Sebagai recruiter selain mengadakan psikotes maupun interview maka tugas akhir adalah membuat resume laporan dari kandidat yang sudah lolos tes maupun interview HRD bersama saya.
Seni membuat laporan memang sudah diajarkan ketika masih dibangku kuliah, anak psikologi sudah kenyang dengan laporan dan interpretasi. Biasanya laporan yang saya buat merupakan gambaran singkat sesuai hasil tes combine hasil interview dicocokan dengan kompetensi yang dibutuhkan pada bidang pekerjaan yang dilamar. Integritas sebagai recruiter juga dipertaruhkan pasalnya jika kita tidak kuat iman maka kita akan memberikan laporan palsu yang tidak sesuai dengan actual si kandidatnya.
Banyak tekanan sana sini apalagi jika saya sudah di titipkan kandidat dari para leluhur manajemen. Hasilnya jelek kita di interogasi hasilnya bagus kerjanya ga sesuai pun sama kita yang akan di interogasi sama Usernya. Dimarahin sama User sudah biasa makanya harus tahan mental juga jangan sampe baper-an dikit-dikit nangis dah kayak si George adiknya Peppa hahaha.
Sebagai Recruiter yang jujur (ciyeh ngalem sendiri wkwk) saya ga pernah memberikan hasil yang ga sesuai. Jika si kandidat hasilnya jelek ya saya tidak akan merekomendasikan sekalipun dia titipan sang Dewa kantor (padahal deg2an SP sudah dibenak wkwk) kalaupun nanti tetap dihire si kandidatnya saya akan memberikan satu form yang isinya dari pihak HRD tidak merekomendasikan namun jika dikemudian hari ada sesuatu yang tidak diinginkan maka itu menjadi tanggungjawab user yang menghire-nya ditandatangani kedua pihak.
Berat ya? tentu berat karena recruiter itu pintu depannya perusahaan jadi mesti selektif dalam memilih.
Biasanya setelah psikotes dan interview saya akan menjanjikan waktu maksimal 2 minggu untuk proses selanjutnya yaitu interview dengan user.
Dalam waktu 2 minggu tersebut saya akan selesaikan laporannya untuk diserahkan oleh user dipelajari sama mereka kalau ada yang cocok maka akan dijadwalkan interview bersama mereka.
Nah suka lucu niy kadang ada kandidat yang ga sabaran untuk jadwal interview usernya biasanya mereka nelepon yang nanya ke saya "Halo Mba Herva nasib saya gimana y?kapan jadwal interview selanjutnya?" kalau ada yang nanya gini suka pengen bilang "wani piro?hahaha". Ngomong-ngomong wani piro perlu saya tegaskan disini jika kami sebagai recruiter dalam mengadakan psikotes itu gratis tis tanpa pungutan apapun.
Nah kadang suka ada aza oknum yang nakal mengatasnamakan tim rekrutment menjanjikan si kandidat bakalan lolos tes namun ia memungut bayaran sempat kejadian dimana si oknum minta 500ribu perkepala yang akan tes, gila kan?kalau saya kayak gitu dah kaya kali wkwkwk tapi amit-amit kejujuran itu lebih mahal harganya dibanding 500ribu itu ciyeh *kibas jilbab. Nasib oknum kayak gtu uda pasti ga ada maaf langsung "dikeluarin".
Seni membuat laporan memang sudah diajarkan ketika masih dibangku kuliah, anak psikologi sudah kenyang dengan laporan dan interpretasi. Biasanya laporan yang saya buat merupakan gambaran singkat sesuai hasil tes combine hasil interview dicocokan dengan kompetensi yang dibutuhkan pada bidang pekerjaan yang dilamar. Integritas sebagai recruiter juga dipertaruhkan pasalnya jika kita tidak kuat iman maka kita akan memberikan laporan palsu yang tidak sesuai dengan actual si kandidatnya.
Banyak tekanan sana sini apalagi jika saya sudah di titipkan kandidat dari para leluhur manajemen. Hasilnya jelek kita di interogasi hasilnya bagus kerjanya ga sesuai pun sama kita yang akan di interogasi sama Usernya. Dimarahin sama User sudah biasa makanya harus tahan mental juga jangan sampe baper-an dikit-dikit nangis dah kayak si George adiknya Peppa hahaha.
