I'm writing about...

Ishihara Test

Sebelumnya sempat bahas Stroop Effect Test kali ini saya akan bahas mengenai alat tes lagi masih berkaitan dengan warna. 

Namanya Ishihara Test atau biasanya dikenal dengan tes buta warna. Di tempat saya kerja saat ini pun masih menggunakan tes ini dalam proses seleksi pun sama ketika di tempat sebelumnya tujuannya apakah kandidat yang melamar buta warna atau buta warna parsial atau tidak buta warna.

Biasanya kandidat cowok ni yang suka ketauan Buta Warna atau  Buta warna Parsial. Kenapa begitu? karena mereka tidak bisa membedakan warna pada saat warna itu dikumpulkan menjadi satu bentuk. Nah loh?ayo cek dari sekarang xixixi. 

Tentang Ishihara Test

Back to Ishihara test, tesnya ga lama kok tergantung individu yang ditesnya kalau yang BW atau parsial uda mesti susah karena dia ga bisa lihat angka yang ada dalam kumpulan warna atau ga bisa ikutin bentuk yang ada didalam kumpulan warna tersebut.

So, kalau buta warna kelar hidup loh? atau gagal cita-cita loh? tentu ga masih banyak jalan menuju roma untuk jadi sukses. 

Jangan pernah salahin takdir apalagi salahin turunan yang nurunin buta warna ini. Karena kita ga pernah tahu bukan rahasia di masa depan xixixi. Gagal menjadi profesi idaman karena Buta Warna masih banyak ko profesi lain. 

Nikmati saja yang Allah atur karena porsinya sudah jelas baik buat kita. buku ishihara yang pertama kali ditemukan oleh Dr. Shinobu Ishihara dari Jepang, isinya kayak gini nih :

Sumber. Google (menyebutkan angka yang didalamnya)

Sumber Google, (menentukan arah dengan cara diikuti arahnya)


Pengalaman Memberikan Ishihara Test Pada Pelamar

Sekarang sudah banyak yang jual buku Ishihara ini, harganya bervariasi ada yang original ada yang bukan. 

Kalau dulu saya sempet beli di toko alat kesehatan tahun 2011 harganya 300/400rban (agak lupa) di Tangerang. Ada yang Ori harganya bisa sampe 4 jutaan.

Nah pengalaman lucu pas tes Buta Warna ini karena pelamarnya banyak dan jaraknya deket dengan meja recuriter jadi ada yang ngapalin jawaban dari peserta yang uda dites hahaha. 

Saya sebagai recruiter juga mesti cerdas ngakalin yang curang kayak gitu akhirnya saya acak halaman bukunya untuk dibaca alhasil ketauanlah dia itu buta warna (maaf yah silahkan dadah2 dan bawa tasnya pulang hehehe). 

Tapi ada juga pelamar yang langsung jujur dan meminta maaf "maaf bu saya ga bisa lihat apa-apa" ketika dia beneran tidak bisa membaca Ishihara test, nah yang begini jauh lebih baik.

Buta Warna Bukanlah Akhir Segalanya

Cerita sedih juga terjadi sama rekan saya sebut saja "Y" saat mau masuk kuliah dia diterima di perguruan tinggi negeri ternama di Indonesia.

Dia yang tidak tahu buta warna memilih jurusan teknik saat UMPTN dan akhirnya lolos UMPTN namun saat ada tes lagi ia harus menelan pil kecewa dan gagal dikarenakan ia buta warna parsial. 

Lantas akhirnya ia masuk ke jurusan lain namun ia bisa perform ga malah terpuruk karena buta warnanya.

Bahkan ia bisa mendapat IPK 4 kece kan? jadi ga perlu langsung down berasa dunia berakhir tapi contohlah "Y" memaksimalkan kelebihannya tanpa mengingat kekurangannya.

Kalaupun ada yang memaksakan masuk dengan kondisi buta warna lebih baik jujur dari diri sendiri berkah ga nantinya kedepannya? apakah bisa membahayakan orang lain dan dirinya sendiri. Apalah arti sanjungan orang lain karena punya profesi mentereng jika kedepannya ada masalah.

Saran saya jika ingin tes buta warna (BW) dilakukan sejak dini agar ketika dewasa sudah prepare untuk mengambil langkah yang sesuai. 

***

Demikian sekilas mengenai Ishihara Test atau tes buta warna semoga bisa bermanfaat y ^^