip jadi menyusui aman di toilet tanpa harus terganggu oleh antrian.8. Persiapkan Saat Dinas luar kota
tidak memungkinkan membawa ice gel maupun cooler bag karena lamanya perjalanan, saya sarankan tetap bawa breast pump karena jika tidak disedot maka ASI akan berhenti jika tetap disedot maka produksi ASI akan terus lancar. Meskipun akhirnya ASIP yang didapat kita buang. Lebih baik merelakan beberapa ml ASIP terbuang daripada selamanya terhenti.Demikian cerita saya menjadi Pejuang ASI selama saya bekerja, saya tidak merasa ribet, saya menikmati sekali masa-masa memompa meskipun sendirian. Tahun 2015 tepat Neyna 2 tahun, saya mulai menyapih ada rasa sedih saat Neyna menangis untuk menyedot ASI namun tak mematahkan niat saya untuk menyapih.
Seminggu jerit-jeritan ditengah malam akhirnya Neyna terbiasa tidak menyusui lagi. Bagi saya ASI sangat berguna demi pertumbuhan anak saya. Itulah mengapa saya ibu bekerja namun tak gentar menjadi pejuang ASI. Semoga pengalaman saya ini bisa menambah semangat buat ibu yang bekerja untuk tetap menyusui apapun kondisinya. Saya bisa dan terbukti, kalau kalian?
Aku juga ibu kerja yang mompa ASI. Di kantor gak ada ruangan laktasi, gak masalah yang penting masih bisa mompa diruangan tertutup. Hehe. Memang harus semangat ya bund untuk memompa.. :D
BalasHapus