I'm writing about...

Konsultan Vs Waiters

Ada bahasan yang menarik untuk saya share kisah antara Konsultan Vs Waiter, begini kisahnya :
"suatu hari si konsultan pergi ke cafe untuk minum kopi sambil ngerjain tugasnya, lalu ia memilih duduk di pojok kemudian tidur (lah ini mah saya hahaha). Setelah memilih posisi duduk yang nyaman dan mengeluarkan leptop maupun gadgetnya dengan rapih kemudian ia memanggil waiter. "Saya pesan secangkir kopi y mas" (awas loh tanpa sianida hahaha padahal ga ada di skenario cerita realnya :p).

Si Waiter lalu pergi ke belakang menyiapkan pesanan si konsultan setelah jadi si waiter bergegas kembali ke meja konsultan.

Setelah menghidangkan secangkir kopinya, si waiter tidak bergegas kembali ke dapur tetapi ia malah berdiri depan konsultan sambil memandang konsultannya yang tengah sibuk memainkan leptop dan sesekali melihat gadget kembali ke leptop (eaaa..eaaa..eaaa ala Tukul) karena sadar sedang diperhatikan waiter lalu konsultan itu bertanya kepada waiternya "kenapa kamu berdiri dan memandang saya terus?"

si waiter lalu menjawab "saya penasaran apa pekerjaan bapak karena saya lihat bapak asyik dengan leptop dan gadget", si konsultan lalu mengajak waiter itu duduk dan bercerita akan pekerjaannya, " saya ini seorang konsultan" sambil balik bertanya kepada waiter "kamu tahu konsultan?" waiter menggeleng kepalanya, konsultan lalu menjelaskan jika konsultan itu tugasnya membantu perusahaan yang mengalami kesulitan dan cara bekerjanya pun step by step".


Waiter itu menanyakan "step by step itu kayak gimana pak?" dan konsultan mencoba menjelaskan melalui analogi aquarium. 
K : kamu punya aquarium di rumah?
W : Punya pak
K : berarti kamu punya ikan
W : iya pak punya buat apa kalau ga ada ikannya
K : kalau begitu kamu penyayang binatang dunk
W : ya jelas pak sayang
K : kalau gitu kamu juga pasti sayang sama anak-anak
W : wah itu si jelas pak
K : kamu uda punya anak?
W : uda pak 2
K : berarti kamu ga impoten
W : ya jelas pak orang punya anak
K : nah pertanyaan tadi itu yang disebut step by step 

waiter itu mengangguk lalu pamit ke dapur. di dapur ia ditanya oleh temannya C.
C : kamu ngapain lama di meja situ?
W : owh itu loh saya penasaran sama kerjaannya soalnya keren banget pake leptop sama gadget
C : emang apaan kerjaannya?
W : konsultan, kamu ga tau kan apa itu konsultan?
C : ga emangnya apa?
W : itu loh step by step (yang diinget cuman ininya) pasti ga ngerti juga y?oke deh saya jelasin lagi. kamu punya aquarium ga di rumah?
C : ga punya 
W : berarti kamu IMPOTEN
C : lempar kuali (cerita tambahan :p)

Sumber : Google
Oke jadi dari cerita itu apa yang bisa diambil hikmahnya?hahaha tentu bukan masalah impotennya y. Kita bisa bandingin kerjaan Waiter dan Konsultan. Sebagai konsultan ia lebih banyak menggunakan otak ketibang otot dan sebaliknya dengan Waiter. Artinya semakin tinggi level posisinya tentunya kita diharapkan lebih banyak menggunakan analisa berfikir dalam bekerjanya. Jika kita bandingkan lagi dari jam kerja dan sallary, waiter kerja 8 jam dan hanya dapat paling mentok UMR. Sedang konsultan,bisa lebih dari itu dan bisa dibayar perjam luar biasa bukan?

Jadi pilih mana ni?mau jadi kayak konsultan apa mau jadi kayak waiter?itu mah pilihan yak. Istilahnya jadi konseptor dibanding pelaksananya yang mesti cape, kalau konspetor mah duduk namun sambil berfikir keras mengandalkan otaknya. 
Sekian ceritanya semoga bermanfaat ^^