I'm writing about...

Antara Lansia, Demensia dan Afasia


Dear Anakku, setelah 4 hari dinas luar kota lalu report yang menumpuk sebagai pertanggungjawaban pengen banget nulis disini tapi ga ada celah waktu, pas malem uda keburu tepar, ketika weekend kemarin mau sempetin nulis lagi tiba-tiba Engking sakit dan diagnosanya bikin lemes "Stroke Ringan". Padahal awalnya 2 rumah sakit dengan 2 dokter berbeda tidak menyebutkan stroke karena tes yang diberikan tidak menunjukan gejala stroke.

Minggu sore kemarin, menengok Engking dan bunda juga tidak menyangka bahwa itu stroke. Karena Engking begitu lincah berjoget bersamamu namun ketika ditanya mendadak lupa dan hanya senyum simpul. Kemudian keterangan dari Emak kalau Engking juga lupa untuk baca doa kebiasaan sebelum makan. Widih bunda yang sotoy marotoy mengira Engking kena Demensia?lalu semua menangis begitu terpukulnya dengan kondisi Engking yang tiba-tiba lupa semuanya. Tetapi kemudian gejala Enking menunjukan gejala Afasia yakni ketidakmampuan berbicara karena Engking seperti kesulitan untuk mengungkapkan jawabannya hingga memukul bibirnya berulang jika ia kesulitan ngomong.
Sepulangnya dari rumah Engking, bunda menghubungi Tante Itha yang memang ibunya penderita Demensia.


Singkat cerita, diketahui jka ibunya Tante Itha menderita Demensia dengan gejala awal memory loss alias pikun, lupa menaruh benda setelah itu lupa dengan keluarga sampai akhirnya lupa dengan semua. Tante Itha mengira bahwa memang ibunya sudah lansia sehingga dianggap normal. Namun suatu hari ibunya pergi dari rumah dan menghilang. Rumahnya di Kebon Kopi dan ibunya berjalan nyasar hingga ke RS. Dustira, jika rekan-rekan yang tinggal di seputar Cimahi pasti tahu daerah ini. Ibunya sudah disorientasi arah, sudah tidak mengenal siapapun beruntung ditemukan tetangganya yang kebetulan sedang berada disitu.

Kejadian ini membuat Tante Itha akhirnya memeriksakan kondisi ibunya. Awal pemeriksaan dilakukan di RSJ Cisarua, diobservasi oleh beberapa orang dan akhirnya disarankan ke psikiater. Mendapat rujukan ke psikiater maka dibawa dan didapatlah diagnosa Demensia. Hingga saat ini rutin setiap bulan untuk pemeriksaan dan mengkonsumsi obat yang harganya lumayan mahal karena obatnya menghambat untuk tidak parah kelupaannya. 

Berbekal keterangan Tante Itha seperti itu maka bunda menarik kembali kesimpulan awal pada Engking, karena gejala Engking tidak sama. Akhirnya Engking dibawa ke Ahli Syaraf dan didapat diagnosa Stroke ringan karena itu Engking menderita Afasia.

sumber :google
Setelah diagnosa dari dokter, Engking mengkonsumsi obat untuk mengencerkan darah, obat kolesterol maupun obat darah tinggi serta obat pelebar pembuluh darah. Dari gejala yang Engking tunjukan saat ini Engking tergolong Stroke In Evolusi. Jadi stroke in evolusi itu stroke yang baru berjalan dalam artian belum 100% menjadi stroke kalau tidak cepat penangannya bisa memburuk namun masih bisa menuju baik karena sel otaknya belum mati secara luas.
Siapa menyangka bahwa semua ini bisa terjadi tiba-tiba, begitulah takdir Alloh tidak ada yang tahu. Sekarang Engking dalam perawatan baik pengobatan maupun terapi. Semoga lekas sembuh seperti sediakala. Aamiin.