Sebagai Recruiter yang jujur (ciyeh ngalem sendiri wkwk) saya ga pernah memberikan hasil yang ga sesuai. Jika si kandidat hasilnya jelek ya saya tidak akan merekomendasikan sekalipun dia titipan sang Dewa kantor (padahal deg2an SP sudah dibenak wkwk) kalaupun nanti tetap dihire si kandidatnya saya akan memberikan satu form yang isinya dari pihak HRD tidak merekomendasikan namun jika dikemudian hari ada sesuatu yang tidak diinginkan maka itu menjadi tanggungjawab user yang menghire-nya ditandatangani kedua pihak.
Berat ya? tentu berat karena recruiter itu pintu depannya perusahaan jadi mesti selektif dalam memilih.
Biasanya setelah psikotes dan interview saya akan menjanjikan waktu maksimal 2 minggu untuk proses selanjutnya yaitu interview dengan user.
Dalam waktu 2 minggu tersebut saya akan selesaikan laporannya untuk diserahkan oleh user dipelajari sama mereka kalau ada yang cocok maka akan dijadwalkan interview bersama mereka.
Nah suka lucu niy kadang ada kandidat yang ga sabaran untuk jadwal interview usernya biasanya mereka nelepon yang nanya ke saya "Halo Mba Herva nasib saya gimana y?kapan jadwal interview selanjutnya?" kalau ada yang nanya gini suka pengen bilang "wani piro?hahaha". Ngomong-ngomong wani piro perlu saya tegaskan disini jika kami sebagai recruiter dalam mengadakan psikotes itu gratis tis tanpa pungutan apapun.
Nah kadang suka ada aza oknum yang nakal mengatasnamakan tim rekrutment menjanjikan si kandidat bakalan lolos tes namun ia memungut bayaran sempat kejadian dimana si oknum minta 500ribu perkepala yang akan tes, gila kan?kalau saya kayak gitu dah kaya kali wkwkwk tapi amit-amit kejujuran itu lebih mahal harganya dibanding 500ribu itu ciyeh *kibas jilbab. Nasib oknum kayak gtu uda pasti ga ada maaf langsung "dikeluarin".
Terkadang hasil laporan yang isinya kombinasi hasil tes maupun interview tidak menjanjikan si kandidat tersebut akan bekerja sesuai harapan. Pernah ada kebetulan saya kenal, atasannya complain dengan si Mas P ni kenapa ga bisa bekerja sesuai dengan harapan jika dibandingkan dengan rekan satunya yang sama-sama posisinya.
Saya cek hasil tesnya, hasil tesnya baik-baik saja malah diambang atas. Atasannya balik bertanya lagi kenapa hasil tesnya baik namun tidak sesuai di lapangan. Nah seringkali ada pertanyaan ini timbul, saya masih ingat ketika kuliah dulu ada namanya Teori Medan Kurt Lewin dimana rumusnya B = F( P , E) yaitu B adalah behaviour (tingkah laku), P (personal individu itu sendiri) dan E (environment lingkungan). Based on teori itu saya selalu tanyakan kembali bagaimana lingkungan kerjanya?karena sangat berpengaruh bagi tingkah laku individunya tersebut.
Jika saya mengisi kelas pembelajaran untuk materi Recruitment, saya selalu sampaikan bahwa kita bukanlah Tuhan yang mampu meramalkan individu ini akan bekerja dengan baik atau tidak, jika dikemudian hari ada masalah dengan mereka yang kita rekrut, balik lagi apakah lingkungannya sudah mendukung atau tidak, pernah ada kejadian yang fatal sempat karyawan yang saya rekrut melakukan korupsi (astagfirullah berani2nya dia plakk) nah ini terjadi karena lingkungannya memberikan kesempatan dia melakukan korupsi. Betul banget kata bang napi kejahatan terjadi bukan hanya karena ada niat tapi ada kesempatan.
Kira-kira seperti itu sepenggal kisah saya semoga bermanfaat y. Jadi bersikap baik dan berikan kemampuan kalian sebaik mungkin agar memudahkan saya menulis reportnya :)