I'm writing about...

Sebening Air Perigi Ananda Yang Menginspirasi di Tahun Monyet Api

Membaca buku bagi saya pribadi merupakan aktifitas yang saya lakukan jika di waktu senggang sebagai hiburan untuk menghilangkan lelah dan penat.

Tak heran jika ada yang membaca CV saya maka pada identitas diri saya cantumkan "Membaca" dalam hobi. Hobi membaca pada umumnya dicantumkan dalam CV namun tidak semua orang bisa komit dengan apa yang mereka tulis hehe.

Alhamdulilah kalau saya sih apa yang ditulis mampu dipertanggungjawabkan (ayo pak/bu pilih saya y) hohoho.

Jika ditanya kriteria dalam memilih buku bagi saya sendiri tidak ada kriteria khusus yang terpenting adalah isi buku itu mampu menginspirasi saya untuk berubah ke arah yang lebih baik, menambah wawasan maupun menginspirasi saya untuk mewujudkan cita-cita menjadi penulis hehehe. 

Sebagai perbandingan, di tahun 2015 saya memfavoritkan novel "Amba" karya Laksmi Pamuntjak. Tokoh dalam novel ini diberikan nama yang diambil dari kisah Mahabharata "Amba, Bisma& Salwa hampir mirip dengan kisah mahabharata kisah percintaannya namun berlatar belakang pergolakan G-30S PKI tahun 1965.

Menguak bagaimana sejarah nyata Indonesia di masa itu, hal ini didapatkan penulis dengan melakukan riset terlebih dahulu sehingga konon katanya Mba Laksmi menyelesaikan novel dengan 500 halaman ini selama 8 tahun. Saya sebagai pembaca pun sangat terpukau dengan detail sejarah maupun tempat yang di ulas. Buku ini menginspirasi saya untuk mencari kebenaran mengenai sejarah Indonesia.



Buku Inspirasi 2015

Di tahun 2016 ini, saya menargetkan one month one book tentunya didasarkan dengan keinginan saya mengikuti reading challenge tahun ini yakni 15 buku pada goodreads.

Ga banyak sih yang penting otak dapat nutrisi membaca hehehe. Siapa sangka ternyata pak Boss memberikan 4 buku ke saya meskipun 2 buku sudah saya baca ketika SMP dan SMA (Harry Potter). Untuk 2 buku lainnya ada 1 yang sudah pernah saya posting disini tentang Kepribadian Menurut Tanda Baca .

Pemberian Pak Boss 2016 simpan di Kantor





Sementara koleksi buku yang disimpan dirumah tahun 2016 ini masih sedikit, 2 buku diantaranya merupakan pemberian yaitu Hope merupakan oleh-oleh dari suami yang ga pulang-pulang macam bang Toyib hehehe. Dan buku Dae-Ho's pemenang giveaway mba Intan.

Koleksi Pribadi 2016

Sekian buku yang bertumpuk ada 1 buku menginspirasi saya di tahun monyet api ini. Buku ini berjudul "Sebening Air Perigi Ananda" salah satu buku parenting dengan penulisnya seorang Psikolog perkembangan bu Yeti Widiati. Ketertarikan saya membeli buku ini karena melihat postingan di salah satu dosen saya di Facebook.

Lalu saya mencoba menghubugi bu Yeti sang penulisnya langsung untuk membeli. Berhubung mencetak sendiri maka harganya pun lumayan Rp 85.000 dengan 263 halaman. Teman saya sampe bilang "buset buat buku doank 85ribu sayang banget tapi bagi saya yang sudah terlanjur jatuh hati tentu tidak akan mempermasalahkan harga (gaya bet hahaha).

Buku ini membahas beragam topik terkait parenting, pendidikan dan psikologi yang mengacu kepada filosofi sedehana. Bahasan bukunya meliputi :
  • Bagaimana menjadi orangtua pada era digital
  • Bagaimaana menyiapkan diri menjadu orangtua idaman anak
  • Cara memperbaiki kualitas komunikasi orangtua kepada anak
  • Menjawab berbagai pertanyaan populer seputar pengasuhan anak 
Bagi saya pribadi isi tulisan bu Yeti ini mudah dipahami dengan topik bahasan sehari-hari jadi ketika saya membaca setiap bab-nya berasa bercermin karena memang menurut penuturan sang penulis, dimana tulisan ini terinpirasi dari pengalamannya sehari-hari sebagai orang tua yang salah satu anaknya ABK (anak berkebutuhan khusus) yakni Crouzon Syndrome (kelainan perkembangan tulang kepala) dan sebagai seorang psikolog perkembangan.

Beberapa bahasan dalam buku ini juga menjadi inspirasi saya dalam menulis di blog ini seperti : Istilah Kurang Piknik,Introvert vs Ekstrovert vs Ambievert,Filosofi Penggali Sumur. Meski sudah selesai membaca tetapi tetap saya buka terus sebagai reminder dalam mengasuh sang buah hati.

Bahasan tentang Full Time Mother (FTM) Vs Working Mother (WM) juga dibahas dalam buku ini. Didalamnya tidak memojokkan dua istilah ini namun penulis melihat kedua hal ini dari sudut pandang beragam masalah anak yang datang kepadanya yang menurutnya bisa juga memwakili populasi masalah yang ada, namun bisa juga tidak mewakili populasi yang sebenarnya. Kesimpulan yang diperoleh bahwa masalah anak tidak langsung terkait dengan apakah ibunya WM atau FTM. 

Setiap masalah anak berdiri sendiri, ia memiliki latar belakang dan penyebab yang unik satu sama lain. Betul, adakalanya kondisi WM yang sibuk dan kurang dapat menyisihkan waktu untuk anak menjadi alasan pada masalah anak. Tapi menariknya, masalah yang sama juga bisa terjadi pada FTM. FTM tidak perlu merasa lebih baik daripada WM karena pada satu titik akan membutuhkan perempuang bekerja seperti dokter kandungan, guru perempuan, perawat perempuan. Sebaliknya WM juga jangan merasa leih baik dari FTM.

Jadi bersyukurlah dan berbahagia menjadi FTM jangan lupa ada saat-saat ntuk kontribusi bagi masyarakat. bersyukur dan berbahagia juga menjadi WM, jangan lupa ada waktu dan perhatian yang perlu kita berikan juga bagi keluarga, anak-anak dan suami kita.

Paragraf di atas adalah cuplikan dari tulisan-tulisan yang ada dalam buku "Sebening Air Perigi Ananda". Dan masih banyak bahasan menarik sesuai dengan kondisi kekinian. Karena itu saya menjatuhkan buku "Sebening Air Perigi Ananda" yang menginspirasi di Tahun Monyet Api ini.