Sebagai HR Recruitment tentunya tidak terlepas dengan pekerjaan interview kandidat selepas selesai psikotes. Interview sendiri dilakukan dengan tujuan memperoleh gambaran mengenai calon karyawan, mengumpulkan bukti tentang kompetensi calon karyawan maupun mencari data yang rinci dari pengalaman masa lalu calon karyawan biasanya menggali apa yang dilakukan oleh calon karyawan pada situasi tertentu karenanya interview atau wawancara ini ada tekniknya.
Misalkan jika kandidatnya masih freshgraduate maka saya tidak akan menanyakan pengalaman kerjanya tetapi saya akan tanyakan seputar kegiatan yang ia lakukan selama di kampus, bagaimana cara ia mengerjakan tugasnya meskipun ia aktif dikampus, selain latar belakang pendidikan biasanya saya menanyakan latar belakang keluarganya mengapa perlu? biasanya kita bisa tahu kehidupan sehari-harinya kedekatan dengan orangtua maupun kakak atau adiknya karena pernah saya interview dimana si kandidat tidak tahu pekerjaan ayahnya, kegiatan ibu atau adik dan kakaknya meskipun ia tinggal satu rumah. ckckck sepertinya dia tidak banyak bicara y sampai ga tahu kehidupan keluarganya.
Memang jika menceritakan keluarga adalah hal yang sensitif pernah pula si kandidat menangis ketika saya tanyakan perihal keluarganya. Banyak yang demikian menangis jika sudah ditanyakan perihal keluarga, lalu apakah saya sebagai interviewer ikut menangis?tentunya tidak jika saya ikut menangis takkan selesai interview dalam waktu singkat sedangkan masih banyak kandidat yang mesti di interview.
Bertahun-tahun interview membuat saya terbiasa menemukan berbagai macam kandidat. Biasanya ketika interview juga saya melihat bahasa tubuhnya : ada yang ga mau diam duduknya, ada yang kaku uda kyk pose untuk poto KTP, ada yang suka garuk-garuk padahal saya yakin ga gatel, ada yang injak-injak bumi kakinya, ada yang gemeteran padahal saya uda pasang muka semanis mungkin tetapi tetap saja masih ada yang gugup ketika interview bahkan suaranya ilang saking gemperna kalo kata orang sunda mah.
Saya juga melihat matanya apakah fokus, atau melihat kebawah terus atau keatas terus sepertinya serem banget liat saya atau apakah matanya kompak (maaf kadang user tidak ingin kandidat dengan kondisi mata yang tidak kompak mungkin istilah kerennya strabismus) kemudian melihat cara bicaranya ada yang uda kayak pidato sampe kadang tuh ludah muncrat muncrat, ada yang bicaranya keras kayak ngajakin berantem (ini logat tergantung dari daerah mana ia berasal), ada yang bicaranya lembut sampe nyaris ga kedengeran kadang saya mikir ini saya yang agak budek atau kandidatnya yang belum makan.
Ada pula kandidat yang over PD, ada kandidat yang banyak bicara, saya cuman nanya satu pertanyaan dia tetap cerita kesana kemari tanpa jeda, ada yang hanya menjawab singkat lalu berakhir dengan penolakan, ada yang ketawa-ketawa terus apa mungkin saya kayak badut sampe dia ketawa terus. Semuanya adalah cara mereka untuk meminimalisir kegugupan mereka saat interview.
Kalau dibilang suka dan duka dalam interview mungkin lebih banyak sukanya karena bagi saya melalui interview ini saya bisa menambah wawasan dan mencuri ilmu. Misalnya si kandidat sebelumnya pernah bekerja di PT. X nah dari situ saya bisa mengenal oh ternyata PT. X yang famous itu seperti itu kondisinya, owh gajinya segitu, owh kerjaannya begitu dan lain sebagainya. Dan juga melalui interview ini saya bisa terinspirasi misal ada kandidat punya usaha A ih jadi kepikiran buat saya untuk bisa usaha sama seperti dia. Pokoknya banyak yang saya dapetin dari interview setiap kandidat.
Ditanya tentang dukanya, karena sudah jadi rutinitas maka tak heran saya mengalami kebosanan tingkat tinggi bahkan males untuk dengerin hahaha apalagi kalau suasananya disiang hari abis makan siang mata mengantuk boro-boro mau dengerin dan fokus interview yang ada pengen tidur hahaha dan pernah saya ngantuk banget sampai akhirnya cuman coret-coret ga jelas dikertas giliran ditanyain kandidatnya oke apa ga?gelagapan hahaha..